Sahabat dan cinta

Sejak tragedi malam itu, hubungan Ansel dan Kama semakin berjalan dengan mulus. Darrel pun sudah merestuinya dan kini mereka tak perlu sembunyi sembunyi lagi untuk bisa berpacaran.

Ansel bahkan tak sungkan main ke rumah Kama secara terang terangan. Bahkan orang tuanya masing masing pun sudah memberikan restu, serta mendukung hubungan anaknya itu.

Hari kelulusan SMA pun sudah berlalu. Kini mereka sudah berkuliah di salah satu kampus ternama. Ansel dan Darrel sudah aktif di perusahaan keluarganya masing masing.

"Cape? " Kama menaruh secangkir teh hangat di atas meja tepat di hadapan Ansel.

Pemuda tersebut mengangguk dengan mata terpejam. Ia menyenderkan punggungnya yang terasa kaku. Seharian ini ia sangat sibuk, di mulai kuliah sampai ikut beberapa meeting di kantornya.

"Sini aku pijitin, " Kama menarik pelan kepala Ansel ke pangkuannya.

Ansel tersenyum, ia merasakan setiap sentuhan lembut Kama di kepalanya. Setelah beberapa lama Kama membiarkan Ansel tertidur di pangkuannya. Ia menggeser pelan kepala Ansel hendak memindahkannya pada bantal. Namun belum juga tangannya sampai pada bantal, Ansel lebih dulu menarik tangan Kama.

"Aku gak mau pake bantal, kamu tetap di sini aja temani aku. " Ansel meletakan tangan Kama di pipinya setelah ia menciumnya lebih dulu.

"Manja, " Kama terkekeh melihat sifat manja kekasihnya itu. Ansel tak menghiraukan ucapan Kama.

"Yank!! " Ansel membuka matanya, ia mendongak menatap Kama.

"Hm.. " Kama mengusap rambut Ansel dengan sayang.

"Kapan sih kamu siap nikah sama Aku, masa sih tiap aku pulang kerja harus ke sini karena pengen manja manjaan sama kamu. "

"Ansel sayang, nikah itu bukan hanya untuk sehari, sebulan atau setahun tapi untuk selamanya. Kamu harus sabar ya, kita masih sama sama muda. Sekarang kita nikmatin aja masa muda kita. Nanti akan ada saatnya buat kita bisa bersatu dalam sebuah ikatan yang sakral dan itu untuk selamanya. " Kama tersenyum hangat pada kekasihnya itu.

"Manis banget sih, " Ansel mencubit pipi gadisnya itu "makin sayang deh. "

PUKK

"Njjir!! " Ansel bangkit seketika, saat sebuah timpukan dari bantal sofa mendarat di dadanya.

"Hahaha.. " Terdengar tawa membahan di ruangan tersebut.

"Bucin, sejak kapan elo di sini ngegombalin ade gue." Darrel mendaratkan bokongnya di samping Kama, tentunya setelah puas tertawa. Ansel memutar bola matanya malas.

"Katanya elo meeting oi, tapi ternyata elo di sini? " ucap Ivan yang ikuy duduk bersama Rio.

"Meeting nya pindah ke sini Van! " Rio masih tak henti tertawa mengingat wajah terkejut Ansel tadi.

"Ck. Rese elo pada, tiap gue ke sini pasti elo pada ngikut. " Ansel menatap satu persatu sahabatnya itu.

"Eh elo lupa ini tempat tinggal gue? " sahut Darrel tidak terima.

"Tempat tinggal kamu itu di apartemen. Mentimun, " jawab Kama pada Darrel tak lupa ia memeletkan lidahnya.

"Apa apa. Mentimun? Apaan tuh Kam?? " Tanya Rio antusias. Ivan dan Ansel menegakan tubuhnya menatap Kama dengan penasaran.

"Ya kan badan dia tinggi banget, malah ngelebihin daddy. Kayak mentimun, daddy yang nyebut dia gitu. " Jelas Kama. Darrel cemberut mendengar perkataan Kama. Sementara ketiga sahabatnya sudah terang terangan menertawakannya.

"Kama udah dong, jangan manggil gue kayak gitu. Geli gue denger nya. " Darrel mengerucutkan bibirnya.

"Gue lebih geli lihat exspresi elo yang so imut gitu!! " Ansel Kembali menertawakannya dengan kedua sahabatnya.

"Rese lo, " Darrel melempar bantal sofa pada ketiga sahabatnya secara bergantian. Akhirnya terjadi kerusuhan di sana, perang bantal tak dapat terelakan.

"STOP!!! " teriak Kama, karena ia tak tahan melihat ruang tamunya berantakan. Ke empat laki laku itu berhenti seketika.

"Beresin! " perintah Kama "kalian pikir gak cape apa mengatur sofa yang berat kek gini. "

"Elo sih, " mereka malah senggol senggolan satu sama lain.

"Beresin gak? " Ke empat laki laki itu akhirnya menurut, mereka membereskan sofa berikut bantalnya.

"Dengar, bulan depan anak om gue, si Arkan mau tunangan di Bali. Elo semua mau pada ikut gak? Sekalian liburan! " Ansel menaikan turunkan kedua alisnya.

"Emang boleh kita ikut, ke acara keluarga elo. " Tanya Ivan.

"Boleh lah kalian kan bukan sekedar sahabat buat gue tapi juga keluarga gue. " Ansel menatap satu persatu sahabatnya. Tiba tiba ketiga laki laki itu berdiri, mereka menubrukan badannya memeluk Ansel yang tengah duduk. Bahkan Kama sampai terpaksa menggeser duduknya dengan bibir ikut tersenyum lebar dan mata berkaca kaca.

"Apaan sih elo pada, lebayy. " Ansel mendorong tubuh itu satu persatu, namun bibirnya tak kunjung berhenti tersenyum "itu cewek gue gak kebagian meluk gue. " Ia menarik Kama mendekat dan segera memeluknya.

"Huuuuu.. " Mereka menyoraki, menoyor Ansel, bahkan Darrel menarik Kama agar lepas dari pelukan Ansel. Namun Ansel tak melepaskan pelukannya, sedangkan Kama malah tertawa di dalam pelukan Ansel.

"*W*e will always be together forever in the bonds of friends and love.. "

Terpopuler

Comments

Alya Alghazalie

Alya Alghazalie

ceritanya selalu 🅚🅔🅡🅔🅝 💙💙💙

2021-02-21

0

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

So sweet banget kalian tuh 💖💖💖

2020-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!