"Kamu kenapa tidak mengabarkan aku?. Sudah jelas aku menunggu kamu semalaman." Ujar Luthfi pada Fira.
Pagi-pagi Fira datang kerumah Luthfi sambil membawakan sarapan. Kemaren hingga malam dia tidak jadi datang kerumah Luthfi.
Dan pagi ini pukul setengah tujuh dia datang dan langsung masuk kamar Luthfi. Sedangkan Luthfi masih tiduran, karena tidak bersemangat bangun dan pergi bekerja.
"Maaf bang, kemaren sampai di kosan sepulang dari salon aku memang akan datang kesini. Tapi perutku sakit sekali, dan ternyata tamu bulananku datang.
Mungkin karena aku minum obat, aku ketiduran dan tidak sempat mengirim pesan pada abang." Ujar Fira memelas.
Tahu kalau Luthfi marah. Karena tidak dia jadi datang untuk melayani Luthfi. Sedangkan dia tahu Luthfi pria yang berlibido tinggi. Kalau tidak tersalurkan pasti akan uring-uringan. Marah sepanjang hari.
"Aku sangat pusing. Kamu pulang saja." Usir Luthfi.
Lalu membelakangi Fira yang duduk di sisi tempat tidur Luthfi. Karena dia beranggapan kalau tidak ada gunanya juga Fira berada di kamarnya.
"Jangan diamkan aku bang. walaupun aku tidak bisa melayani abang, tapi aku bisa memuaskan abang.
Apa abang mau seharian ini aku puaskan?. Kalau iya aku minta izin lagi hari ini tidak masuk mengajar. Abang juga bisa izin tidak bekerja hari ini." Ujar Fira.
Dia langsung mendekat dan membalikan tubuh Luthfi hingga Luthfi tidur telentang. Dan langsung duduk di pangkal.paha Luthfi.
"Siap?" Tanya Fira.
Memandang Luthfi dengan mengoda.
Jantung Luthfi berdetak kencang. Bagaimana tidak. Fira setengah telanjang, tubuh atasnya hanya memakai dalaman, alias bra tanpa tali.
"Walau tamu bulanan datang. Tapi tubuh atasku masih bisa memuaskan abang. Jangan cemberut begini." Ujar Fira beraksi.
Luthfi yang uring-uringan dari semalam, dan tidak bersemangat untuk bangun. Tidak tahan untuk mendesah, saat Fira mulai beraksi.
hingga Luthfi terkulai lemas saat tubuhnya tidak henti mengeliat.
"Bagaimana bang. Apa terus lanjut?" Tanya Fira.
"Ah sudah. Aku mau pergi bekerja dan tidak jadi libur. Tapi kamu janji kalau nanti sore tunggu aku pulang bekerja." Ujar Luthfi.
"Baik bang. Aku juga mau bersiap ke sekolah. Masih sempat kok." Ujar Fira.
"Baiklah kita mandi bareng saja, biar cepat selesai. Kita bersama saja nanti berangkat." ujar Luthfi.
"Aku berangkat sendiri saja bang. Selain aku berangkat cepat dari abang. Nanti tetangga kepo. Tidak enak jadi bahan gosip." Jawab Fira.
Luthfi mengangguk paham. Diapun tidak mau jadi bahan gosip tetangga.
Maka merekapun mandi berdua, dengan cepat. Karena sudah hampir pukul tujuh.
Fira dengan kilat mandi dan berpakaian. Biasa dia berangkat pukul tujuh. Tapi karena olahraga pagi, dia berangkat hampir pukul setengah delapan.
Dan Luthfi berangkat setengah delapan lewat, setelah memakan sarapan yang dibawa Fira tadi pagi.
Luthfi berangkat bekerja, dan tidak lupa mengunci pintu. Karena kedua orang tua dan Sari adiknya sudah berangkat pukul enam pagi.
.
"Luthfi. Aku lihat kamu semakin hari semakin kusam saja?. Dan juga agak kurusan." Ujar teman kerja Luthfi.
Siang itu Luthfi dan teman satu kantornya sedang makan siang di kantin kantor. Mereka makan sambil berbincang santai.
Luthfi dan teman-temannya sering makan siang di kantin. Baik yang bawa bekal atau yang beli makanan di kantin.
"Iya benar. Beberapa bulan belakangan kamu juga sering telat masuk kantor, baju juga kusut. Juga tidak pernah bawa bekal makan siang.
Apa istrimu tidak memperhatikan kamu lagi?. Sibuk dengan kerja jahitannya?. Hingga tidak ada waktu untuk mengurus kamu dan kebutuhan kamu." Tambah yang lain.
