BAB 7

Seperti yang di katakan Luthfi. Seminggu setelah perginya Luthfi dari rumahnya. Siang itu Alisha mendapatkan surat panggilan sidang perceraian dari pengadilan agama.

Dan sesuai kesepakatan Alisha tidak datang menghadiri sidang itu. Dia lebih menyibukan diri dengan menjahit dan mengurus kedua putrinya.

Bu guru Meri masih terus menjemput kedua putrinya untuk berangkat kesekolah. Dan pulang juga akan diantar.

Sekolah putrinya tidak terlalu jauh, sekitar sepuluh menit dengan mengunakan motor. Karena sekolahnya menyebrang jalan besar. Dan bu Meri menggunakan motor kesekolah. Membuat Alisha sedikit tenang melepas kedua putrinya pulang pergi kesekolah dengan bu meri.

Bu Meri mengontrak rumah yang ada di samping rumah Alisha. Dia tinggal dengan sepupunya yang bekerja di toko kosmetik sebagai sales kosmetik.

"Alisha. Kamu jadi pergi ke pasar nanti?" Tanya Bu Meri pagi itu.

Saat menjemput kedua putri Alisha.

"Iya kak. Benang sama kain furing buat seragam bu Linda belum di beli. Nanti aku pergi ke pasar sekitar pukul sembilan." Jawab Alisha.

Sekarang Alisha memangil kakak pada bu Meri. karena bu Meri yang minta.

"Apa kamu mau pakai motor ku. Biar cepat." Tawar Kak Meri.

"Tidak usah kak. Naik ojol saja." Tolak Alisha.

Karena dia hanya sebentar ke pasar. Juga akan sudah kak Meri mengantar motornya.

"Sebaiknya kamu perbaiki motor kamu itu. Biar mudah untuk ke pasar.

Atau kamu tukar tambah motor itu di bengkel langgananku." Usul kak Meri.

Alisha memang mempunyai motor matic. Dibelikan oleh Luthfi motor bekas. Dan waktu itu rusak. Sudah beberapa kali masuk bengkel, tapi tidak pernah bisa di pakai. Hanya dipakai seminggu sudah rusak lagi. Hingga Alisha membiarkan saja motor itu.

Mungkin waktu itu Luthfi yang selingkuh, tidak ada niat untuk memperbaiki atau menganti motor istrinya. Malah selingkuhan nya yang di kreditkan motor baru.

Alisha yang hanya di jatah kurang separo dari belanja yang biasa di berikan Luthfi tentu tidak sanggup untuk membawa ke bengkel. Uang hasil kerja menjahitnya hanya cukup untuk biaya rumah tangga. Dan dia tabung sedikit untuk biaya tidak terduga. Dan juga motor tidak begitu di butuhkan segera.

"Boleh juga di jual kak. Mana tahu bisa nambah uang untuk beli motor seken lagi, untuk pergi ke pasar." Ujar Alisha.

Sekarang dia memang membutuhkan motor untuk kesehariannya. Baik untuk kepasar untuk membeli keperluan menjahit, juga untuk mengantar jemput jahitan kodian ke konveksi. Karena sekarang Alisha juga mengambil jahitan kodian untuk penambah uang belanja.

"Biar aku cari tahu dari bengkel langganan. Mana tahu dia juga bisa carikan motor seken untuk gantinya." Ujar kak Meri.

"Iya. Terima kasih atas usulannya kak. Kaka memang yang terbaik." Ujar Alisha.

"Uh kamu. Kalau ada maunya bilang aku baik." Ujar Kak Meri.

Dia menuju motornya, karena kedua putri Alisha baru saja datang dari dalam rumah. Siap untuk berangkat ke sekolah.

Ternyata kak Meri bergerak cepat. Sorenya orang bengkel datang untuk melihat dan menjemput motor Alisha.

Mereka terlebih dahulu menjemput kak Meri di rumahnya. Baru datang kerumah Alisha.

"Kalau melihat body motornya harganya bisa tinggi ini kak. Pajak hidup, body bagus.

Tapi kita cek dulu mesinnya. Mudah-mudahan tidak terlalu parah rusaknya." Jelas orang bengkel langganan kak Meri.

"Kalau bisa dapat ganti motor yang lebih bagus. Dan jangan yang sudah rusak seperti motor ini." Pinta kak Meri.

