Bab 11 Cinta Bagas Part 4

...Jika secara halus tidak bisa, maka aku akan mencintaimu, secara ugal-ugalan!...

...----------------...

                    - Bagas.

Pagi-pagi sekali selesai solat subuh tidak seperti biasanya, Ale masih duduk di atas sajadah. Dia merenung. Ada hal yang membuat kepalanya sudah terisi pagi ini.

Iya, benar saja dia teringat surat Anda semalam. Apa maksudnya meminta Ale untuk melanjutkan hidup? Sementara tujuan Ale selama ini adalah ingin bertemu dengan dirinya. Pria itu selalu ambigu sejak dulu. Selalu terus membuat Ale berpikir keras dengan perasaanya.

Lamunan Ale terhenti oleh notif WhatsApp . Ada nomer baru yang masuk. Tumben sekali ada yang meng- chat dirinya sepagi ini.

[Ting]

+628XXXXXXXXXXXX

_Gue jemput_

Pesan yang sangat singkat dan sangat to the point.

Ale dibuat bingung oleh nomer tersebut. Pagi-pagi sudah menggangu, tidak ada basa basi, tidak ada salam, tiba-tiba bilang akan menjemput? Ale berpikir keras dengan siapa dia mutualan nomer selain Adul? Dia pikir tidak ada.

Tidak ingin terlalu lama penasaran dia kemudian mulai melihat bio dibawah nomer telfon itu tertulis "Bagas Maximulyo"

Terjawab sudah. Ale merasa sangat kesal.

"Gila ni orang, enggak cukup apa ngeliat gue di siksa kemarin. Kalau gue sama dia yang ada malah Stevy bisa melakukan hal yang lebih kejam lagi!" ucapnya dengan nada kesal dan suaranya terdengar oleh bunda yang sedang di dapur.

"Ada apa Kaka? Kok pagi-pagi udah teriak?"

"Gaada Bunda, ini cuman nomer orang gila kayaknya ngechat pagi-pagi bikin emosi aja Bunda."

"Blok saja," jawab Bunda menyarankan.

"Gapapa Bunda."

Ale kemudian membalas pesan singkat itu.

_"Ogah! gue mau pake ojek online!"_

5 menit kemudian balon chat masuk lagi.

_"Gaada penolakan"_

Ah! menyebalkan! pagi-pagi mood Ale sudah hilang melayang oleh nya.

Tanpa mau membalas, Ale lebih memilih hanya untuk me-read chat Bagas. Ale meletakkan kembali handphone nya di meja belajar. Lalu mengambil handuk dan bersiap menuju ke kamar mandi.

45 menit berlalu. Ale sudah siap dengan seragamnya sama halnya dengan Ela. Dia bersiap akan memesan ojek online. Baru akan membuka aplikasinya tiba-tiba ada suara ketukan pintu membuat Ale menjeda aktivitasnya yang ingin memesan ojek online.

"Sebentar," ucapnya sambil bergerak membuka pintu.

Setelah pintu dibuka, dia melihat sosok pria yang sudah rapi lengkap dengan seragam sekolah SMA. Siapa lagi kalau bukan Bagas.

"Lo?"

"Udah siap?"

"Lo ngapain kesini, gue kan udah bilang gamau! Sana-sana lo pergi cepat sebelum Bunda liat."

Pria itu hanya tetap diam.

"Ii lo budek? pergiiiiiii," usir Ale sambil mendorong tubuh kekar pria itu agar ia pergi.

Sayangnya, bunda lebih dulu datang.

"Siapa, Nak?" tanya Bunda.

"Bagas Bundaaaaa," jawabnya lebih dulu mendahului Ale.

Bunda kemudian menuju ke arah Ale dan Bagas yang berada di depan pintu masuk.

"Oo Bagas, mau jemput Ale lagi, Nak?" ucap Bunda menyambut hangat.

"Iya Bunda, izin lagi ya ... Alenya berangkat bareng Bagas lagi," katanya sambil menyalami Bunda.

