Adrian sedang bersantai di ruang kerjanya, beberapa hari belakangan pekerjaan sangat padat, banyak kasus kasus besar yang harus dia tangani.
"Rendy."
"Iya tuan Adrian."
"Bagaimana pekerjaan mu?"
"Mahesa group sudah mulai goyah, Andika sudah bergerak kemungkinan tinggal menunggu waktu untuk membebaskan tuan Chandra."
"Simpan kartu as kita sampai Andika datang untuk meminjam nya."
"Iya tuan Adrian."
"Lanjutkan pekerjaan mu."
Rendy asisten sekaligus pengawal Adrian, di juluki sebagai robot yang sempurna, dia selalu ada di mana Adrian berada, hanya mematuhi perintah dari Adrian, Adrian sangat mempercayai dan mengandalkan Rendy dalam semua hal, tak ada keraguan ketika Rendy sudah menerima perintah.
- - -
Andika memasuki ruang Presdir Romy ketika Presdir sedang memarahi Jeny.
"Bodoh."
"Aku membayar mu mahal Jeny, jangan pernah melakukan kesalahan sekecil apapun."
"Apa anda sedang tidak ada pekerjaan yang mulia, sehingga anda memarahi nona Jeny"
"Hahaha sepertinya kau sudah sedikit tertarik dengannya Andika"
Jeny terkejut mendengar ucapan dari Presdir Romy.
"Hah, manusia es itu tertarik denganku." Jeny
"Ada apa kau menemui ku Andika?"
"Ada yang perlu saya bicarakan yang mulia, dan mungkin anda akan berterimakasih kepada saya setelah itu."
"Hahahaha kau memang ******** yang tak pernah berubah."
"Tentang putra mahkota."
Presdir Romy langsung menyuruh Jeny keluar, setelah Andika menyebutkan nama anaknya yang akan menjadi pembahasan.
"Duduk saja di sebelahku nona Jeny."
"Baik tuan." tanpa bertanya pada Presdir Jeny menuruti perintah Andika.
"Kapan Chandra akan bebas." Presdir Romy bertanya dengan penuh harap pada Andika.
"Tergantung putra mahkota."
"Apa maksudmu Andika?"
"Hanya putra mahkota yang bisa mengeluarkan dirinya sendiri dari sana."
"Tak usah berbelit belit langsung jelaskan dengan mudah."
"Saya rasa anda baru saja menganggap saya anak buah anda yang mulia."
Jeny berusaha menahan senyum ketika mendengar percakapan Andika dan Presdir Romy, sepertinya Andika tahu, selama ini Jeny ingin membalas ucapan Presdir Romy, selama Jeny bekerja pada Presdir Romy hanya Andika saja yang berani mempermainkan Presdir Romy.
"Apa kau lihat berita hari ini tentang Mahesa group Andika."
"Anggap saja itu sebagai uang muka dari bayaran mu."
Andika hanya tersenyum sinis menjawab ucapan Presdir Romy, Andika tentu tahu kondisi Mahesa group sedang goyah dengan nilai sahamnya yang anjlok drastis.
"Jadi bagaimana kabar pekerjaan mu setelah aku memberi uang muka."
"Hanya putra mahkota yang bisa membebaskan dirinya yang mulia."
Presdir Romy ingin berteriak memaki Andika, tapi dia menahan diri untuk melakukan itu, dia saat ini sedang membutuhkan Andika.
"Bisa jelaskan agar aku paham dengan kata katamu Andika." Presdir Romy melunakkan suaranya.
"Hahahaha yang mulia tidak pantas berkata dengan nada yang halus."
"Baiklah yang mulia dengarkan saya baik baik."
Presdir Romy mengangguk tanda paham dan setuju pada Andika.
"Putra mahkota melakukan semua atas kemauannya."
"Mahesa memang mengirim Amanda sebagai salah satu senjata untuk menyerang anda melalui putra mahkota."
"Apa anda tau kesimpulan dari semua ini yang mulia?"
Andika menatap tajam Presdir Romy seakan mengulitinya hidup hidup, Presdir Romy masih terdiam memikirkan maksud dari semua kata kata Andika, Presdir Romy teringat suatu hal.
"Selesaikan semua ucapanmu, aku akan memberitahu semuanya setelah itu."
"Hahahaha." tawa Andika membuat Jeny menggeser posisi duduknya, Jeny merasa takut mendengar suara tawa dari Andika.
"Kesimpulan semuanya, andalah penyebab semua masalah ini yang mulia." Presdir Romy terdiam, Jeny melirik Andika dengan ekspresi yang bingung sedangkan Andika tersenyum penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Tampan
Aku dah mampir ya thor, 10 like dan Rate+5 sdh mendarat
2020-08-31
1
LiNa BelLa
haii aku uda mampir
uda rate dan bom like
mampir di karyaku
GADIS IDAMAN
2020-08-31
2
Cahya
lanjut
2020-08-30
1