Lanjut
...Setiap orang akan selalu ada masanya di hidup kita. Awalnya aku ga percaya, tapi sekarang setelah Bagas datang, aku mulai sedikit percaya. Apakah anda akan benar - benar tergantikan....
...----------------...
- Ale.
Mereka naik menuju ke lantai 3. Sebelum ke fun city Bagas mengajak Ale untuk ke McD membeli ice cream .
"McD yuk! beli ice cream," ucap Bagas mulai menarik tangan Ale.
Ale tidak menolak. Dia membiarkan Bagas membawanya.
"Mau rasa apa Le?" tanya Bagas.
"Coklat."
Bagas kemudian memesan satu ice cream coklat dan satu ice cream strawberry.
"Nih," ucapnya sambil menyodorkan ice cream coklat itu kepada Ale.
"Makasi bag-" belum saja selesai berterimakasih, Bagas menyodorkan ice cream coklat itu sampai mengenai hidung Ale.
"Iiii Bagas!" teriak Ale.
Bagas kemudian berlari "Wleeeeee."
Ale kemudian mengejar Bagas sampai ke fun city.
Bagas membeli koin dan mereka mulai bermain.
"Lo mau main apa?" tanya Bagas.
"Mau boneka capit!" jawab Ale semangat.
"Nih!" ucap Bagas memberikan beberapa koin.
Ale kemudian mulai memasukkan koin ke dalam mesin. Empat sampai lima kali percobaan selalu gagal.
"Yah nggak dapet-dapet :( . Mana sisa tinggal 3 koin jadi tinggal sekali main," jawab Ale.
"Ini kan masih ada koin," ucap Bagas menunjukkan beberapa koin yang masih ada di tangannya.
Ale menggeleng. "Enggak, gue udah ngabisin jatah koinku. Jadi gaboleh nambah, bunda pernah ngajarin. Manusia itu tidak akan pernah puas. Jadi untuk bisa mengontrol kepuasan itu, kita harus bisa membatasi diri. Kaya permainan capit ini contohnya. Meskipun masih ada koin lainnya. Tapi harus tetap konsisten, segimana koin awal yang kita punya. itu yang harus di habiskan kalau sudah habis ya gaboleh nambah. Koin lainnya buat digunakan bermain permainan lainnya aja. Buat latih kedisiplinan diri, membatasi keinginan yang gaperlu, dan bisa terlatih lebih kerja keras lagi," ucap Ale menjelaskan.
"Yaudah sini yang terakhir itu biar gue yang mainin," ucap Bagas menawarkan.
Karena sudah lelah berusaha dan merasa diri sendiri memang tidak kompeten dalam hal ini akhirnya dia membiarkan Bagas mengambil alihnya. Ale kini hanya berperan menjadi tim penyemangat.
"Ayo Gas, ayo dikit lagi ... yang kelinci putih," teriaknya lebih semangat daripada Bagas.
Sementara Bagas dengan hati-hati dan fokus mengarahkan mesin capit untuk mengambil boneka kelinci putih itu. Dan yap! Tepat sasaran! Kelinci putih itu bisa terambil.
"yeyyyyy!" teriak Ale senang.
"Nih!" ucap Bagas memberikan boneka putih itu.
" Terimakasih." Ale menerimanya.
Bagas mendekatkan tangannya ke mulut Ale. Lalu menyentuh samping bibir Ale. Ale sontak langsung menjauhkan wajahnya dari Bagas.
" Ma - maaf gue ga bermaksud gimana-gimana. Ada ice cream di samping mulut lo," jawab Bagas.
Dengan cepat Ale mengusap samping bibirnya. Keadaan menjadi canggung sebentar sampai Bagas memulai obrolan lagi.
"Karena gue udah berhasil bantu lo ngambil boneka ... sekarang lo harus mau main dance itu sama gue!" ucap Bagas.
"Ih gamau ah," tolak Ale.
"Ucapan gamau lo ... itu berarti mau," jawab Bagas sembari menarik tangan Ale.
Lagi - lagi Ale tidak bisa menolak. Namun Ale kebingungan bagaimana cara mainnya, mana yang harus ditekan. Akhirnya Bagas menjelaskan. Karana untungnya Ale tidak lemot, dia mudah paham. Mereka pun bermain. Ale yang awalnya menolak sekarang malah dia yang paling energik sampai di akhir dance.
"Huh capek," ucap Ale.
"Ah! masa segitu aja capek, sekarang ayo main basket!" ajak Bagas lagi.
Ale hanya bisa menuruti kemana Bagas membawanya. Mereka menghabiskan koin dengan memainkan beberapa permainan. Setelah koin habis dan mereka cukup puas akhirnya merekapun pulang.
"Bagas! udah jam 8. Anter gue pulang."
Bagas melirik jam tangannya dan memang benar sudah jam 8 malam. Akhirnya Bagas pun mengantarkan Ale pulang.