"Boleh banget, Bunda mah seneng banget malah. Tapi maaf sudah sering merepotkan," balas Bunda.

"Enggak kok Bunda, dengan senang hati."

"Yey naik mobil Kaka ganteng lagi," sambung Ela yang tiba-tiba datang.

Bagas yang melihat kedatangan Ela langsung menyambut gadis manis itu.

"Iya dong, ayok kita ke mobil La," katanya sambil mengarahkan ela berlalu lebih dulu ke dalam mobil.

"Mari Bunda kami berangkat, Assalamualaikum," ucap Bagas.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, hati-hati Gas," jawab Bunda.

Sekali lagi, Bagas berlalu meninggalkan Ale lebih dulu.

Saat melewati Ale dia berbisik pelan, "Gue menang lagi, lo ga bisa nolak," ucapnya persisi sebelum melewati tubuh Ale yang masih diam dan kesal di samping pintu.

Ale menarik nafas berat. Tidak bisa menolak, lagi-lagi dia kalah telak.

"Pamit ya Bund assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, hati-hati Kak," ucap Bunda sembari mengecup kening Ale.

Mobil itu melaju, beberapa menit setelah itu kemudian berhenti di sekolah Ela. Lalu melaju kembali. Selama di perjalanan Ale lebih memilih untuk diam. Tidak ingin banyak bertanya dan mengomeli Bagas. Bahkan masalah Stevy akan melukainya lagi atau tidak jika melihat nya bersama Bagas lagi sudah jauh dari pikirannya. Dia hanya fokus menghadap jendela, kepalanya masih memikirkan surat Anda dari semalam, itu jauh lebih menguasai otaknya.

Bagas dalam hati heran. Tumben sekali Ale yang biasanya banyak bicara dan mengomelinya malah lebih memilih untuk diam. Hadeh! giliran banyak omong juga Ale di suruh diam.

Bagas kemudian salfok pada penampakan siku Ale yang sudah tidak menggunakan perban kain kasa.

"Kenapa perbannya di buka?" tanyanya membuat Ale yang sedari tadi fokus sendiri menjadi menoleh ke arahnya.

"Lukanya udah kering," jawabnya singkat.

"Syukurlah."

"Iya," ucap Ale sembari fokus melihat bekas luka yang sudah kering di sikunya.

Mobil putih Bagas persisi berhenti di parkiran sekolah. Ale melihat sekeliling dan menemukan mobil Stevy terparkir juga disana. Sekali lagi, mereka berdua sampai sekolah pada waktu yang bersamaan.

Ale terkaku saat melihat Stevy keluar dari mobil dan melihat dirinya.

Bagas yang mengerti langsung menghampiri Ale, dan berkata, "Gausah takut, ada gue. Dia gaakan ngelukain lo lagi."

Ale hanya menunduk dan mengikuti langkah Bagas dari belakang menuju ke kelas.

Stevy n friend yang melihat kejadian itu hanya bisa diam.

"Ko lo cuman diem Stev?" tanya Vanya.

"Iya Stev! kayanya dia ga kapok sama hukuman kita kemarin," ucap Vinola melanjutkan.

Namun Stevy hanya diam, tidak ingin menanggapi perkataan sahabatnya itu. Dia mengingat perjanjian yang dia buat bersama Bagas.

"Udahlah yuk ke kelas," ajaknya pada Vanya dan Vinola.

Vanya dan Vinola yang kebingungan dengan tingkah Stevy hanya bisa menurut.

