Janji

Selepas kepergian Kama dan Darrel

Ansel di bantu Rio dan Ivan menuju UKS, di ikuti Casy, tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir mereka, sampai tiba di ruang UKS yang ternyata di sana sudah ada Kama dan Darrel

"Kenapa mesti berantem sih.. " Gerutu Kama sambil mengoleskan salep ke wajah Darrel "Kalo kek gini kan, kamu sendiri yang sakit.. "

"Berisik Kama.. " sahut Darrel "Yang kerja tuh tangan, mulut jangan ikutan.. "

"Ya udah tuh obatin sendiri.. " Kama melempar salep ke pangkuan Darrel "Dasar, udah syukur aku mau ngobatin kamu, harusnya tuh aku ngebantuin Ansel tadi.. " Kama bersedekap dada dengan mata menatap tajam pada Darrel

Pandangan Darrel beralih pada serombongan orang di belakang Kama yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut

"Eh eh.. Sory.. " Darrel menarik lengan Kama supaya mendekat padanya "Sory ya gue tadi masih ke bawa emosi.. "

"Mau kan maafin gue.. " Darrel memiringkan wajahnya melihat wajah Kama yang tertunduk

"Iya lah, mana bisa Kama marah sama Darrel.. " jawab Kama walau dengan nada ketus. Darrel tersenyum tangannya terulur mengusap kepala Kama gemas

Sementara Ansel kembali menggeram melihat pemandangan itu

"Ekhm.. " Casy berdehem "Udah kelar kan, pada keluar gih.. "

"Ayo kita keluar.. " Darrel menggandeng tangan Kama "Tiba tiba di sini hawa nya berubah panas.. "

"Kamu duluan aja Rell.. " Kama melepaskan tangan yang di pegang Darrel "Aku mau di sini dulu.. "

Kama berjalan mendekati Ansel yang tengah duduk di ranjang kecil tak jauh dari tempat duduk Darrel tadi

"Kama.. " Seru Darrel kesal "Buruan.. "

"Sebentar Darrel.. " Darrel mendesah ia melangkah lebih dulu keluar

"five minutes.. " teriak Darrel dari arah pintu

Kama bergegas menghampiri Ansel

"Maafin Darrel ya.. " ia tersenyum miris melihat wajah Ansel yang babak belur

"Kenapa kamu perhatian banget sama Darrel.." Kama tersenyum tipis "Kalian pacaran.. "

"Enggak.. " jawab Kama cepat "kita gak mungkin pacaran tapi aku tetap harus memprioritaskan dia begitupun sebaliknya.. "

Kening Ansel berkerut "Kenapa.. "

"Kama.. " pekik Darrel dari luar "Waktu lo habis.. "

Kama mendengus "Aku pergi dulu ya, sekali lagi maafin Darrel aku harap kalian bisa baikan.. "

Ansel menarik lengan Kama dengan cepat sebelum gadis itu benar benar pergi dari hadapannya

Kama berbalik dengan sebelah alis terangkat

"Kamu belum jawab pertanyaan aku barusan.." ucap Ansel "Kenapa.. "

Kama mengusap kening Ansel yang tertutup poni "Nanti malam aku tunggu di rumah.. " kemudian ia membisikan alamat rumahnya pada Ansel

Ansel tersenyum lalu mengangguk "Aku akan datang.. "

Kama merekah seketika ia kembali beranjak meninggalkan tempat itu karena dari tadi Darrel tak henti memanggilnya

"Heh.. " Rio menepuk bahu Ansel "Kenapa lo senyum senyum sendiri.. "

"Wah gila.. " Ivan memiringkan telunjuk di keningnya "Wajah babak belur tapi masih bisa senyum senyum.. " ia menggelengkan kepala nya

"Udah ayo sini.. " Casy menarik Ansel yang masih berdiri dengan bibir yang tak henti tersenyum "Elo gak macem macem kan.. "

Ansel menoleh "elo fikir gue ngapain.. "

"Bukan apa apa.. " sahut Casy "Sebaiknya elo belajar dari kesalahaan tempo hari.. "

"Yup, bener banget Sel.. " imbuh Ivan "Kita cukup di buat sedih dengan retaknya persahabatan kita ini.. "

"Sekarang udah lah jangan ngulang lagi berebut cewek sama Darrel.. " kata Rio

"Kalian fikir gue yang ngerebut Kama dari Darrel.. " Ansel menarik ujung bibirnya sebelah "Kalian salah, gue lebih dulu bertemu dengan Kama dan jatuh cinta sama dia dari sejak kita berumur 8 tahun.. " kali ini ucapan Ansel membuat ketiganya terdiam

