Ansel berdiri di depan mobilnya, kali ini ia masih belum bisa menaiki ninja merahnya untuk ke sekolah. Luka di perutnya belum sepenuhnya sembuh, tapi ia berhasil memaksa orang tuanya untuk mengeluarkannya dari rumah sakit tadi malam.
Dokter dan suster yang merawatnya selama ini salut pada keberanian dan tekadnya. So, akhirnya hari ini ia kembali ke sekolah. Lebih tepatnya ia sudah sangat merindukan Kama dan ketiga sahabatnya itu.
"Do you miss me? "
Kama menoleh ketika mendengar seseorang berbicara di belakangnya. Ia melihat pemuda itu sudah berdiri dengan wajah tampannya dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Ansel, kamu udah sehat? Kok udah sekolah? " cerocos Kama hampir tanpa jeda.
"Aku kangen sama cewek bawel ini, " Ansel mencubit gemas hidung Kama.
"Ih, aku tuh khawatir sama kamu tau? " Kama mengerucutkan bibirnya.
"Haha.. Ayo ah, kita ke kelas. " Ia meraih tangan Kama dan menggandengnya menuju kelas.
"ANSELLLL!! " Saat ia masuk ke dalam kelas, ketiga sahabatnya langsung mengerubuni dirinya. Memisahkan dirinya dari Kama.
Kama menggeleng pelan dengan bibir melengkung. Kama lebih dulu memutuskan untuk duduk di kursinya, meninggalkan ke empat orang laki laki yang masih heboh di tempatnya.
"Eits,, mau ngapain lo? " Ansel menahan Darrel yang hendak memeluknya "gue masih sakit, kalo elo lupa!!"
"Yee si bege.. " Darrel menoyor kepala Ansel "gue belum pikun kali. "
Ke empat nye tertawa kemudia melakukan fist bump, tos andalan mereka sejak dulu.
"Jadi ceritanya udah baikan nih? " Casy menaikan sebelah alisnya, bergantian menatap empat sekawan itu.
"Kan emang dari dulu kita juga baik baik aja, " jawab Rio.
"Ya elo mah baik baik aja, tuh orang dua gimana udah akur?" Casy menunjuk Ansel dan Darrel dengan dagunya.
"Kita gak pernah berantem, kenapa mesti nanya udah akur belom? Iya gak Sel? " Darrel menaik turunkan alisnya.
Ansel hanya menatapnya jail, kemudian ia melangkah lebih dulu ke tempat duduknya. Luka yang belum benar benar sembuh membuat dirinya cepat lemas dan tidak dapat bergerak terlalu bebas.
"Loh ngapain lo duduk di tempat gue, " Darrel menghampiri Ansel yang tengah duduk santai, menyandarkan punggungnya dengan mata terpejam.
"Kamu sakit lagi Sel? " Kama memegang lengan Ansel. Ia khawatir saat Ansel tidak merespon pertanyaan Darrel.
"Enggak, aku cuma masih lemes aja. " Perlahan Ansel menegakan tubuhnya dan menatap Kama yang tengah cemas.
"Akh.. Ilahh, gue ngalah deh kali ini karena elo sakit! " Darrel akhirnya duduk di tempat biasa Ansel duduk.
"Thank you kakak ipar! " Ansel mengacungkan kedua jempolnya pada Darrel.
"Euh najis gue denger elo manggil gitu ke gue, inget ya elo belum dapat restu dari gue. " Sahut Darrel membuat Ansel manyun seketika.
Sementara Kama sudah terkekeh sendiri. Bahkan kedua sahabatnya di belakang sudah terang terangan menertawakannya.
Rio dan Ivan sudah mengetahui tentang Darrel yang ternyata saudara kembar dengan Kama pun paham benar bagaimana perjuangan Ansel yang harus berjuang untuk mendapatkan restu Darrel buat berpacaran dengan Kama.
"Kam!! Nikah yuk!! " Bisik Ansel pada Kama. Sepontan Kama menoleh, ia membulatkan matanya.
"Apaan sih, gak lucu ah! " Ia menggeleng pelan dengan bibir nya ikut tersenyum tipis.
"Aku serius!! " Ansel menatapnya dengan tajam.
"Ya kali, kita kan masih sekolah Sel, jangan aneh aneh deh. Gak ah!!! "
"Ya udah, nanti kalo misalkan kita udah lulus kuliah, aku janji akan langsung lamar kamu." Kama tersenyum mendengar ucapan Ansel barusan. Segitu cinta nya kah pemuda tersebut pada dirinya? Hingga pengen segera memilikinya!
~
Guys mampir juga ke novel terbaru aku ya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Yanti Bi
semangat thor
2020-10-31
0
Melani Risman
smangat berkarya kak 👍
2020-10-13
0