Episodes
1 Bab 1 Aku Ale!
2 Bab 2 Anak Baru
3 Bab 3 Pertemuan Pertama
4 Bab 4 Obrolan Bunda
5 Bab 5 Balasan Bantuan
6 Bab 6 Cinta Bagas
7 Bab 7 Cinta Bagas Part 2
8 Bab 8 Cinta Bagas Part 3
9 Bab 9 Berpamitan
10 Bab 10 Surat Anda
11 Bab 11 Cinta Bagas Part 4
12 Bab 12 Cinta Bagas Part 5
13 Bab 13 Cinta Bagas Part 6
14 Bab 14 Cinta Bagas Part 7
15 Bab 15 Ingatan kala Hujan
16 Bab 16 Cinta Bagas 8
17 Bab 17 Museum
18 Bab 18 Museum Part 2
19 Bab 19 Fun City
20 Bab 20 Fun City Part 2
21 Bab 21 Kebun Binatang
22 Bab 22 Kebun Binatang
23 Bab 23 Kebun Binatang
24 Bab 24 Senja yang meredup
25 Bab 25 Kebersamaan Terakhir
26 Bab 26 Penolakan
27 Bab 27 Kesalahan
28 Bab 28 Takdir
29 Bab 29 Takdir Part 2
30 Bab 30 Takdir Part 3
31 Bab 31 Perpisahan
32 Bab 32 Pertemuan
33 Bab 33 Pertemuan part 2
34 Bab 34 Kembali
35 Bab 35 Ketidaksengajaan
36 Bab 36 Ketidaksengajaan Part 2
37 Bab 38 Ketidaksengajaan Part 3
38 Bab 38 Penghianatan?
39 Bab 39 Rumah Sakit
40 Bab 40. Rumah Sakit Part 2
41 Bab 41 Penantian
42 Bab 42 Penantian part 2
43 43 Memasak Cinta
44 44 Telfon
45 Bab 45 Mengantar Cinta
46 Bab 46 Memberontak
47 Bab 47 Kacang
48 Bab 48 Puisi
49 Bab 49 Bagas?
50 Bab 50 Bulan
51 Bab 51 Ingatan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Kembali
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57 Kebingungan
58 Kembali
59 Penolakan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Aku Ale!
2
Bab 2 Anak Baru
3
Bab 3 Pertemuan Pertama
4
Bab 4 Obrolan Bunda
5
Bab 5 Balasan Bantuan
6
Bab 6 Cinta Bagas
7
Bab 7 Cinta Bagas Part 2
8
Bab 8 Cinta Bagas Part 3
9
Bab 9 Berpamitan
10
Bab 10 Surat Anda
11
Bab 11 Cinta Bagas Part 4
12
Bab 12 Cinta Bagas Part 5
13
Bab 13 Cinta Bagas Part 6
14
Bab 14 Cinta Bagas Part 7
15
Bab 15 Ingatan kala Hujan
16
Bab 16 Cinta Bagas 8
17
Bab 17 Museum
18
Bab 18 Museum Part 2
19
Bab 19 Fun City
20
Bab 20 Fun City Part 2
21
Bab 21 Kebun Binatang
22
Bab 22 Kebun Binatang
23
Bab 23 Kebun Binatang
24
Bab 24 Senja yang meredup
25
Bab 25 Kebersamaan Terakhir
26
Bab 26 Penolakan
27
Bab 27 Kesalahan
28
Bab 28 Takdir
29
Bab 29 Takdir Part 2
30
Bab 30 Takdir Part 3
31
Bab 31 Perpisahan
32
Bab 32 Pertemuan
33
Bab 33 Pertemuan part 2
34
Bab 34 Kembali
35
Bab 35 Ketidaksengajaan
36
Bab 36 Ketidaksengajaan Part 2
37
Bab 38 Ketidaksengajaan Part 3
38
Bab 38 Penghianatan?
39
Bab 39 Rumah Sakit
40
Bab 40. Rumah Sakit Part 2
41
Bab 41 Penantian
42
Bab 42 Penantian part 2
43
43 Memasak Cinta
44
44 Telfon
45
Bab 45 Mengantar Cinta
46
Bab 46 Memberontak
47
Bab 47 Kacang
48
Bab 48 Puisi
49
Bab 49 Bagas?
50
Bab 50 Bulan
51
Bab 51 Ingatan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Kembali
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57 Kebingungan
58
Kembali
59
Penolakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!