...Jika beberapa hal membuatmu sakit hati, tak perlu lari. Cukup ingat moment yang membuatmu happy dan merasa hidup lagi...
...----------------...
- Ale.
Sekolah sudah terlihat sepi. seluruh siswa sudah pulang. Hanya ada beberapa siswa yang masih stay di sekolah karena menunggu jemputan. Hari senin memang tidak ada ekstrakurikuler di sekolah. Biasa ekstrakulikuler apapun itu di hari Selasa, Rabu, Kamis, atau Sabtu. Karin juga sudah beberapa menit yang lalu dijemput oleh ayahnya. Namun tidak dengan Ale, dia masih berada di area sekolah. Ale memang begitu, sengaja pulang belakangan karena tidak suka berdesakan dan harus ke kantin dulu untuk mengambil uang nasi yang ia antar pagi tadi.
"Bi Siti, Ale mau ambil uang nasi tadi."
"Oiya ini Ale, totalnya 150 ya Le," kata Bi Siti sambil menyodorkan uang selembar seratus ribu, dua lembar dua puluh ribu, dan selembar lagi sepuluh ribu.
"Oke Bi terimakasih banyak," kata Ale sambil mengambil uang yang disodorkan Bi Siti.
"Besok nasinya di tambah aja ya Al ... jadi 35 atau berapa lah, kebetulan rame yg mau."
"Alhamdulillah. Nanti Ale kabarin bunda ya," kata Ale dan dibalas anggukan oleh Bi Siti.
Setelah mengambil uang, Ale kemudian bergegas menuju parkiran untuk mengambil sepedanya. Di parkiran dia mendapati Stevy dan geng nya yaitu Vinola dan Vanya sedang tertawa mengelilingi sepedanya. Ale yang baru saja berada di area parkir langsung kebingungan dan berlari melihat sepedanya. Dia terkejut melihat sepedanya yang rantainya sudah putus.
Tidak ada yang bisa Ale katakan. Dia benar-benar marah sebenarnya, hatinya sudah dari tadi mendidih. Tapi selalu dia tahan. Bukan karena dia tidak berani melawan tapi hanya tidak ingin memperkeruh suasana. Dia harus sebisa mungkin menjaga nama baiknya di sekolah ini. Gapapa dia yang harus menanggung lukanya, asalkan dia bisa tamat dan mendapatkan beasiswa lagi untuk melanjutkan kuliahnya. Karena engga mungkin sekali dia akan bisa kuliah apabila tidak mengandalkan beasiswa.
"Mampus lo!" ucap Stevy persis di samping telinga Ale yang sedang berjongkok sibuk membenahi rantai sepedanya yang putus.
"Makanya, lo gausah ganggu-ganggu Stevy deh ya anak miskin kalo lo ga mau di usilin," kata Vinola yang kemudian di sambut oleh Vanya.
"Bener tuh, gausah kegatelan lo!"
"Inget ya Ale, awas aja kalo gue liat lo deket-deket sama Bagas ... gue bisa bertindak lebih kejam dari ini!" tukas Stevy mengancam sambil mencoel kepala Ale.
"Stev, kan gue udah bilang ga pernah sama sekali terbesit di pikiran gue buat ngedeket-" jawab Ale membela diri.
Belum kalimatnya selesai. Sudah dipotong duluan oleh Stevy.
"Stttttt sudah cukup! tidak ada pembelaan apapun Ale! tidak ada ruang untuk orang miskin bisa berbicara dan melakukan pembelaan. Pantasnya hanya ditindas!"
Stevy n friend kemudian berlalu meninggalkan Ale dengan tertawa jahat menuju ke mobil merah yang sudah siap untuk membawa mereka pulang. Ale hanya tertunduk lemas, meremas dadanya yang sakit, dia mulai menangis dalam diam, mulai sibuk mengacak-acak rantai sepedanya.
