"Maaf tuan, ada tuan Andika di depan."
Presdir Romy masih diam sibuk melihat beberapa dokumen di depannya, Jeny masih berdiri menunggu jawaban dari Presdir. Sudah lima menit berlalu Presdir masih tetap fokus pada dokumen dokumen itu, Jeny mulai nampak gelisah di berfikir apa ada kesalahan sehingga Presdir nampak acuh.
"Maaf tuan."
"Jeny!" ucap Presdir yang membuat Jeny langsung tertunduk menyadari ada sesuatu yang salah.
"Maaf tuan."
"Apa kau sudah pikun?" nada bicara Presdir yang langsung mengintimindasi Jeny.
"Apa kau sudah pikun hah!" hardik Presdir Romy.
Jeny hanya diam menunduk, dia tahu ini bukan saat yang tepat untuk menjawab pertanyaan Presdir.
"Suruh dia masuk, kenapa kau biarkan dia menunggu hah, aku sudah berpesan padamu kalau Andika datang tak usah kau minta ijin dulu langsung suruh dia masuk bodoh." ucap Presdir dengan nada suara tinggi.
"Baik tuan." jawab Jeny yang langsung keluar untuk mempersilahkan Andika masuk.
"Dasar, kenapa tak bilang dari tadi, bisanya hanya menyalahkan orang." gerutu Jeny sambil berjalan menghampiri Andika di luar.
"Tuan Andika silahkan masuk." ucap Jeny ramah, tanpa membalas omongan Jeny Andika berjalan memasuki ruang Presdir.
"Apa yang mulia menganggap saya bawahan yang mulia sekarang." Andika merasa geram dengan perlakuan Presdir yang membuatnya menunggu.
Presdir berdiri dari kursinya mendengar ucapan geram dari Andika,
"Apakah asisten bodoh itu membuatmu menunggu Andika."
"Hei kesini." Jeny berjalan menghampiri Presdir dengan menyeret kakinya, dia seakan tahu apa yang akan terjadi.
"Oh Tuhan tolong aku." seperti itu pikir Jeny sambil berjalan menghampiri Presdir.
"Minta maaf." perintah Presdir kepada Jeny,
Jeny mengangguk dan langsung bersimpuh di depan Andika.
"Maafkan saya tuan Andika sudah membuat anda menunggu." Andika memandang Jeny, timbul rasa kasihan dalam dirinya kepada gadis di depannya, dia memandang Jeny dengan tatapan tajam tapi ada rasa kasihan dari tatapan itu seolah berkata.
"Untuk apa meminta maaf atas sesuatu yang tak kau lakukan."
"Bangunlah." perintah Andika yang langsung membuat Jeny bangun.
"Keluar!" perintah Presdir pada Jeny.
"Duduk di sini." ucap Andika ketika Jeny hendak meninggalkan ruang Presdir, Jeny bingung, perintah siapa yang harus dia turuti, seakan dia serba salah di posisi saat ini.
Jeny melihat ke Presdir seakan meminta persetujuan atas perintah dari Andika.
"Duduk." ucap Presdir Romy singkat tapi dengan nada yang tidak senang.
"Bagaimana kau akan memulai mengeluarkan anak ku Andika?"
"Yang mulia tidak perlu tahu, cukup melihat saja dan siapkan apa yang saya perlukan."
"Memang apa yang kau perlukan sekarang Andika."
"Saya perlu asisten dari Arsa group yang mengetahui semua hal tentang anak anda dan asisten yang menjadi korban pemerkosaannya."
"Anak saya yang korban karena di jebak." Presdir langsung membantah ucapan Andika dan membela anaknya, mendengar ucapan Presdir Andika langsung melihat ke arah Presdir dengan sorot mata yang tajam.
Presdir terdiam seakan mengetahuinya arti sorot mata dari Andika.
"Diam lah ini bukan saatnya berdebat, ikuti saja apa kataku jika ingin anakmu kembali."
"Baiklah aku akan menyiapkan orang terbaik ku yang akan membantumu dalam menyelesaikan kasus ini." Andika menggeleng, Presdir nampak bingung apa maksud dari Andika.
"Aku tak meminta yang mulia menyiapkan orangnya."
"Lalu apa mau mu?"
"Aku yang akan memilih siapa orangnya."
Presdir mengangguk tanda paham, dia menyadari ini bukan bidangnya dan lebih menyadari lagi siapa orang yang berdiri di depannya.
"Siapa yang kau pilih?"
"Dia." jawab Andika menunjuk Jeny yang duduk di sebelahnya.
Jeny tersentak kaget mengetahui Andika menginginkan yang menjadi asistennya dari Asra group.
"Sa.. saya tuan" ucap Jeny tak percaya apa yang di katakan Andika dan membayangkan bagaimana nasibnya.
"Tak ada yang menyuruhmu bicara bodoh." hardik Presdir mendengar Jeny berbicara.
"Oh Tuhan bagaimana nasibku, menghadapi Presdir saja sudah membuatku takut apa lagi sekarang menghadapi orang seperti tuan Andika yang Presdir sekalipun takut padanya." pikir Jeny dengan ekspresi putus asa di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Yhu Nitha
like4
2020-09-06
1
Triana R
next
2020-08-30
1
Cahya
Lanjut
2020-08-30
0