Seperti yang di katakan Luthfi. Seminggu setelah perginya Luthfi dari rumahnya. Siang itu Alisha mendapatkan surat panggilan sidang perceraian dari pengadilan agama.
Dan sesuai kesepakatan Alisha tidak datang menghadiri sidang itu. Dia lebih menyibukan diri dengan menjahit dan mengurus kedua putrinya.
Bu guru Meri masih terus menjemput kedua putrinya untuk berangkat kesekolah. Dan pulang juga akan diantar.
Sekolah putrinya tidak terlalu jauh, sekitar sepuluh menit dengan mengunakan motor. Karena sekolahnya menyebrang jalan besar. Dan bu Meri menggunakan motor kesekolah. Membuat Alisha sedikit tenang melepas kedua putrinya pulang pergi kesekolah dengan bu meri.
Bu Meri mengontrak rumah yang ada di samping rumah Alisha. Dia tinggal dengan sepupunya yang bekerja di toko kosmetik sebagai sales kosmetik.
"Alisha. Kamu jadi pergi ke pasar nanti?" Tanya Bu Meri pagi itu.
Saat menjemput kedua putri Alisha.
"Iya kak. Benang sama kain furing buat seragam bu Linda belum di beli. Nanti aku pergi ke pasar sekitar pukul sembilan." Jawab Alisha.
Sekarang Alisha memangil kakak pada bu Meri. karena bu Meri yang minta.
"Apa kamu mau pakai motor ku. Biar cepat." Tawar Kak Meri.
"Tidak usah kak. Naik ojol saja." Tolak Alisha.
Karena dia hanya sebentar ke pasar. Juga akan sudah kak Meri mengantar motornya.
"Sebaiknya kamu perbaiki motor kamu itu. Biar mudah untuk ke pasar.
Atau kamu tukar tambah motor itu di bengkel langgananku." Usul kak Meri.
Alisha memang mempunyai motor matic. Dibelikan oleh Luthfi motor bekas. Dan waktu itu rusak. Sudah beberapa kali masuk bengkel, tapi tidak pernah bisa di pakai. Hanya dipakai seminggu sudah rusak lagi. Hingga Alisha membiarkan saja motor itu.
Mungkin waktu itu Luthfi yang selingkuh, tidak ada niat untuk memperbaiki atau menganti motor istrinya. Malah selingkuhan nya yang di kreditkan motor baru.
Alisha yang hanya di jatah kurang separo dari belanja yang biasa di berikan Luthfi tentu tidak sanggup untuk membawa ke bengkel. Uang hasil kerja menjahitnya hanya cukup untuk biaya rumah tangga. Dan dia tabung sedikit untuk biaya tidak terduga. Dan juga motor tidak begitu di butuhkan segera.
"Boleh juga di jual kak. Mana tahu bisa nambah uang untuk beli motor seken lagi, untuk pergi ke pasar." Ujar Alisha.
Sekarang dia memang membutuhkan motor untuk kesehariannya. Baik untuk kepasar untuk membeli keperluan menjahit, juga untuk mengantar jemput jahitan kodian ke konveksi. Karena sekarang Alisha juga mengambil jahitan kodian untuk penambah uang belanja.
"Biar aku cari tahu dari bengkel langganan. Mana tahu dia juga bisa carikan motor seken untuk gantinya." Ujar kak Meri.
"Iya. Terima kasih atas usulannya kak. Kaka memang yang terbaik." Ujar Alisha.
"Uh kamu. Kalau ada maunya bilang aku baik." Ujar Kak Meri.
Dia menuju motornya, karena kedua putri Alisha baru saja datang dari dalam rumah. Siap untuk berangkat ke sekolah.
Ternyata kak Meri bergerak cepat. Sorenya orang bengkel datang untuk melihat dan menjemput motor Alisha.
Mereka terlebih dahulu menjemput kak Meri di rumahnya. Baru datang kerumah Alisha.
"Kalau melihat body motornya harganya bisa tinggi ini kak. Pajak hidup, body bagus.
Tapi kita cek dulu mesinnya. Mudah-mudahan tidak terlalu parah rusaknya." Jelas orang bengkel langganan kak Meri.
"Kalau bisa dapat ganti motor yang lebih bagus. Dan jangan yang sudah rusak seperti motor ini." Pinta kak Meri.
