"Kenapa tadi Dira dan Dina tidak mau berbicara dengan ayah?!" Tanya omnya.
Kakak ipar Alisha.
Mereka sedang berada di atas mobil abang ipar Alisha. Yang membawa mereka menuju kampung tempat tinggal orang tuanya. Juga kakanya ini.
"Aku takut lihat ayah om. Seperti ada yang menjaga ayah." Jawab Dira.
Membauat Alisha dan kakaknya yang duduk di jok depan melihat kearah Dira. Anak bungsu Alisha dan Luthfi yang duduk di jok tengah bersama Alisha.
"Aku lihat di belakang ayah ada yang duduk. Melotot padaku. Tapi tidak terlihat wajahnya karena rambut panjang menutup wajahnya.
Hanya matanya saja yang merah." Tambah Dira.
"Kamu melihatnya Dira?" tanya abang ipar Alisha.
Melihat Anak adik istrinya melalui kaca yang ada di tengah depan.
Lalu menepikan mobilnya yang sedang dia kemudikan. Mencari sisi jalan yang lapang. Menghentikan mobilnya dengan.
"Iya om. Aku melihat tubuh penuh rambut panjang. Hanya matanya saja yang terlihat." jawab Dira.
"Apa abang melihat yang Dira lihat?" Tanya kakak Alisha.
"Iya. Aku juga melihatnya." Jawab Abang ipar Alisha setelah terdiam sebentar, menatap Dira yang duduk di jok tengah.
"Tadi saat aku duduk di teras melihat ponsel dan merokok. aku merasa ada yang memperhatikan aku. Telinggaku berdenging.
Saat aku melihat sekitaran rumah sampai ke jalan depan rumah, aku melihat Luthfi yang duduk di atas motornya.
Benar ucapan Dira. Luthfi diiringi sesosok berbulu, bermata merah. Yang aku yakin itu kiriman guna- guna untuk membuat Luthfi melupakan anak dan istrinya.
Buktinya Dira yang dapat melihatnya di pelototi." jelas abang ipar Alisha.
membuat Alisha dan kakaknya merinding. Apalagi saat ini hampir magrib. Sudah lebih satu jam perjalanan.
"Sejak kapan Dira bisa melihat yang mengiringi ayah?!" Tanya abang ipar Alisha.
"Semenjak ayah sering pulang malam. Setiap pagi waktu kami akan berangkat sekolah bersama bu guru Meri.
Ayah keluar kamar bunda. Tapi waktu itu aku kira ayah yang belum mandi, rambutnya kusut.
Tapi tadi itu ada matanya. Dan aku di pelototi. Aku takut. Saat aku tanya kak Dina, apa melihat mata merah di belakang ayah kak Dina tidak tahu." Ujar Dira.
Lalu memeluk Alisha. Dengan mata berkaca-kaca. Terlihat ketakutan.
"Jangan takut. Dira harus berani.
Kalau Dira bisa melihat yang tidak kak Dina lihat, betarti Dira spesial. Dan Dita harus bisa menahan ketakutan itu. Sebab kalau Dira takut. Nalah Dira nanti yang sakit." Jelas abang ipar Alisha.
"Jangan takut ya. Berarti om ada teman. Bisa melihat yang tidak bisa orang lain lihat." tamban abang ipar Alisha.
"Om juga lihat tadi?" Tanya Dira.
"Iya. Dan tadi om balas melotot juga. Karena om harus berani.
Nanti jika Dira melihat yang aneh, jangan pernah takut. Karena kebaranian akan membuat Dira kuat." Ujar abang ipar Alisha memberi keponakannya semangat.
Karena dia tahu, bocah yang baru berusia tujuh tahun lebih itu belum tahu kalau dia bisa melihat yang kasat mata.
Dan dia harus di bimbing agar bisa mengendalikan diri. Dan tidak takut saat sesuatu datang tiba- tiba. Hingga bisa merusak mentalnya.
"Dira sepertinya butuh seseorang yang bisa membimbingnya. Agar bisa paham dengan kelebihannya.
Jangan seperti aku dulu. Aku bahkan hampir depresi waktu hanya aku yang melihat yang aneh-aneh, temanku tidak." Ujar abang ipar Alisha.
"Dan aku rasa abang yang harus membing Dira. Biar dia tidak terkejut." Ujar kakak Alisha.
"Akan aku usahakan. Kita harus bicarakan dengan ayah dan ibu. Baik masalah ini, juga dengan kelebihan Dira ini." Ujar abang ipar Alisha.
Lalu mereka melanjutkan perjalanan, setelah berhenti sholat magrib di mesjid tepian danau. Kampung ibu Alisha sekitar setengah jam lagi sampai.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Uthie
serem iihhh...
2024-05-06
0