Pertengakaran

"Morning.. " Darrel masuk kedalam kelas setelah ia membuat heboh seisi sekolah pasalnya hari ini ia datang di temani seorang gadis cantik

"Seger bener tuh muka.. " celetuk Rio salah satu sahabatnya "Abis menang lotre bro.. "

"Lebih dari itu.. " jawab Darrel "Gue punya yang lebih spesial yang membuat hati gue berbunga bunga.. " ia melirik Ansel yang sedang sibuk mencatat entah apa yang ia tulis di bukunya bersama Casy

Ansel tak memperdulikan ucapan teman sekelasnya itu

"Rell.. " Ivan menepuk bahu Darrel "Cewek yang tadi sama lo siapa.. "

Darrel mengangkat kedua alisnya "Kenapa lo naksir, jangan coba coba ada yang deketin dia, dia milik Darrel.. " ucapnya dengan suara sengaja di tinggi kan, ia kembali melirik Ansel yang seperti nya pemuda itu mulai terganggu dengan ucapan nya

Kedua sahabatnya tergelak "Sans aja kali, gak usah nge gas gitu.. "

"Iya gue percaya kalian bukan orang yang suka makan temen.. "

Ucapan Darrel sukses membuat reaksi wajah Ansel beubah merah dengan kedua tangan mengepal kuat

"Sel.. " Casy menepuk punggung Ansel "Gak usah di dengerin.. "

Tidak lama seorang guru masuk di ikuti gadis cantik di belakang nya

"Selamat pagi anak anak.. "

"Pagi buuuu.. "

"Hari ini kita kedatangan teman baru, dia pindahan dari Melbourne.. " seisi kelas terdengar riuh menanggapi ucapan bu guru tersebut, bahkan ada yang terang terangan menggoda Kama sigadis cantik yang sedang berdiri di samping guru "Stop.. Silahkan perkenalkan diri kamu.. "

"Hai.. " Kama Melambaikan tangannya matanya menyapu seluruh isi kelas dan berhenti pada pemuda yang beberapa hari yang lalu menolongnya "Nama aku Kama deepa, kalian bisa panggil aku Kama..

"Hai Kama.. " jawab seluruh kelas

"Ok Kama, kamu bisa duduk di belakang Ansel.. "

"Makasih bu.. "

Sebelum Kama melangkah, Darrel lebih dulu mengangkat tanganya

"Kenapa Darrel.. " tanya bu Wati guru tersebut

Darrel mengkode seorang cewek di depannya menyuruh pindah ke kursi yang di sebutkan bu Wati, setelah cewek itu pergi dengan kesal, Rio yang duduk di sebelah Darrel pindah ke depan yang otomatis kursi di samping Darrel kosong

"Bu, kursi di sebelah saya kosong nih.. " Ia tesenyum licik "Kama duduk di sini aja.. "

Bu Wati mendengus pelan "Ya sudah Kama kamu duduk sama Darrel aja.. "

"Iya bu.. " sampai di samping Darrel Kama menendang betis Darrel dengan kuat

"Aw.. " Darrel mengaduh tertahan "Sakit ege.. "

"Kamu tuh se enak nya aja nyuruh aku duduk di sini.. " ucap nya kesal "Aku kan mau duduk di sana.. "

"Gak akan.. " Darrel menyeringai "Elo milik gue Kama, cuma gue yang boleh dekat dengan elo.. "

"Ish tapi kan kamu gak mungkin selamanya bersama akau Darrel.. " Kama memberenggut kesal "Suatu hari kamu akan pergi dari aku dan mempunyai kehidupan sendiri.. "

"Se enggaknya buat sekarang dan selamanya.. " ucapan Darrel terdengar serius "Kita udah janji akan selalu bersama selamanya dan gue bakal jadi pelindung elo.."

"Serah deh.. " Kama kadang kesel dengan sikap posesif Darrel padanya "Ngelawan kamu juga gak bakal menang, mending diem.." Kama menutup mulutnya rapat

"Anak pinter.. " Darrel mengusap kepala Kama

Interaksi keduanya tak lepas dari pandangan Ansel yang menatap mereka dengan tatapan tajam dan tidak dapat di artikan

Bell istirahat berbunyi seluruh siswa berhamburan keluar mencari kegiatan masing masing

"Hai Kama.. " Casy menghampiri Kama yang tengah memasukan buku bukunya "Aku Casy.. " tangannya terulur di hadapan Kama

"Hai.. " Kama menyambut tangan Casy

"Mau ke kantin.. " tanya Casy. Kama mengangguk

"Boleh yuk.. " dengan cepat Darrel memegang tangan Kama "Apa sih Darrel.. "

"Sama gue.. " Darrel berdiri dan mengikuti Kama

"Rell kita kan ada latihan basket.. " Rio mencegah kepergian Darrel "Di tungguin pak ketu tuh.. " ia menujuk Ansel yang lebih dulu berjalan meninggalkan kelas

