...Hujan selalu menjadi pilihan cuaca favorit yang dibicarakan di manapun dibandingkan cuaca lainnya. Kenapa? Bagi beberapa orang, hujan juga selalu membawa serta sebuah kenangan. Beberapa menjelma menjadi kenangan indah dan pada beberapa orang menjelma menjadi sebuah kesedihan. Saat-saat bersamamu di tengah hujan kala itu membuat hujan selalu membawa memori indah itu kembali....
...----------------...
...- Ale....
Waktu itu, Ale dan Anda sedang bermain di sekitaran Danau. Tidak, mereka bukan memancing tapi mereka sedang mencari inspirasi untuk lukisannya. Tugas Akhir kelas 9 Seni Budaya melukis pemandangan. Akhirnya Anda dan Ale memutuskan untuk mencari inspirasi di dekat Danau.
Mereka duduk dibawah pohon besar fokus dengan buku gambar dan beberapa kuas, cat dan alat gambar lainnya.
"Anda gambar apa?" tanya Ale yang duduk di samping Anda.
"Ada deh, gaboleh liat," jawab Anda menutup segera buku gambarnya agar tidak terlihat oleh Ale.
"Iiiiii Anda pelit!" rengeknya.
"Biarin wlekkkkk."
"Iiii siniiiii Ale mau liat."
Mereka kemudian berlarian. Bukannya menyelesaikan tugas menggambar mereka malah asik kejar - kejaran.
"Anda sinii mau liat!"
"Tangkap dulu dong," tukas Anda.
mereka berlari sampai tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Ale berlari lebih dulu menuju rumah kayu kecil dengan bambu yang berada di samping danau.
"Anda hujan! sini neduh dulu nanti buku gambarnya basah."
Anda kemudian menuruti perintah Ale. Mereka meneduhkan diri. Ale yang sedang sibuk mengelap air yang membasahi bajunya tiba-tiba diseret oleh anda untuk bermain hujan.
"Al ngapain neduh, ayok kita main hujan ...."
"Awwwww yahhh basahhhhh," jawab Ale yang kini pasrah dirinya diguyur hujan deras bersama Anda.
"Gapapa, ayok kejar aku Al," ucap Anda sambil menyipratkan air danau ke tubuh Ale.
"IIIIII ANDAAAAAAAAA AWAS YA!" ucap Ale kesal sembari mengejar Anda.
Mereka berlarian di tengah hujan. Sepuasnya. Ale tidak pernah bisa mengejar Anda. Akhirnya dia lebih memilih untuk merebahkan dirinya diatas rumput hijau ditemani oleh guyuran hujan. Anda yang melihat Ale lelah terkekeh dan ikut merebahkan badannya di samping Ale.
"Cape ya?" tanyanya dia terkekeh.
"Huh! abisnya Anda larinya cepet! Ale jadi gabisa kejer, kan jadinya."
"Maaf - maaf tuan putri yang suka ngambek dan marah - marah," godanya.
"Iii apa sii mana ada kaya gitu!" ucap Ale kesal.
Anda tersenyum dan beberapa saat memulai obrolan.
"Al.. kamu tau ga? selain membawa air hujan juga bawa hal lain."
"Emang iya? Apa? Petir?"
Anda terkekeh.
"Bukan, lebih dahsyat dari petir dan lebih bermakna dari puisi-puisi Chairil Anwar."
"Apa?"
"Hujan akan selalu membawa kenangan bagi orang-orang di dunia ini. Entah memori sedih atau bahagia. Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu kenangan bersama hujan. Misalnya ketika seseorang terjebak kehujanan di sebuah tempat asing yang menyebalkan. Itu akan muncul di ingatan orang itu lagi ketika hujan atau contohnya kaya kita Al. Hari ini, kita sedang membuat satu kenangan bersama hujan. Kenangan bahagia Al, saat esok hujan turun lagi dia akan membawa serta ingatan ini. Ingatan saat Aleasyaza yang cantik ini tidak bisa menangkan seorang Alexanda hahahaha."
Ale sudah mendengar dengan serius namun diakhir percakapan malah dibuat menjadi lelucon oleh anda.
"Iii nyebelin! tapi apa iya kaya gitu?" tanya Ale penasaran.
