Hai.. Hai..
Lama banget ya author ninggalin novel ini, saking sibuknya nih dan kadang pas ada waktu luang eh otaknya stuck banget. Emang nulis itu kadang kek lagi jatuh cinta kalo lagi berbunga bunga pen nya lanjut terus walau jari udah keriting pun gak berasa, beda lagi kalo stuck imaginatios aduh udah lost aja, males mau lanjut.
Hehe..
Maaf ya..
Mudah mudahan sekarang dan seterusnya tetap bisa lanjut.
Oke back to story..
~
.
.
.
.
Ansel turun dari mobilnya dengan wajah cerah secerah sinar matahari pagi ini. Sejak semalam hatinya sangat bahagia setelah ia mengetahui fakta yang sebenarnya tentang gadis yang di cintanya.
"Morning class," sapanya dengan kencang ketika kakinya melangkah masuk ke dalam kelas.
Teman teman sekelasnya di buat heran oleh tingkah aneh pemuda yang sayangnya sangat tampan apa lagi di tambah senyumnya yang sama sekali tak surut dari bibirnya pagi ini.
"Habis menang lotre lo? " tanya Ivan yang lebih dulu menyadari perubahan pada sahabatnya itu. Ansel tidak menjawab, ia hanya tersenyum seraya menepuk pelan bahu sahabatnya.
Kemudian pemuda itu duduk di kursinya yang lebih dulu sudah ada Casy di sampingnya.
"Pagi sepupu gue yang cantik! " Tangan nya dengan iseng mengusak tatanan rambut Casy.
"Ah rese lo, " kesal Casy menepis kasar tangan Ansel "Gila jangan ngajak ngajak dih. "
"Sel, ngapa lo? Aneh bener pagi ini? " Rio dan Ivan mengerubungi Ansel.
"Gue lagi bahagia aja, " jawab nya kemudian tatapannya beralih pada dua orang yang baru masuk kelas, ia melambaikan tangannya pada Kama.
Kama tersenyum ia mengangkat tangan hendak membalas lambaian tangan Ansel namun dengan cepat Darrel lebih dulu menariknya dan membawanya duduk di kursi.
"Darrel.. " Kama mengerucutkan bibirnya "Kama bilangin Daddy ya, kalo Darrel kasar sama Kama! " Ancamnya.
"Bilang aja, Daddy gak bakal marah kok. Lagian salah elo sendiri yang genit sama tuh bocah. " Darrel menanggapi ucapan Kama dengan santai.
"Ish.. Kama gak genit ya, " ucap Kama sengit.
"Itu tadi apa? " Darrel tak mau kalah oleh adik 5 menitnya.
"Apa? Kama cuma mau balas sapaan Ansel doang. Masa orang nyapa gak di respon sih? "
"Sama aja Kama, lagian gak penting juga balas sapaan tuh orang. "
"Ih Darrel gitu sama sahabat sendiri, jahat! "
"Dia buk_ " Darrel tak dapat melanjutkan ucapannya karena guru sudah masuk kelas.
"Pagi anak anak! "
"Pagi pak.. "
Jam pelajaran pertama usai setelah bunyi bell terdengar santer di setiap sudut sekolah.
Ansel bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah menghampiri meja tempat Kama, ia tidak perduli akn tatapan devil Darrel.
"Mau ngapain lo? " Darrel berdiri menghalangi langkah Ansel yang semakin mendekat padanya. Ansel melengos membuang muka tepat di hadapan Darrel.
"Yank, ke kantin bareng gue yuk! " ia tidak menghiraukan keberadaan dan pertanyaan Darrel.
"Yuk, " Kama berdiri dari tempat duduknya.
"Apaan lo se enaknya aja manggil Kama yank-yank, " Darrel mendorong pelan dada Ansel.
"Emang kenapa dia juga fine-fine aja kok gue panggil sayang, " Ansel mengulurkan tangannya pada Kama.
"Heh, elo tuh gak bisa deket deket sama Kama selagu gue masih ada! "
"Kenapa emang, elo juga bukan pacarnya kan? Jadi sah-sah aja dong dia mau deket ma siapapun, termasuk gue. " Ucap Ansel dengan gaya cool nya.
"Siapa pun tapi bukan berarti itu termasuk elo! " Darrel tersenyun sinis, ia menunjuk Ansel.
"Heh, " Ansel menyeringai "Kalo ade lo milih nya gue, elo mau apa? " ia menaikan sebelah alisnya.
"Se_ "
"Stop! " Pekik Kama "Sampai kapan kalian akan terus berdebat kek gini? Bukannya kalian itu sahabatan kan? "
"Bukan! " Jawab keduanya bersamaan.
"Udah sih baikan aja! Kenapa mesti gengsi? " Kama memainkan alisnya dengan bibir tersenyum jahil. Ia menatap kedua pemuda di hadapannya itu silih berganti.
"Ck, " Ansel berdecak. Darrel mendengus.
"Tau nih, kenapa kalian gak baikan aja sih? " Rio merangkul bahu Ansel.
"Udah lama loh kalian perang dingin kek gini, gak kangen apa kita ngumpul lagi kek dulu? " Ivan ikut melingkar kan tangannya di pundak Darrel.
"Baikan sama dia? " Darrel menunjuk Ansel "Ogah! "
"Elo fikir gue sudi, cih. " Ansel bersedekap dada.
"Berisiiikkkk.. " Sahut Kama dengan kesal "Serah kalian deh, mau kek gimana juga! " Ia berbalik menatap Casy "Cas ke kantin yuk, males lama lama di sini. "
"Ayuk lah, bisa budeg telinga aku dengerin perdebatan dua BOCAH ingusan ini! " sahut Casy dengan kata BOCAH penuh penekanan.
Ansel dan Darrel menatap tajam pada kedua gadis itu. Mereka tidak terima di sebut bocah ingusan. Kama dan Casy melenggang pergi meninggalkan kelas.
"Kama.. " Pekik Darrel dan Ansel menyadari Kama sudah semakin jauh meninggalkan mereka.
Mereka berlari saling mendahului, tepat di pintu mereka saling tarik karena ingin menjadi yang lebih dulu keluar. Ivan dan Rio menggeleng melihat tingkah konyol kedua sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Fermina Maygawati
huhuhuhu lutunyaaaa
2021-05-20
0
Lutha Novhia
ya ampuuun abg2 labil mh gitu amat😂
2021-03-27
0
Yuni MamaRizky
lucu
2021-03-26
0