"Aku usahakan kak. Waktu itu ada teman mau jual motor, tahun tinggi dan tangan pertama.
Mudah-mudahan masih ada." Ujar orang bengkel itu.
"Aku bawa dulu ke bengkel ya kak, dan nanti aku kabarkan kerusakan nya." Ujar orang bengkel itu.
"Baik bang." Jawab Alisha.
Dia berharap motornya bisa di perbaiki. Atau bisa di jual untuk di belikan motor. Walau bisanya beli motor seken. Dan tidak terlalu banyak menambah uang jika tukar tambah.
.
Dua bulan sudah berlalu. Setiap surat panggilan dari pengadilan untuk sidang perceraiannya, Alisha tidak sekalipun datang. Karena dia tidak mau memperpanjang masalah.
Dia berharap dengan tidak datangnya dia ke persidangan. Akan cepat surat cerainya keluar, karena tidak ada mediasi atau perdebatan tentang harta atau sejenisnya.
Untuk anak, Alisha sudah bilang tidak akan memberikan pada Luthfi. Dan Luthfi pun setuju. Karena Luthfi pernah bilang waktu itu, dia tidak ingin diganggu kesenangannya oleh anaknya.
Makanya Alisha cukup tenang. Anaknya akan ikut dengannya.
Sedang sibuk mengerjakan jahitan tiba-tiba datang dua orang tamu yang tidak Alisha kenal. Dia sedikit was-was. Mana tahu sales atau penipu berkedok sales yang berpakaian rapi.
Satu wanita dan satu laki-laki. Yang wanita masih muda, mungkin seumuran dengan Alisha, dan yang laki-laki sekitar umur empat puluhan.
"Maaf menganggu kak. Apa di sini rumah ibu Alisha?." Tanya sang Wanita.
Setelah mereka mengetuk pintu. Dan Alisha menemui mereka di teras.
"Iya mbak. Saya Alisha." jawab Alisha.
"Alhamdulillah.
Bisa kita bicara sebentar Bu?. Kami dari pengadilan agama.
Saya Lala dan ini bapak Fajar." Ucapnya memperkenalkan diri.
"Oh iya. Silahkan masuk dulu pak, mbak." Ujar Alisha menyuruh tamunya masuk.
Lalu Alisha menjamu tamunya dengan aur mineral yang biasa dua sediakan di rumah. Untuk pelangan yang memakai jasa jahit nya datang.
"Tidak usah repot bu. Kami kesini ada hal yang ingin kami tanyakan perihal sudang perceraian." Ujar tamu wanita Alisha.
"Baik mbak Lala. Apa ada masalah dengan sidang perceraiannya?" Tanya Alisha duduk di sofa di seberang tamunya duduk.
"Tidak ada mbak. Kami hanya ingin menemui bu Alisha.
Begini. Sidang perceraian yang di ajukan suamu ibu sudah berjalan beberapa kali. Tapi kami yang di tugaskan menangani sidang ibu merasa heran.
Kenapa ibu tidak pernah sekalipun hadir. Ibu bisa mengajukan hak ibu dan anak-anak. Dalam suatu perceraian harus ada tanggung jawab seorang ayah pada anaknya dan itu harus di ajukan ibu sebagai yang mengasuhnya.
Bu Alisha juga bisa minta harta gono gini untuk jaminan masa depan ibu dan anak-anak." Jelas mbak Lala.
Alisha mengangguk paham. Tapi dia tidak mau meminta. Pasti nanti akan jadi bumerang baginya. Dan akan di hina oleh mantan suaminya.
"Terima kasih mbak Lala sudah mengingatkan.
Tapi maaf. Saya bukan tidak butuh biaya buat anak-anak. Tapi saya hanya ingin tidak ada masalah nanti setelah perceraian terjadi.
Saya hanya ingin anak ikut dengan saya. Karena hanya anak sebagai penenang hati saya.
Dan mengenai harta gono gini, kami tidak punya bu. Rumah ini rumah orang tua saya. Suami juga hanya punya motor." jelas Alisha.
Kedua tamu Alisha mengangguk paham dengan alasan Alisha.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Yati Syahira
kismin ya lufti tapi.arogan
2024-05-19
0
Uthie
Wong kere belagu 😝
2024-05-06
0