Luthfi yang berlalu dari rumah mantan istrinya, membawa motornya sedikit ngebut. karena dia kesal mendengar ucapan mantan kakak iparnya itu.
"Bilang saja kalau kalian tidak suka aku menceraikan adik kalian. Aku sudah tidak cinta lagi dengan adik kalian yang kampungan itu.
Tidak bisa merias diri, juga tidak pandai memuaskan suami." Oceh Luthfi.
"Dulu aku mau sama Alisha dia wanita solehah dan cantik. Tapi setelah punya anak, dia terlihat kucel dan tidak menarik lagi.
Apalagi jika urusan ranjang, dia sangat monoton. Tidak ada mencoba cara baru dan variasi untuk memuaskanku. Hanya gerakan standar.
Beda dengan Fira. Dia tahu cara memuaskanku. Hingga aku selalu rindu untuk bertemu dengannya.
Aku akui, aku mendapatkan Alisha masih perawan, dan aku yakin kalau hanya aku yang pernah menjamah tubuhnya.
Ah sudahlah. Sekarang aku sudah punya Fira. Yang mengerti aku dan keinginanku.
Tapi aku belum mau menikahinya dalam waktu dekat. Jika aku menikahinya, dia pasti akan seperti Alisha. Akan kurang waktunya untuk diriku. Sibuk dengan pekerjaan dan anak.
Luthfi bermonolog sepanjang jalan. Lima belas menit perjalanan sudah sampai di rumah orang tuanya.
"Fira..." Panggilnya.
Sudah seperti suami memanggil istrinya. Padahal hanya sebagai pelampiasan saja.
Dia yang biasa di sambut oleh Fira setiap pulang bekerja lupa kalau tadi dia meninggalkan Fira di salon. Dia butuh pelampiasan saat ini.
Karena sepanjang perjalanan tadi di atas motor dia membayangkan dan membandingkan cara Alisha dan Fira melayaninya di atas ranjang, hingga libidonya terpancing saat memikirkannya.
"Fira..." panggilnya lagi.
Melihat sekeliling rumah, hingga kekamarnya. Tapi tidak menemui Fira. Yang dia cari.
Lalu dia mengambil minum di atas meja makan. Mengisi gelas dan meminumnya habis.
Setelah dia duduk sebentar. Baru dia ingat, kalau Fira dia tinggalkan di salon. Untuk perawatan. Katanya untuk menservis dirinya malam ini.
Maka dengan segera dia mandi, membersihkan tubuhnya, biar segar. Juga akan menyambut Fira nanti di kamar.
Dia sengaja mandi berlama-lama untuk menenangkan fikirannya. Pusing memikirkan kejadian tadi. Juga memikirkan Fira yang belum juga datang.
Biasanya sore begini dia akan bermanja dengan Fira. Tapi saat badan dan fikirannya kacau, malah Fira tidak ada.
Bahkan sampai makan malam selesai, Fira tidak menampakkan dirinya di rumah orang tua Luthfi. Membuat Luthfi kesal.
"Apa sidang perceraian kamu ada kendala tadi?" Tanya mama Luthfi.
"Tidak ma. Semua lancar. Bahkan Alisha tidak menuntut apapan.
Hanya pengacara minta aku tidak melupakan kedua putriku. Untuk menemui dan memberi uang sekolah. Tapi tidak tertulis. kapan aku mau saja." Jawab Luthfi.
"Itu tanggung jawabmu. Di minta atau tidak kamu harus memenuhi kebutuhan kedua putrimu. Semampu kamu." Ujar papa Luthfi.
"Statusmu sekarang sudah duda. Papa harap kamu tidak terlalu lama terjerumus ke kubangan dosa.
Papa hanya ingin kamu menikahi Fira. Agar hidupmu lebih tertata dengan baik, tidak seperti sekarang ini.
Kalau Fira jadi istrimu dia akan melayani kamu sepenuhnya. Makanmu, pakaian kamu juga kebutuhan kamu.
Tidak seperti sekarang, haya melayani ranjang kamu saja. Tapi membereskan kamar kamu tidak.
Fikirkan kedepannya kehidupan kamu. Kamu tidak muda lagi, sudah tiga puluh tujuh tahun." Ujar papa Luthfi mencoba mengingatkan lagi.
"Tapi aku tidak ingin punya anak pa. Kalau istri sudah punya anak akan terbagi perhatiannya." Ujar Luthfi, seperti ucapannya kemaren.
"Apa kamu yakin jika tidak menikah Fira tidak akan hamil?. Kalin saja tiap hari melakukannya.
Jangan sampai kamu punya anak di luar nikah. Malu sama Alisha." Ujar papa Luthfi.
"Mama juga tidak mau punya cucu di luar Nikah. Kasihan nanti, jika dia sekolah akan jadi bahan ejekan." Tambah Mama Luthfi.
"Fira pakai kb kok pa. Tidak akan hamil." Jawab Luthfi.
"Ya kalau begitu kamu menikah saja. Kan kalau ber kb juga tidak ajan punya anak. Biar kalian tidak bertambah dosanya." Ujar papa Luthfi.
"Belum di fikirkan pa. Aku saja baru dapat status duda tadi siang. Masa harus langsung menikah.
Aku ingin bebas dulu pa. Jangan paksa aku.
Aku ingin menikmati masa duda yang katanya sangat menarik pa. Bisa mencari kesenangan diri dulu.
Aku juga belum terlalu tua untuk kembali terikat di sebuah pernikahan.
Kalau cepat-cepat menikah, untuk apa aku betcerai. Sama saja berstatus suami." Jawab Luthfi.
Dia yang sedikit kesal karena Fani tidak juga datang. Di tambah petuah papanya yang dia rasa akan mengikatnya.
Dia berdiri untuk kembali ke kamarnya. Dengan wajah yang kesal, marah dan...
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ira Sulastri
Lah heran dg keluarga Luthfi kenapa ga pernah sholat berjamaah, mengaji bersama itu kan salah satu mencegah akan suatu mistis
Anak2 Anisah lebih baik di masukan ke ponpes aja biar terjaga akhlak dan keamanannya, ibunya fokus ke usaha menjahit siapa tau suatu saat bisa buka butik sendiri
2024-01-22
0