Rumah Kama

Malam hari nya sesuai janji Ansel datang ke rumah Kama. Saat mobil nya berhenti di depan rumah Kama ia melihat mobil Darrel di sana, nagapain juga malam malam begini pemuda itu di rumah Kama? fikirnya. seandainya ia nekad masuk pun sudah pasti ia tak akan bertemu Kama, karena pasti Darrel akan mengusirnya

Ia memilih memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari rumah Kama, dan beruntung saat mobilnya berhenti dari arah belakang ia melihat mobil Darrel melaju melewatinya

Ansel kembali ke rumah Kama setelah di rasa aman dan meninggalkan mobilnya di tempat itu, ia menekan bell rumah beberapa kali, tidak berapa lama seorang asisten rumah tangga membuka kan pintu

"Mau bertemu siapa mas.. " tanya nya sungkan

"Saya mau kete.... "

"Ansel.. " seru Seorang gadis cantik siapa lagi kalau bukan Kama

"Hai.. " Ansel Melambaikan tangannya

"Itu tamu aku bi.. " Kama menunjuk Ansel "Bibi masuk aja, gak papa.. "

"Baik nona.. "

"Sini Sel duduk.. " Kama menarik tangan Ansel duduk di sofa

"Rumah lo sepi banget.. " Ansel melihat sekeliling "orang tua lo pada kemana.. "

"Lagi kencan katanya.. " Kama terkekeh mengingat orang tuanya yang masih saja tetap romantis walau usia mereka yang tak lagi muda

Ansel mengangguk "Tadi gue lihat mobil si Darrel dari sini.. "

"Ya kan Darrel emang tinggal di sini.. "

"Hah Kok bisa .. " Ansel terkejut "Kalian udah sedekat itu ya.. " Nada suaranya mulai lesu

Kama tersenyum manis ia memegang sebelah tangan Ansel "Kita emang deket banget, dari kecil kita gak pernah terpisahkan.."

"Kalo gitu gue udah gak ada kesempatan dong.. " ia menundukan wajahnya

"Kesempatan buat? .. " tanya Kama ambigu

"Buat jadi pacar elo lah.. " jawab Ansel to the point

Kama cukup terkejut dengan ucapan gantle Ansel "Aku gak di bolehin pacaran sama Darrel.. " giliran Kama yang lesu "Apalagi sama kamu.. "

"Aku ngerti kok.. " Ansel mengusap punggung gadis di sampingnya "Gak perlu kamu jelasin aku udah bisa nebak semua ini akan terjadi.. "

Ansel yakin semua ini Darrel lakuin karena ia masih menyimpan dendam masa lalu padanya, tapi tentang hubungan Darrel dan Kama ia sama sekali belum faham. Tapi untuk mempertanyakan nya ia juga seakan enggan

"Kamu tenang aja.. " Ansel beralih memegang tangan kanan Kama "Aku gak minta kamu buat balas perasaan aku kok, aku cukup lega karena aku gak perlu memendam perasaan ini lebih lama lagi.. " Ia tersenyum walau terkesan sedikit di paksakan

Kama menatap getir pemuda di sampingnya, ada rasa kagum padanya karena di saat semua orang tengah memperjuangkan cinta dengan menginginkan setatus sebagai 'pacar' tapi pemuda ini tidak menuntut semua itu darinya

"Gak Ada usah sedih gitu donk.. " Ansel mencolek hidung Kama "Im fine oke.. "

"Thank you for your understanding.. " ucap Kama lirih "Kamu terlalu baik buat aku.. "

Ansel menatap Kama walau hatinya sakit karena Kama lebih memilih Darrel dari pada dirinya tapi dari pancaran mata gadis itu ia tau bahwa gadis yang tengah dihadapannya saat ini juga mempunyai perasaan yang sama dengannya

"Mau jalan keluar.. " Tawar Ansel, Kama memicingkan matanya "Kita cari makan atau sekedar cari angin.. "

"Gak mau ah.. " giliran Ansel yang mengerutkan keningnya "Entar kembung lagi.."