"Iya lah, besok-besok kalau turun hujan lagi cobain deh," ucap Anda menyarankan.
Ale dengan polosnya mengangguk.
"Satu lagi Al, hujan itu bagi sebagian orang yang sedang sedih adalah spesial dan sangat di sukai."
"Kenapa?"
"Karena saat hujan, sangat aman untuk menangis. Jadinya tidak ada orang yang tau kita nangis. Soalnya air mata kita itu bercampur sama air hujan. Hujan seolah mampu menutupi luka kita dari dunia. membiarkan kita menangis sejadi - jadinya, melepaskan segala beban di dada dan yang memenuhi isi kepala."
"Memangnya Anda pernah sedih saat hujan?" tanya Ale.
Anda diam namun dia bersuara dalam hati.
(Bahkan saat ini pun aku sedang menangis Al, menangis karena akan berpisah dengan kamu. Namun hujan, berhasil menutupi air mataku agar tidak terlihat, agar kamu juga tidak ikut bersedih Al. Biarkan hujan mengingatkan kamu pada bagian menyenangkannya aja ya Al, untuk bagian menyedihkannya biar aku yang nanggung.)
"Nda? kenapa diem?"
Anda dengan cepat menjawab "Ah engga! mana ada aku nangis, itu yang tadi aku bilang itu tuh cuman denger kata orang-orang makanya aku kasi tau kamu gitu lo. Bukan berarti aku nya yang nangis Aleee," jawabnya.
"Ohhhhhhhhh," ucap Ale.
...----------------...
Benar kata Anda. Hujan kembali membawa kenangan indah mereka berdua lagi. Bahkan hujan juga berhasil menutupi air mata Ale yang sedang terjatuh saat ini mengingat surat terkahir dari Anda yang masih ia cari jawabannya.
Beberapa menit kemudian Hujan mereda. Bagas yang mendapati Ale melamun dengan tatapan kosong langsung mengajak ale berbicara
"Le! bengongin apa?"
Ale yang menyadari Bagas berbicara padanya langsung menjawab.
"Ah! engga aku ga bengongin apapun. Hujan udah reda ya?"
"Iya, ayo kita pulang. Nanti kamu sakit kalau kelamaan pake baju basah."
Ale kemudian mengangguk paham lalu masuk ke dalam mobil.
"Gapapa mobil kamu jadi basah?" tanya Ale polos.
"Gapapa Le."
Mobil Bagas kemudian melaju kembali. Butuh waktu beberapa jam untuk bisa sampai ke rumah Ale sementara mereka Berdua tidak membawa baju ganti.
Di tengah perjalanan ternyata Ale ketiduran lagi. Bagas yang tidak tega melihat Ale tertidur dengan baju basah langsung mengambil jaket di kursi belakang. Dia lalu menyelimuti Ale dengan jaket itu.
Saat mendekat ke tubuh Ale dia menatap Ale lamat-lamat. Dia tersenyum untuk sekali lagi tidak ingin rugi melihat kecantikan wajah Ale yang meneduhkan.
Sewaktu mengambil jaket, tidak sengaja tas Ale terjatuh. Bagas kemudian memungutnya kembali dan menemukan sebuah kertas jatuh dari kantung tas milik Ale.
Sebelum mengembalikan kertas itu ke tempat semula Bagas penasaran dengan isinya.
Dia membuka kertas itu, dengan pelan lalu membaca isi di dalamnya. Dengan khusuk dia membacanya sampai pada tulisan terakhir yaitu nama orang yang menulis surat itu tertulis "Alexanda."
Bagas bertanya - tanya "Siapa Alexanda?"
Takut Ale terbangun. Dia dengan cepat memasukkan surat itu kedalam kantung tas Ale seperti semula. Meskipun menutup surat itu, nama Alexanda masih terus berputar di kepala Bagas.
Dia bingung akan menanyakan nama Alexanda pada siapa karena tidak mungkin pada Ale. Pasti Ale tidak akan memberitahu dia.Hanya ada satu orang yang kemungkinan bisa memberikan dia informasi tentang siapa sebenarnya Alexanda yaitu Karin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️😊👍
2024-02-23
0