...Orang tua akan selalu menjadi jawaban dari kebingungan anaknya...
...----------------...
-Ale.
Jam 04:00 WITA (Dini hari) kediaman Ale sudah diterangi lampu. Bagaimana tidak, jam segini tuh waktu Ale dan bundanya untuk mempersiapkan nasi bungkus yang akan di bawa Ale ke sekolah serta untuk persiapan bunda membuka warung.
Bunda terlihat begitu telaten memasukkan nasi dan lauk kedalam kertas nasi sementara Ale mendapat bagian untuk melipat nasi lalu memasukkannya kedalam plastik hitam besar.
"Bunda, kata bi Siti nasinya dibuat lebih soalnya lagi banyak yang pesen di sekolah."
"Syukurlah, yaudah Ale nanti bawa 40 bungkus ya nak."
"Siap Bunda."
Dengan mata yang masih sedikit terkantuk Ale masih terus berusaha untuk sadarkan diri dan fokus melipat kertas nasi. Godaan pagi hari memang begitu. Suka ngantuk apalagi bangunnya selalu jam 4. Meski begitu, pikiran Ale masih terbayang satu perkataan Stevy dari kemarin malam.
Perkataan itu masih selalu berputar-putar di kepalanya, dengan keras Ale berpikir apa benar begitu? berarti dunia tidak pernah adil untuk orang-orang miskin. Ale anak perempuan mandiri yang masih selalu membutuhkan bunda untuk menyelesaikan kebingungannya. Semenjak Anda pergi, bunda menjadi tempat pelarian Ale untuk bercerita segala yang menjadi kebingungannya.
"Bunda, apa benar di dunia ini orang miskin tidak memiliki kesempatan untuk berbicara? dia hanya pantas untuk ditindas saja?" tanya Ale polos.
Bunda tersenyum menatap Ale yang masih sibuk dengan bungkus nasi.
"Kata siapa?" lanjut Bunda.
"Temen Ale bilang gitu bunda."
Bunda mulai menghentikan aktivitasnya menyauk nasi dan lauk ke dalam bungkus nasi.
"Sayang, semua manusia di mata tuhan itu sama. TIdak ada yang bisa membatasi jarak kita berbicara dengan tuhan. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk berdoa pada Tuhan. Gaada tuh yang pernah bilang, orang kaya punya kupon paling banyak untuk berdoa pada tuhan. Tapi kupon dan kesempatan kita akan selalu sama. Yang membedakan hanya keinginan kita, sejauh mana kita ingin berinteraksi dan meminta pada tuhan. Tapi nak, manusia itu berbeda, suka sekali membuat strata dan membuat kelompok masyarakat yang dijuluki sebagai kaya, miskin, menengah. Sebenarnya itu bukan masalah besar, namun tanpa di sadari beberapa pihak akan selalu merasa paling mendominasi, membatasi ruang gerak kelompok yang lain bahkan menindas jika perlu. Kenapa? Karena mereka punya kekuasaan." Bunda menjelaskan.
Ale masih bingung dengan ucapan bundanya. "Lalu, apa yang harus dilakukan kelompok yang ditindas Bunda? Kalau diam saja maka tidak akan ada jalan keluarnya kan, Bunda?"
Bunda tersenyum melihat wajah Ale yang begitu serius dan terlihat bersemangat menemukan jawabannya.
"Bunda pernah bilang sama Ale, kan? kita tidak akan pernah bisa membatasi ucapan orang lain karena itu di luar kendali kita, Nak. Kita hanya bisa kontrol tindakan kita pada orang lain. Sama hal nya seperti Ale yang bisa masuk sekolah orang kaya, mematahkan statemen yang bilang hanya orang kaya yang bisa masuk ke sekolah favorit SMA Harapan Bangsa. Angkatan Ale yang paling pertama mendapat beasiswa untuk ke sekolah favorit itu, bukan? berkat siapa? berkat Ale yang berhasil memenangkan lomba pidato yang sempat diadakan sekolah SMA Harapan Bangsa waktu itu."
Benar saja, waktu kelas 3 SMP saat itu. SMA Harapan Bangsa mengadakan lomba pidato Se kabupaten. Waktu itu Ale ditunjuk sebagai perwakilan. Tema nya bebas. Ale waktu itu membawakan pidato tentang nasib anak miskin yang ingin bersekolah di sekolah favorit ini. Tak di sangka Ale menyabet juara 1 saat itu.
Pidatonya terdengar oleh Kepala Sekolah, dihadiri juga Bapak Bupati Lombok Timur. Bapak Bupati yang mendengar pidato Ale kemudian memberikan komentar luar biasa. Saat itu juga, di angkatan Ale dibuka beasiswa untuk anak berprestasi Se - Kabupaten Lombok Timur.
Anak-anak SMP yang berprestasi diberikan beasiswa bersekolah di SMA harapan bangsa dengan syarat setiap sekolah memiliki jatah satu orang siswa dan beruntungnya Ale masuk ke dalam list siswa yang beruntung itu. Begitulah singkatnya.
"Jadi, Ale tau apa yang bisa dilakukan?"
Dengan semangat Ale mengangguk. "Jadi yang bisa Ale lakukan adalah mematahkan statemen itu kan, Bunda? tidak ada batasan untuk orang miskin, semua orang itu sama."
"Tapi ingat, untuk bisa sampai disana ... Ale harus berusaha lebih kuat. Tutup telinga dari ucapan orang-orang yang berkemungkinan akan menyakiti dan menghambat Ale menuju ke sana. Fokus pada tekad dan jalan Ale. Tekad itu harus kuat ya sayang. Ale tau batu terkeras di dunia?"
"Oh ya? memangnya ada batu terkeras di dunia?"
Bunda terkekeh pelan. "Itu hanya pengandaian Sayang. Jadi, batu terkeras di dunia itu adalah tekat! apapun tekat kita, apabila itu di jalan yang benar dan menguntungkan bagi banyak orang harus terus di pertahankan dan diperjuangkan!"
"Siap Bunda! tekat Ale untuk mematahkan statemen murahan itu. Ale harus sukses agar bisa didengar dan punya kekuasaan!"
"Sudah azan subuh Le mandi lalu solat ya, Nak. Biar Bunda yang lanjutkan sisanya. Setelahnya bangunkan Ela ya dia harus sekolah."
Ale kemudian mengangguk dan mulai bangkit dari kursi meninggalkan bunda dengan beberapa nasi bungkus yang belum di masukkan ke dalam keresek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Pie Yana
suka banget sama petuah bunda
2024-04-01
0
Pie Yana
yup setuju
2024-04-01
0
Pie Yana
aku tinggalkan jejak sampai chapter 4 dulu y thor, besok ku lanjutin lagi
2024-03-24
0