"Aku sudah pisah dari Alisha. Dan sekarang aku tinggal.di rumah orang tuaku." Jawab Luthfi jujur.
"Hah sudah cerai?!".
"Kapan?"
"Yang benar?"
Beberapa teman yang duduk di meja panjang bersama Luthfi kaget mendengar ucapan Luthfi.
"Kapan kamu cerai?. Apa benar karena istri kamu tidak punya waktu untuk kamu karena dia sibuk dengan jahitannya?" Tanya salah satu teman Luthfi.
"Tidak. Alisha tidak lupa kok kewajibannya sebagai istri.
Walau setahun belakangan dia ambil jahitan banyak, dia tetap tidak lupa tugasnya. Hanya dia lebih sering kecapek an saat malam hari." Jelas Luthfi.
"Hanya aku sudah bosan saja dengan dia. Tidak ada kelebihan yang membanggakan diriku. Monoton saja dari hari kehari.
Dia sudah tidak menarik lagi di mataku, kusam dan pucat. Karena jarang keluar. Keluar hanya pagi jika ada keperluan kepasar." Tambah Luthfi.
"Maksudnya Alisha tidak mengerti keinginan kamu?. Apa dia tidak tahu yang kamu inginkan?.
Tapi yang aku lihat Alisha sangat telaten mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Pintar masak, rumah selalu rapi juga pintar menjahit untuk mencari uang tambahan sambil menjaga anak.
Hal apa yang membuat kamu tidak bangga padanya.?" Tanya yang lain.
"Iya. Alisha sering menjadi panutan bagi para istri kita. Baik, sabar. Juga tidak pelit ilmu." tambah yang lain.
Heran mendengar ucapan Luthfi. Padahal selama ini yang mereka kenal, Luthfi dan istrinya sangat harmonis. Tidak pernah ada konflik yang mereka dengar.
"Benar. Semua yang ada di rumah dia kerjakan dengan baik. Aku salut dengan Alisha.
Makanan tidak pernah telat terhidang, rumah selalu rapi walau jahitannya menumpuk.
Tapi karena sibuk jahitan itu Alisha tidak memahami urusan ranjangku. Dia sering kecapekan tiap malam.
Padahal aku sangat butuh dia saat malam. Tapi dia malah tertidur karena kecapek an." Hawab Luthfi.
"Ya kalau istri kamu kecapek an karena terlalu sibuk dengan jahitannya. Ya kamu suruh stop, atau kurangi ambil jahitan.
Pasti dia tidak akan lelah karena jahitan tidak menyita waktunya." Ujar yang lain
"Benar. tambah jatah uang belanja buar dia bisa merias diri." tambah yang lain.
"Benar. Jika ingin istri cantik, modali. Jangan biarkan dia bekerja. Dia cukup melayani kita sebagai suami.
Jika bosan melihatnya berarti kita yang salah. Kenapa kita tidak memperhatikannya dan mengingatkan agar dia berubah. Sesuai yang kita inginkan.
Kalau mau di layani malam sebelum tidur, hibur dia dengan ucapan penyemangat. pasti dia akan bersemangat." tambah teman Luthfi yang kebih senior.
Yang lain mengangguk mendengar ucapan si senior itu.
"Satu yang harus kita ingat sebagai suami. Jika kita menuntut istri fokus memperhatikan kebutuhan kita kapanpun, jangan biarkan dia bekerja atau punya kegiatan.
Jika kita Cinta dan menyayangi istri, itu tidak masalah besar jika istri punya kesibukan. Apalagi sibuk dengan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak. Juga sebagai wanita karir." tambahnya.
"Tapi kita sebagai suami tentu butuh istri yang bisa memuaskan ranjang kita. Jangan hanya sibuk mengurus rumah dan anak." ujar Luthfi tidak mau kalah.
"Berarti kita yang salah, tidak mengerti istri. kalau mau dilayani istri tanpa dia capek karena kesibukan pekerjaan rumah tangga.
Ya cari pembantu buat mengurus rumah dan anak. Juga larang dia bekerja untuk ikut mencari uang tambahan.
Pasti dia punya waktu dan tenaga untuk memuaskan kita." tambah sang senior.
Luthfi tidak bisa menjawab. Juga tidak membantah. Karena dia yang setahun lebih memotong uang belanja istrinya, hingga istrinya sibuk menjahit untuk mencari tambahan belanja.
Tapi dia tidak mengakui kesalahannya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
yantie_reina
luthfi laki2 kurang bersyukur, geregetan pengen tak bogem
2024-03-29
2