"Gue yakin, Kama juga cinta sama gue.. " lanjutnya "Oleh karena itu gue bakal memperjuangkan gadis yang gue cintai walau harus kembali berurusan dengan Darrel.. "

Bell pulang sudah berdering, Kama berjalan keluar dari kelas dengan tangan sudah di pegang erat oleh Darrel

Saat di depan kelas ia bertemu Ansel, pemuda itu terlihat malas berhadapan dengan Darrel namun saat bersitatap dengan Kama bibirnya tersenyum

Darrel yang melihat itu segera merangkul bahu Kama dan mengajaknya pergi dengan wajah di tekuk

"Gue gak suka ya lihat elo senyumin si Ansel.. " gerutunya dengan tatapan fokus ke jalanan dan tangan di atas kemudi

"Ck.. " Kama memutar bola matanya jengah "Kenapa sih, Ansel baik tau, aku suka.. "

"Heh.. " Darrel menyentil kening Kama "Cowok baik sama cewek itu karena ada maunya.. "

"Berarti kamu juga gitu dong.. " Kama mencondongkan wajahnya mendekat pada Darrel "Hayoo aku bilangin Daddy ya kalo kamu suka PHP in cewek.. "

Darrel mendorong wajah Kama menjauh dari nya "Enak aja, gue bukan tipe cowok kek gitu, asal elo tau.. "

"Massaa... " ledek Kama "Darrel tukang PHP, baru tau aku.. "

"Cih.. " Darrel mengatupkan bibirnya menahan senyum "Akh, hidup gue kembali berisik setelah ada elo.. " Berada di samping Kama memang tak dapat ia bohongi bahwa hidup nya lebih rame

"Berisik juga tapi kamu kangen kan.. " Kama mencolek dagu Darrel "Iya kan.. "

"Dih enggak ya.. " Ia memalingkan wajahnya "Kurang kerjaan banget gue kangen sama cewek berisik kek lo.. "

"Masa sih.. " Kama kembali mendekat kan wajahnya "Sini coba aku lihat wajahnya.. "

"Apaan sih.. " Darrel menepis tangan Kama

"Tuh tuh senyum .. " Kama mencoleh hidung mancung Darrel "berarti iya aku itu ngangenin, kamu itu gak bisa ya bohong sama aku, kamu lupa kalo kita itu souldmate.. "

"Hahaha.. Iya Kama iya.. " Akhirnya tawa Darrel pecah "Gue kangen sama elo.. "

"Huh dari tadi kek ngakunya.. " Kama bersedekap dada "Dasar kibul.. "

"Heh.. " Darrel menepikan mobilnya. Kama mengerutkan keningnya menatap Darrel "Gue sayang ke elo lebih dari sayang ke diri gue sendiri, jangan bikin gue khawatir oke.. "

Kama mengangguk walau ia tidak mengerti arah pembicaraan Darrel

"Gue harap elo jauhin si Ansel.. " tatapan nya terlihat serius "Gue bener bener gak bisa ngelihat elo sama dia.. "

Kama mendesah "Darrel kan kamu tau kalo dia itu.. "

"Iya gue tau.. " potong Darrel cepat "Tapi buat saat ini gue gak rela elo harus deket sama dia apalagi sampe pacaran.. "

"Kenapa.. "

"Elo gak perlu tau alasannya.. " Darrel melepaskan tangannya dari lengan Kama "Janji sama gue elo gak bakal pacaran sama Ansel.. "

Kama masih diam tidak merespon

"Kama.. "

"Ck. Iya.. "

"Apa.. "

"Iya gue janji gak bakal pacaran sama Ansel tapi temenan boleh ya.. "

"Hm.. " Darrel kembali melajukan mobilnya

"Darrel.. " Kama menggoyang lengan kiri Darrel "ya ya ya.. " matanya berbinar penuh perpermohonan, wajahnya di buat semanis mungkin

"Iya Kama iya.. " Kama merekah "Ck kenapa susah banget sih buat nolak permintaan elo.."

Kama merangkul lengan kiri Darrel "Makasih, makin sayang deh aku sama kamu.. " Darrel mengusap pucuk kepala Kama ia mengecup sebentar kepala gadis yang sangat ia sayangi itu

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gak pacaran,Tapi langsung nikah aja..😜😜

2024-01-26

0

As Ia🌈

As Ia🌈

baru tau kalaw ada lanjutan novelnya daffin😍

2022-11-19

1

@anisaaaa_1246

@anisaaaa_1246

Sodara rasa pacar.... 😭

2022-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!