Dari kejauhan, ternyata seorang pria tengah memperhatikan sedari tadi. Pria itu berdiri di lorong sekolah yang tidak jauh dari tempat parkir. Pria itu perlahan mendekati Ale yang sama sekali tidak menyadari dirinya diperhatikan dari tadi. Pria itu mulai berbicara saat berada persis di samping Ale.
"Mau gue bantu?"
Ale yang sedang sibuk dengan rantai sepedanya langsung sigap mengelap matanya yang basah bersiap untuk mendongakkan kepala melihat siapa pria baik hati yang bersedia menolongnya. Dia kaget melihat sosok Bagas dengan wajah datar sedang melihatnya.
"Ck, gausah gue bisa sendiri."
"Kalo lo bisa sendiri dari tadi harusnya udah kelar. Sepeda rantainya terpasang!" jawab Pria itu sambil ikut mengotak atik rantai sepeda Ale.
"Apaan si lo! mending pergi deh. Gausah sok baik. Ini juga gara-gara lo! coba aja tadi gue ga bareng sama lo ke kelas mungkin enggak akan gini nasib sepeda gue!" balas Ale namun tak dihiraukan oleh Bagas. Dia tetap sibuk memperbaiki rantai sepeda yang rusak.
"Hello, Mas Bagas sok baik! lo denger gue ga? mending pergi deh! gue gamau buat masalah sama stevy lagi!"
"Selesai," katanya singkat.
Ale langsung memeriksa rantai sepedanya.
"wah!" jawabnya spontan.
"Lo banyak omong juga ya ternyata. Mulut lo dari tadi ga berhenti ngoceh terus," kata Bagas.
"Dih mana ada. Gue ngoceh juga karena memang harusnya gitu kok," kata Ale membela diri sendiri.
"Kalo ngoceh minimal ngaca, muka lo cemong tuh! bekas rantai," kata Bagas yang kemudian berlalu meninggalkan Ale.
Ale dengan sigap langsung mengambil tisu di dalam tas nya dan mulai sibuk mengelap mukanya yang cemong tanpa peduli tentang sosok pria yang sudah membantunya tadi.
Pria itu berlalu menuju sebuah mobil putih yang terparkir persis di samping sepeda Ale. Ale tidak peduli mobil putih Bagas melewati dirinya. Dia hanya tetap sibuk membersihkan mukanya yang cemong. Dia mulai memiringkan wajah serta memonyongkan bibirnya agar noda hitam di wajahnya cepat bersih. Di dalam mobil, pria itu tersenyum getir melihat tingkah Ale yang lucu. Tanpa ia sadari, di dalam hatinya dia berkata "unik dan sangat cantik," batinnya dalam hati.
...----------------...
Tidak seperti biasanya, hari ini Ale tidak langsung pulang ke rumah. Dia masih sedikit sakit hati dengan Stevy yang memperlakukannya tidak baik. Jadi dia memutuskan untuk membeli es krim dan menuju ke taman dimana dia dan Anda selalu bertemu. Dia akan melepas segala sakit hatinya disana. Dia tidak ingin membawa sakit hati ini ke rumah, karena Anda pernah bilang :
"Ale, rumah kamu itu tempatnya bahagia, kehangatan dan penuh cinta. Jadi setiap pulang ke rumah, kamu harus dalam keadaan bahagia. Jika lelah, dan putus asa lepas dulu di luar ya biar kalau di rumah ingetnya senang terus! karena di rumah, kamu harus jadi yang paling kuat bukan Al? Jadi harus bahagia. Tapi kalau di aku, peran rumah bukan hanya untuk bahagiamu aja Al, tapi untuk menampung segala kesedihanmu juga."
Ale mulai memarkirkan sepedanya di taman. seperti biasa, taman ini memang kadang sepi sebab sudah tidak seindah dulu. Bisa dikatakan ini taman tua, layak huni memang cuman tidak layak-layak banget :D. Dia mulai mendudukkan diri di sebuah bangku panjang bercat putih yang dimana cat nya sudah memudar. Dia mulai menyeruput Ice cream coklat yang ada di tangannya.