"Aku usahakan kak. Waktu itu ada teman mau jual motor, tahun tinggi dan tangan pertama.

Mudah-mudahan masih ada." Ujar orang bengkel itu.

"Aku bawa dulu ke bengkel ya kak, dan nanti aku kabarkan kerusakan nya." Ujar orang bengkel itu.

"Baik bang." Jawab Alisha.

Dia berharap motornya bisa di perbaiki. Atau bisa di jual untuk di belikan motor. Walau bisanya beli motor seken. Dan tidak terlalu banyak menambah uang jika tukar tambah.

.

Dua bulan sudah berlalu. Setiap surat panggilan dari pengadilan untuk sidang perceraiannya, Alisha tidak sekalipun datang. Karena dia tidak mau memperpanjang masalah.

Dia berharap dengan tidak datangnya dia ke persidangan. Akan cepat surat cerainya keluar, karena tidak ada mediasi atau perdebatan tentang harta atau sejenisnya.

Untuk anak, Alisha sudah bilang tidak akan memberikan pada Luthfi. Dan Luthfi pun setuju. Karena Luthfi pernah bilang waktu itu, dia tidak ingin diganggu kesenangannya oleh anaknya.

Makanya Alisha cukup tenang. Anaknya akan ikut dengannya.

Sedang sibuk mengerjakan jahitan tiba-tiba datang dua orang tamu yang tidak Alisha kenal. Dia sedikit was-was. Mana tahu sales atau penipu berkedok sales yang berpakaian rapi.

Satu wanita dan satu laki-laki. Yang wanita masih muda, mungkin seumuran dengan Alisha, dan yang laki-laki sekitar umur empat puluhan.

"Maaf menganggu kak. Apa di sini rumah ibu Alisha?." Tanya sang Wanita.

Setelah mereka mengetuk pintu. Dan Alisha menemui mereka di teras.

"Iya mbak. Saya Alisha." jawab Alisha.

"Alhamdulillah.

Bisa kita bicara sebentar Bu?. Kami dari pengadilan agama.

Saya Lala dan ini bapak Fajar." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Oh iya. Silahkan masuk dulu pak, mbak." Ujar Alisha menyuruh tamunya masuk.

Lalu Alisha menjamu tamunya dengan aur mineral yang biasa dua sediakan di rumah. Untuk pelangan yang memakai jasa jahit nya datang.

"Tidak usah repot bu. Kami kesini ada hal yang ingin kami tanyakan perihal sudang perceraian." Ujar tamu wanita Alisha.

"Baik mbak Lala. Apa ada masalah dengan sidang perceraiannya?" Tanya Alisha duduk di sofa di seberang tamunya duduk.

"Tidak ada mbak. Kami hanya ingin menemui bu Alisha.

Begini. Sidang perceraian yang di ajukan suamu ibu sudah berjalan beberapa kali. Tapi kami yang di tugaskan menangani sidang ibu merasa heran.

Kenapa ibu tidak pernah sekalipun hadir. Ibu bisa mengajukan hak ibu dan anak-anak. Dalam suatu perceraian harus ada tanggung jawab seorang ayah pada anaknya dan itu harus di ajukan ibu sebagai yang mengasuhnya.

Bu Alisha juga bisa minta harta gono gini untuk jaminan masa depan ibu dan anak-anak." Jelas mbak Lala.

Alisha mengangguk paham. Tapi dia tidak mau meminta. Pasti nanti akan jadi bumerang baginya. Dan akan di hina oleh mantan suaminya.

"Terima kasih mbak Lala sudah mengingatkan.

Tapi maaf. Saya bukan tidak butuh biaya buat anak-anak. Tapi saya hanya ingin tidak ada masalah nanti setelah perceraian terjadi.

Saya hanya ingin anak ikut dengan saya. Karena hanya anak sebagai penenang hati saya.

Dan mengenai harta gono gini, kami tidak punya bu. Rumah ini rumah orang tua saya. Suami juga hanya punya motor." jelas Alisha.

Kedua tamu Alisha mengangguk paham dengan alasan Alisha.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yati Syahira

Yati Syahira

kismin ya lufti tapi.arogan

2024-05-19

0

Uthie

Uthie

Wong kere belagu 😝

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!