"Ck.. " Darrel berdecak kesal "elo pergi sendiri ke kantin, nanti gue nyusul.. "

"Hm.. " dengan malas Kama menanggapi ucapan Darrel, ia pergi bersama Casy dari kelas meninggalkan Darrel cs

"Kamu pacaran sama Darrel.. " tanya Casy saat mereka udah duduk di kantin menunggu pesanan

"Pacaran.. " Kama mengulang pertanyaan Casy. Casy mengangguk "Aku sama cowok rese kek dia, ogah.. " ia bergidig

Kening Casy mengernyit "Tapi kalian kelihatan mesra banget loh.. " ia menatap Kama "Cara si Darrel memperlakukan kamu tuh jelas beda banget.. "

"Ya itu karena kita tumbuh sama sama sejak kecil dan dia udah janji bakal ngelindungin aku dan ngejagain aku aja.. " Kama menghembuskan napasnya "Mungkin karena itu dia posesif.. "

Casy membulatkan bibirnya membentuk huruf O

Sementara di lapangan basket

Ansel berkali kali menggiring bola ke dalam ring, napasnya mulai memburu keringat sudah bercucuran di badannya

"Selow man.. " Darrel mengambil bola di tangan Ansel "Kenapa lo cemburu lihat gue deket sama Kama.. " bibirnya menyeringai

Bibir Ansel ikut menyeringai "Sekarang elo bisa ngomong sepuasnya, tapi nanti saat Kama milih gue, elo bakal nangis.. "

"Iya karena elo emang pandai nikung temen.. "

"Gue gak pernah nikung elo.. " suara Ansel mulai meninggi "Gue gak pernah ngerebut Anggi dari elo, dia sendiri yang datang ngerayu gue.. "

"Cih.. " Darrel mulai ikut emosi "Dan elo mau, kalian sama aja. PENGHIANAT.. "

Bughh

Satu pukulan mendarat di pipi Ansel, Ansel yang tak siap langsung jatuh tersungkur namun ia segera bangkit dan mulai membalas pukulan Darrel

"Stop stop.. " Rio dan Ivan melerai perkelahian keduanya "Stop, kenapa sih kalian berantem.. "

"Tau nih.. " timpal Ivan "Apa gak cukup dulu persahabatan kita hancur gara gara cewek dan sekarang kalian mau mengulang kejadian yang sama, HAH.. " bentak nya

"Gue gak pernah punya sahabat PENGHIANAT.. " pekik Darrel keras

"Gue gak pernah ngehianatin elo.. " sahut Ansel tak kalah keras

"Stop.. " teriak seorang gadis dari belakang mereka

Mereka baru sadar bahwa saat ini tengah menjadi tontonan, banyak siswa siswi yang saat ini menonton keributan itu bahkan mereka tak segan merekam kejadian itu

"Sampai kapan sih, kalian akan terus begini.. " ucap Casy dengan nada tinggi "Kalian itu sahabat, masa harus berantem cuma gara gara cewek.. "

"Salahin noh sepupu elo.. " jawab Darrel lantang

"Gue udah bilang gue gak salah.. " sahut Ansel

"Cukup.. " teriak Casy lagi "Kalian gak malu apa, jadi pusat tontonan mereka.. " Casy menujuk sekeliling

Kama yang sedari tadi hanya menyimak dan menonton karena memang ia tidak tau harus memihak siapa, jelas ia tidak tau siapa yang salah siapa yang benar di sini

Ia melangkah kan kakinya mendekati Ansel, tangannya terulur mengusap sudut bibir Ansel yang berdarah

"Ansel sakit ya.. " Ansel tersenyum ia melirik Darrel yang kembali menggeram "Maaf ya.. "

Ansel menggeleng "bukan salah kamu, kenapa minta maaf.. "

"Maaf aku gak bisa nolongin kamu.. " Kama tersenyum kecut "Aku obatin Darrel dulu.. "

Setelah mengucapkan itu Kama berjalan dengan cepat ke arah Darrel dan memeluknya "Aku obatin ya.. " ia mengaggandeng tangan Darrel dan berlalu meninggalkan tempat itu

Darrel menengok ke belakang dengan bibir menyeringai penuh kemenangan, semua orang di buat heran dengan sikap Kama barusan

Ansel yang sudah di buat melayang seakan di hempas ke tanah dalam waktu berasamaan. Perasaan nya hancur melihat Kama yang lebih memilih Darrel dari pada dirinya

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tenang aja Ansel,Kama tetap Jodoh kamu,karna mereka itu satu rahim dan twins..😄

2024-01-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Melbourne kan tempatnya mommy Nara kuliah kan,Kama juga sekolah di sana..?

2024-01-26

0

Nafla Gege

Nafla Gege

mampir kesini jga. tenang aj thor. gue babat habis karya mu 😄😄😄😄

2021-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!