Dia memandang gelang hitam yang terpasang di tangannya. Iya, gelang itu sangat spesial untuk Ale. Gelang dari anda untuknya. Beberapa hari ini pria itu selalu mengusik kepalanya. Ale selalu menantikan kepulangan anda yang entah sampai kapan. biasanya pulang sekolah anda akan mengajaknya ke taman, tapi serasa di dunia yang berbeda. Kenapa? karena anda akan mengajaknya berpetualangan dengan pikirannya. Di saat Ale sedih, anda akan memegang tangannya erat-erat memintanya untuk memejamkan mata dan mereka mulai berpetualang. Bagaimana tidak? mereka sama-sama berzodiak Pisces. Pantas saja dunia khayal akan lebih menyenangkan bagi mereka.
Pernah di suatu hari Ale sedang sedih karena lukisannya di robek oleh teman sekelasnya di SMP dulu. Entahlah, Ale ini anaknya baik hati hanya saja beberapa anak cabe-cabean sekolah tidak menyukainya karena parasnya yang cantik. Bisa ditebak bukan? karena laki-laki yang anak cewe itu sukai selalu menyukai Ale.
Siapa coba yang tidak suka? sederhana, cantik, pintar, dan memahami adab. Saat itu Anda meminta Ale memejamkan mata dan memegang tangannya.
"Al, pejamkan mata dan mulai bayangkan tempat indah salah satu tempat yang membuat kamu bahagia. Disana hanya ada kita berdua. Jika sudah bisa terbayangkan tarik nafas dalam-dalam, lalu hembuskan. Kamu boleh teriak di tempat itu, buang segala yang bikin kamu sedih. Di dalam hati jangan lupa istighfar Al. Sudah merasa lebih tenang? Jika sudah genggam tangan aku lebih kuat. Lalu buka mata"
Ketika Ale membuka mat, dia kaget dengan wajah Anda yang sudah berada tepat di depan wajahnya. Wajah anda di buat jelek-jelek seperti badut. Ale langsung terkejut dan mulai tertawa dengan tingkah anda yang lucu.
"Nah, Kan udh ketawa! Berarti ga sedih lagi," kata Anda tersenyum memandangnya.
Ale mengangguk lalu melihat tangannya yang masih di genggam anda.
"dih modus!" celetuknya meledek.
Anda langsung spontan melepaskan genggaman tangannya di tangan Ale. Mereka berdua kemudian tertawa lagi lebih keras.
"Nda, terus di genggam ya tangan aku biar sedihnya bisa ilang, biar ga tersesat dalam kesedihan."
"Selalu." Anda menatap Ale lamat - lamat.
Mereka kemudian menatap tajam ke arah langit yang mulai menguning jelas sekali. Saat-saat bersama anda akan selalu banyak bahagianya.
Ale yang kini tengah duduk sendirian, yang tengah melamun sedari tadi, dihentikan lamunannya ketika mendapati ice cream coklat sudah meleleh di tangannya. Ternyata tadi dia terlalu menghayati, terlalu lama memejamkan mata hingga lupa ada yang tengah ia pegang. Ini kali ke berapa untuk hari ini dia sial.
Sekolah yang hampir tutup, pergelangan tangan yang memerah karena tangan Stevy, rantai sepeda yang putus, bertemu dengan Bagas (bertemu dengan Bagas menurutnya adalah salah satu kesialan paling besar), dan sekarang ice cream malah meleleh dan jatuh ke rok nya. Sepertinya hari ini sudah cukup. Dia sudah menemukan kembali jiwanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
milkywayjn_
mampir dilapak ku juga yaa, smenagat berkaryaaa thor 🚀
2024-02-23
0
Pena & Vian
semangat thor, ceritanya bagus penuh makna juga 😄, jadi penasaran kapan Ale ketemu Anda lagi...
2024-01-12
3