"Selamat pagi tuan." sapaan ramah dari Lisa ketika memasuki ruangan Andika.
"Ada apa Lisa?" tanya Andika dengan nada suara datar.
"Asisten Presdir Romy ada di depan tuan."
"Suruh tunggu saja di loby."
"Baik tuan."
Lisa pergi meninggalkan ruangan Andika, tak ada orang yang bisa mengganggu Andika pada saat dia menikmati secangkir kopi dan sandwich kesukaannya.
"Nona silahkan tunggu di loby, nanti tuan Andika akan menyusul."
"Baik terimakasih."
- - -
Andika memencet nomor extension untuk menghubungi seseorang.
"Deni."
"Iya tuan."
"Kesini."
Andika sedang bersiap siap untuk pergi menemui Chandra di kantor polisi, dia memanggil Deni untuk memberikan beberapa instruksi.
Deni masuk setelah mengetuk pintu ruangan Andika.
"Permisi tuan."
"Kau urusi kasus yang lain, saat ini aku sedang mengurusi kasus lain yang tidak bisa aku tinggalkan."
"Baik tuan."
"Siapkan mobil aku akan pergi."
"Baik tuan."
"Satu lagi."
Deni menghentikan langkahnya dan berbalik kembali ke arah bos nya.
"Beritahu nona Jeny untuk menunggu ku di mobil."
"Maaf tuan?" Deni bingung dengan perintah Andika, dia bahkan tidak mengenal siapa Jeny.
"Laksana kan seperti biasa jangan banyak bertanya, cari tahu siapa nona Jeny."
"Permisi tuan."
"Arggg tuan selalu begitu apa susahnya menjawab dengan singkat tanpa memberi teka teki." Deni berjalan menuju loby sambil merasa kesal.
Deni keluar dari ruangan Andika, kemudian dia berjalan ke lobby kantor
"Lisa."
Lisa hanya menoleh ketika di panggil oleh Deni.
"Apa kau tahu yang mana nona Jeny?"
Lisa hanya menunjuk menggunakan matanya ke arah seorang wanita yang sedang duduk di sofa loby kantor Andika.
"Argg apa suaramu memiliki batas sehingga kamu jarang bicara." ucap kesal Deni.
Lisa yang mendengar ucapan Deni langsung membalas dengan tatapan tajam ke arah Deni, Deni tak memperdulikan Lisa dan berjalan menuju arah Jeny.
"Semoga kamu bukan orang yang aneh nona, sudah cukup orang aneh seperti mereka." ucap kesal Deni dalam hati.
"Nona Jeny."
Jeny mengangkat kepalanya menuju sumber suara yang memanggil nya.
"Arggggg dia juga aneh." gerutu Deni.
"Siapa yang aneh tuan?" Jeny dengan ramah bertanya kepada Deni.
"Oh tidak nona."
"Tuan Andika meminta anda untuk menunggu di mobil."
"Mobil?" Jeny sedikit bingung dengan perkataan Deni.
"Mobil tuan Andika yang sudah ada di depan, silahkan nona."
"Baik terimakasih tuan."
"Jangan panggil saya tuan panggil saja Deni."
"Kalau begitu jangan panggil saya nona panggil saja Jeny."
"Oh terimakasih Tuhan masih ada orang yang tidak aneh di sekitarku." ucap syukur Deni dalam hati.
Jeny langsung menuju mobil sesuai instruksi Deni, dia masuk ke dalam menunggu Andika, beberapa saat kemudian Andika masuk dan mobil langsung melaju
"Nona Jeny."
"Iya tuan."
"Ingat dan catat dalam pikiran nona ketika aku memintanya, jangan ingat apa yang nona lihat dan nona dengar ketika aku tidak meminta."
"Baik tuan."
Jeny ingin sekali bertanya maksud dari perkataan Andika tapi dia mengurungkannya karena dia tahu tabiat orang yang duduk di sampingnya ini.
"Tuan."
"Jangan bertanya sesuatu di luar batas mu nona, itu hanya akan menyulitkan mu."
"Maaf tuan."
"Ah orang ini benar benar bisa membaca pikiran orang seperti nya." Jeny
Merekapun hanya diam dalam sisa perjalanan menuju kantor polisi, Jeny tidak berani bicara jika dia tidak ditanya, sedangkan Andika masih sibuk dengan laptopnya.
- - -
Chandra sudah duduk di depan Andika dan Jeny, dari penampilan nya Chandra seperti baik baik saja, tapi dari sorot matanya seperti bukan Chandra, ada rasa bersalah dalam sorot matanya.
"Apa kabar tuan Chandra?" Sapa Jeny ramah yang langsung di sambut dengan tatapan dingin dari Andika.
"Maaf tuan."
"Apakah bertanya kabar juga melebihi batas ku, huh dasar aneh" Jeny.
"Apa anda tahu kabar Amanda putra mahkota?" Air muka Chandra langsung berubah ketika mendengar nama Amanda di sebut, air muka yang sebelumnya seolah tanpa semangat dan sorot mata bersalah berubah sedikit memiliki sinar kebahagiaan.
"Cinta memang membuat seseorang menjadi orang lain dan bodoh putra mahkota." Andika mengejek Chandra dengan memanggilnya putra mahkota dan menyebut nama Amanda.
Jeny yang berada di sebelahnya merasa bingung, ingin sekali dia bertanya apa maksud Andika, tapi ucapan Andika membuat nyalinya ciut walaupun hanya sekedar mengeluarkan suara nafasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Trinity Trinityelf
knp org2nya pada aneh2 seh??, dkit2 ditatap tajam..aneh.mau bicara aj,lgsg diintimidasi
2022-09-17
0
Harisa Humania
bagus ceritanya lanjut thor
2020-09-03
1
Triana R
like
2020-09-02
1