"Hahaha... " Ansel terbahak mendengar jawaban Kama

"Ish kok ketawa sih.. " Kama mengerucutkan bibirnya "kan aku emang bener, kalo nyari angin entar kembung lagi, masuk angin.. "

Ansel mengulum bibirnya menahan tawa "kamu itu lucu.. " ia mencubit kedua pipi Kama "lucuu banget.." ucapnya gemas

"Sakiit.. " Kama menepis tangan Ansel "Entar pipi aku bulet lagi kayak bakpau.. "

"Gak papa.. " Ansel mengusap pipi Kama yang merah bekas ia cubit "Walau pun pipi kamu bulet tapi aku akan tetap suka kok.. "

"Ish.. " Kama menyilangkan tangannya di depan dada "tapi kan aku jelek kalo pipi aku bulet.. "

"bagi aku kamu tetap cantik kok dan aku suka.. "

Blush..

Wajah Kama merona seketika mendengar gombalan receh Ansel

"Gombal.. "

"Serius ak... "

Ucapan Ansel terhenti saat mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumah Kama. Tidak berapa lama si bibi kembali ingin membuka pintu namun Kama lebih dulu menghampiri nya

"Siapa bi.. "

"Sepertinya mas Darrel nona.. "

Mata Kama dan Ansel melebar bersamaan seketika, jika sampai mereka bertemu di pastikan akan ada perkelahian lagi seperti tadi siang

"Ngumpet ngumpet.. " Kama menarik lengan Ansel ke dalam rumah "Bi nanti jangan bilang Darrel kalo ada temen aku datang ya.. "

Bibi mengangguk lalu berjalan membuka kan pintu untuk Darrel. Sementara Kama dan Ansel tengah kebingungan mencari tempat sembunyi

Kama berlari ke sana ke mari ke bingungan mencari tempat untuk Ansel sembunyi, sementara Ansel hanya menatap gadis yang tengah sibuk berlarian

"Kama. Kama.. " Ansel menghentikan Kama "Ngapain sih aku mesti ngumpet segala.. "

"Ya entar kamu ketemu Darrel kan bahaya.. "

"Emang kenapa.. " ia menaikan sebelah alisnya "Aku gak takut sama dia.. "

"Aku percaya kamu bisa ngadepin dia.. " Kama balik menatap Ansel "Cuma aku gak mau aja kalo sampe kalian berantem lagi.. "

"Hhhh.. "Ansel menghela nafas pelan " serah kamu deh.. "

"Ikut aku.. " Kama menarik Ansel ke lantai atas "Kamu ngumpet di kamar aku aja.. "

"Hah.. "

"Gak usah mikir macem macem.. " Kama menoyor kepapa Ansel

"Haha.." tawa Ansel "Kirain kamu ngajak aku tidur bareng.. "

Kama kembawa Ansel masuk ke dalam kamarnya. Ia mengunci pintu lebih dulu kemudian mengajak Ansel duduk di sofa

"Kama.. " Kama menoleh melihat pemuda yang tengah duduk santai dengan kedua tangan menyilang di dadanya "kenapa mondar mandir sih.. "

"Aku takut ketahuan Darrel tau.. " Kama meremas tangannya ia menghampiri Ansel "Kalo sampe dia kesini gimana.. "

"Emang dia tidur di sini.. " tanya Ansel heran

"Engga juga sih.. " Ansel mengerutkan keningnya "Tapi aku tetap aja takut dia ke sini.. "

"Udah kamu gak usah tegang gitu.. " Ansel meraih tangan Kama yang sudah dingin "Mau tau gak caranya supaya gak tegang.. " Kama mengangguk

Cup

Ansel mencium pipi Kama sekilas membuat Kama terbelalak. Ansel tersenyum pada Kama, ia kembali mendekatkan bibirnya pada bibir pink Kama

Sedikit demi sedikit ia mengikis jarak diantara mereka hingga deru nafas Ansel terasa menyapu bibir Kama, Kama mulai menengang ia menautkan kedua tangannya saling meremas dengan mata yang mulai terpejam

Tok Tok Tok

"Kama.. Elo belom tidur kan.. "

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tau takut ketahuan terus ngapain ngajak Ansel dtg kerumah..🤦🤦

2024-01-26

0

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

Ansel.....Aku Padamu

2020-12-19

1

IU

IU

Ansel gerak cepat... hehehe

2020-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!