Sudah beberapa bulan berjalan Amanda kini sudah bisa beradaptasi dengan baik terutama dengan sifat Chandra.
Tapi Amanda tetap mengingat kesan pertama dari pertemuannya dengan Candra, kesan pertama yang jauh dari cerita orang orang yang pernah dia dengar tentang Chandra bahwa dia orang yang angkuh sombong dan kasar.
"Perkenalkan dirimu." kata Candra setelah via meninggalkan ruangan itu.
"Saya Amanda tuan, saya akan menjadi sekretaris pribadi tuan."
"Berapa usiamu nona?"
Hah apa dia barusan memanggil ku nona.
"23 tahun tuan."
"Hmm."
Amanda masih berdiri di depan Chandra, ada sedikit rasa tenang dalam dirinya setelah mendapat sambutan baik dari Chandra.
"Baiklah, selamat bekerja nona nikmati hari harimu."
"Terimakasih tuan."
Amanda masih sibuk dengan pekerjaan nya, dia juga harus melaporkan semua kegiatan yang dia jalani dan progres dengan Chandra.
"Ingat kau disana hanya untuk menjalankan tugas nona." pesan dari Roy yang selalu di ingat oleh Amanda.
"Nona Amanda."
"Saya tuan"
"Apa yang kau kerjakan setelah pulang kerja?"
"Saya langsung pulang kerumah tuan."
"Nanti tunggu disini temani aku keluar."
"Baik tuan."
"Ternyata tak sesulit yang ku bayangkan mendekatimu tuan."
Hubungan Amanda dan Chandra semakin dekat, setelah ajakan keluar malam itu. Hubungan mereka sudah menjadi perbincangan di kantor Aras group hingga terdengar oleh Presdir Romy.
"Jeny." panggil Presdir Romy pada asistennya.
"Iya tuan."
"Panggil Chandra menghadap."
"Baik tuan."
Jeny tergesa gesa turun ke lantai bawah untuk menemui Chandra dan menyampaikan pesan dari Presdir Romy.
"Maaf Amanda apa tuan Chandra ada."
"Tuan Chandra ada di dalam."
"Ada apa kak Jeny?"
"Presdir ingin tuan Chandra menghadap."
"Baik akan saya sampaikan."
Jeny kembali ke lantai atas, menunggu Chandra di depan ruangannya. Chandra sedang menaiki lift menuju lantai atas untuk bertemu dengan ayahnya.
"Silahkan tuan, Presdir sudah menunggu" Chandra membalas dengan anggukan.
"Ayah memanggil saya."
Presdir berhenti dari pekerjaannya ketika mengetahui Chandra sudah ada di hadapannya.
"Jelaskan kepada ayah semuanya."
Chandra terdiam sebentar, dia tahu apa maksud dari ayahnya, dia sedang memilih kata yang tepat untuk menyampaikan hal itu sehingga tidak membuat ayahnya marah.
"Saya menyukainya ayah."
Brakk.. Presdir Romy menggebrak meja dengan keras mendengar ucapan Chandra, dia berdiri dari kursinya dan menatap tajam Chandra.
"Kau tahu posisimu Chandra!" ucap Presdir Romy dengan nada tinggi.
"Maaf ayah saya benar benar sudah menyukainya."
"Kau masih berani menjawab Chandra?"
"Maaf ayah."
"Lupakan dia, lanjutkan kehidupan mu."
"Maaf ayah."
"Apa kau akan membantahku Chandra."
Chandra terdiam menatap tajam ayah nya, dia berusaha setenang mungkin menghadapi ayah nya, dia tahu masalah apa yang akan di timbulkan nya jika membantah ayah nya.
"Saya tak pernah membantah ayah."
"Kalau begitu turuti perintah ku."
"Saya tidak pernah membantah ayah sebelumnya, tapi kali ini maafkan saya ayah."
"Chandra!" teriakan marah dari Presdir Romy melihat kelakuan anaknya, tapi itu tak cukup membuat Chandra gentar.
"Jangan memaksaku bertindak keras."
"Chandra mohon ayah."
"Jangan pernah memohon untuk hal yang tak penting Chandra."
"Apakah salah Chandra menyukainya."
"Tutup mulutmu!" dengan tatapan tajam Presdir Romy menghampiri Chandra yang masih berdiri tegap di depan nya.
"Kembali ke tempatmu, renungkan kesalahanmu atau gadis itu yang menanggung akibatnya."
Tanpa menjawab Chandra meninggalkan ruangan Presdir, dengan langkah yang berat dia turun kembali ke ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
𝓔𝓴𝓪𝓛𝓾𝓷𝓪♀🍆𝕸y💞👏
aku mampir kak
2020-10-23
0
Elisabeth Ratna Susanti
hadir😍
2020-09-02
1
Cahya
Next
2020-08-30
0