Seperti dejavu

Seorang gadis berjalan dengan sedikit tergesa gesa sejak pesawatnya landing ia tidak dapat menghubungi orang yang akan menjemputnya, karena ponsel nya mati kehabisan baterai

"Ck.. Kok bisa mati sih.. " gumamnya kesal. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya

Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju pintu kedatangan, dengan mata yang terus menyapu sekeliling siapa tau orang yang menjempuntnya sudah datang

Brukk

"Aw.. " ringisnya terduduk di lantai sambil memegangi kakinya yang sakit

"Sory sory. Aku buru buru, sory ya.. " ia membantu gadis itu berdiri "Gak papa kan, aku duluan ya, maaf gak bisa bantu lebih, saya udah di tunggu orang soalnya.. "

"Iya gak papa.. " Kama gadis yang barusan terjatuh hanya bisa pasrah melihat orang yng barusan menbaraknya pergi berlalu dari hadapannya

Kama berjalan tertatih menuju sebuah kursi tunggu yang tidak jauh darinya, namun langkahnya semakin pelan karena rasa sakit di kakinya semakin terasa

Brukk

Kembali Kama terjatuh, namun belum sampai ia menyentuh lantai seseorang lebih dulu menahan badannya. selang beberapa detik mereka masih betah dalam posisi yang sama dengan badan Kama yang masih di tahan kedua tangan pemuda di belakangnya

Kama terkesiap ia berusaha berdiri menyeimbangkan badannya "Sory.. "

"Gak papa.." pemuda itu melihat kaki Kama "Kaki kamu kenapa.. "

"Gak tau, kek nya keseleo deh.. " wajah Kama berubah sendu

"Sini.. " pemuda itu memapah Kama, ia berlulut di hadapan Kama yang lebih dulu sudah duduk "Iya kek nya keseleo nih.. "

"Jangan sentuh.. " ucap Kama cepat

"Mau sembuh gak.. " ucap pemuda di hadapannya. Kama mengangguk "Makanya tahan bentar.. "

Kama memejamkan matanya tangannya memegang pinggiran kursi erat saat pemuda itu membantu memijat kaki Kama

"Sakitt.. " pekik Kama tertahan karena ia malu jika harus menjadi pusat perhatian

"Sudah.. " pemuda itu duduk di samping Kama "Coba gerakin.. "

Kama terlihat ragu tapi ia menurut, menggerakan kakinya perlahan

"Masih sakit tapi udah gak terlalu.. " ucap Kama "Makasih.. "

"Hm.. " pemuda itu mengambil ranselnya "Aku duluan.. "

"Eh tunggu.. " Kama memegang tangan pemuda itu "Aku boleh minta tolong lagi gak.."

"Kenapa, masih sakit.. " kening pemuda tersebut mengernyit. Kama menggeleng

"Aku.. " Kama terdengar ragu, pamuda tersebut mengangkat sebelah alisnya "Ponsel aku abis baterai.. "

Pemuda tersebut merogoh saku celananya ia menyodorkan ponselnya pada Kama "Pake aja.. "

Kama tersenyum ia menambil ponsel yang di sodorkan pemuda itu, beberapa saat ia berfikir ia mengembalikan ponsel tersebut

"Kenapa gak jadi.. " tanya pemuda itu heran

"Aku gak hafal no mereka.. " ucapnya lirih, air matanya mulai menetes

"Hhhhh... " pamuda itu menghembuskan nafasnya pelan "Hei cewek cantik jangan nangis dong entar jelek loh. " ia menangkup kedua pipi Kama

"Senyum donk.. " Kama perlahan mulai tersenyum "nah kan cantik kalo senyum.. "

Deg

Seperti dejavu mereka serasa pernah berada di situasi seperti Ini

"Kama.. "

"Ansel.. "

Ucap mereka sepontan dengan secara bersamaan, membuat mata mereka membulat seketika

"Kama, gadis kecil yang nangis di salah satu Mall di Melbourne.. " tanya Ansel pemuda yang dari tadi bersama Kama

"Kok di inget pas nangis nya sih.. " Kama mengerucutkan bibirnya

"Haha.. Lagian kamu itu lucu tetap gak berubah.. " Kama menoleh pada Ansel "Cengeng.. " Ansel menyentil pelan kening Kama

"Ish kan sakit.. " Kama mengusap keningnya membuat Ansel kembali tergelak

"Kamu kepisah lagi nih sama orang tua kamu.. " Walau masih kesal karena terus di goda Ansel, Kama mengangguk

"Bukan kepisah sih.. " Kama bersedekap dada "Lebih tepatnya aku gak tau siapa yang jemput, mau naik taksi pun lupa alamat rumah di sini karena ke lamaan di Melbourne.. "

"Its ok.. " Ansel mengangguk "Everything will be alright.. " sepontan Kama menoleh

"Kenapa seperti dejavu.. " sambung Ansel. Kama mengangguk "Takdir yang membuat semuanya kembali terulang.. "

"Termasuk pertemuan kita.. " Ansel mengangguk mengiyakan ucapan Kama

Mereka berdua terkekeh dengan kepala menggeleng pelan, takjub pada takdir yang membuat pertemuan tak di sengaja itu kembali terulang

"Kama.. " teriak seseorang. Kama berdiri ia melambaikan tangannya pada pemuda yang sedang berjalan ke arah mereka

"Lama banget sih jemputnya.. " gerutu Kama

"Sory, tadi macet.. " pemuda tersebut merangkul bahu Kama dan mendaratkan ciuman di pelipis Kama

"Jangan cium cium.. " Kama mendorong pelan pemuda tersebut "Eh iya, kenalin ini Ansel dia yang udah nolongin aku tadi.. " Kama memperkenalkan Ansel pada pemuda di sampingnya

"Udah kenal.. " jawab mereka berdua dengan nada datar

"Darrel kenal Ansel.. " sahut Kama dengan kening berkerut

"Kita satu sekolah.. " jawab Darrel "udah yu pulang.. " ia menarik tangan Kama

"Bentar.. " Kama mengehentikan langkahnya ia kembali menghampiri Ansel dan mencium pipi Ansel sekilas kemudian kembali menghampiri Darrel dan menarik lengan Darrel untuk segera pergi dari sana

Ansel meraba pipi yang tadi di cium Kama, ia tersenyum tapi mengingat perlakuan Darrel pada Kama tadi membuat hatinya perih, entah apa yang ia rasa yang jelas saat ini dadanya terasa sesak melihat kemesraan mereka berdua

Lalu apa maksud ciuman Kama barusan? Entah lah? Hanya Kama yang tau..?

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

DEJAVU KAN ANSEL..🤣🤣😜😜

2024-01-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Darrel ini kembaran si Kama kan?

2024-01-26

0

Arie Pramuniandani

Arie Pramuniandani

visual darrel Choi Soobin... klo ansel Hyuningkai... padahal aq nge- bias Soobin loh Kak Author...

2021-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!