Di perjalanan pulang, Ale lagi-lagi tertidur. Bagas suka sekali melihat perempuan itu tertidur. Rasanya dia ingin lama-lama terus melihat Ale tertidur.
Sebelum sampai rumah, Bagas menyempatkan untuk berhenti membelikan martabak dan terang bulan untuk diberikan pada bunda. Mobil Bagas malam ini melaju pelan. Tidak mau rugi untuk terus lebih lama bersama Ale. Beberapa menit kemudian mobil sampai.
Bagas awalnya tidak enak untuk membangunkan Ale. Tapi mau tidak mau dia harus membangunkan gadis itu.
"Le, kita sudah sampai," jawabnya pelan berbisik.
Ale kemudian terbangun.
"Oh, sudah sampai ya? duh aku ketiduran. Maaf-maaf," kata Ale memperbaiki posisi duduknya.
"Gapapa," jawab Bagas pelan.
Sebelum turun, Bagas memberikan Ale boneka yang tadi dia dapatkan dari hasil bermain capit sembari juga menyodorkan Ale martabak dan terang bulan yang ia beli tadi.
"Nih bonekanya, sekalian oleh - oleh buat bunda sama Ela. Salam ya, buat bunda," ucap Bagas.
"Eh? Apa ini?" tanya Ale.
"Martabak sama terang bulan."
"Gausah repot-repot Bagas, yaampun ..." jawab Ale.
"Ga repot, sebagai tanda makasih buat bunda karena dibolehin bawa kamu main."
"Lo ga masuk dulu?"
"Udah malam, sampaikan salam aja ke bunda ya."
Entahlah, semakin kesini Bagas makin banyak omong ya ternyata WKWKWKWKWK.
"Makasi sekali Gas, udah buat gue seneng," ucap Ale.
"Dengan senang hati," timpal Bagas.
Ale kemudian keluar dari mobil.
"Dahhh," ucap Ale yang dibalas lambaian tangan oleh Bagas.
Stelah memastikan Ale masuk ke dalam rumah. Bagas melajukan mobilnya sambil berkata dalam hati (gue yang harusnya berterimakasih Le, karena lo udah hadir di hidup gue).
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Ale saat masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, baru pulang, Nak?" jawab Bunda.
"Iya Bund," ucap Ale sembari menyalami tangan Bunda.
"Bagas mana?"
"Sudah pulang."
"kenapa ga disuruh mampir?"
"Sudah. Tapi katanya udah malem ... besok - besok aja."
Bunda kemudian mengangguk.
"Oh iya Bunda, ini ada martabak dan terang bulan dari Bagas katanya buat Bunda. Dia titip salam juga."
"Yaampun repot-repot, besok ucapin makasi ke nak Bagas ya Le," ucap Bunda.
Ale kemudian mengangguk.
"Iya Bund, yaudah Ale mau bersih-bersih dulu ya."
...----------------...
Sebelum bersih-bersih, Ale meletakkan boneka kelinci hasil bermain capit itu di samping sebuah boneka kucing. Ukuran mereka hampir sama. Ale memandang lamat kedua boneka kelinci dan kucing yang kini bersebelahan. Dia tersenyum masam. Memandang ke arah boneka kucing yang ada di samping boneka kelinci itu.
Dia mengingat moment saat boneka kucing itu ia dapatkan. Boneka itu pemberian dari Anda. Sama halnya dengan boneka kelinci ini, Anda mendapatkannya dari hasil bermain capit juga.
Dia ingat sekali bagaimana Anda mengajarinya bermain capit. Beda halnya dengan bonek kelinci ini. Boneka kucing ini ia dapatkan bersama - sama.
Anda selalu mengajarkan Ale untuk terus berusaha. Anda waktu itu memegang tangan Ale mengontrol pergerakan mesin capit bersama - sama. Dan akhirnya boneka kucing itu terambil. Kata Anda hasil kerja keras kita akan lebih nikmat daripada hasil pemberian orang lain.
Anda selalu bilang,
"Al, ada masanya dimana Ale harus berusaha sendiri dan tidak menyerah, meskipun ada Anda. Ale harus bisa juga mengandalkan diri sendiri. Agar disaat Anda ga ada bareng Ale, Ale bisa sendiri. Ada Masanya kapan Ale harus manja dan kapan juga Ale harus berusaha."
Ale kemudian tersenyum. Melihat dua boneka yang sekarang ada di atas lemarinya. Satu dari anda dan satu lagi dari Bagas. Selama beberapa tahun boneka kucing ini sendirian akhirnya sekarang ada teman.
Sama seperti dirinya yang setelah ditinggal anda beberapa tahun, dan sekarang ada Bagas.
Ale teringat kembali dengan surat anda.
Dalam hatinya bergumam,
( Apa ini yang Anda maksud pengganti? apakah ini yang namanya dirinya sudah melanjutkan perjalanan? Setelah dia perlahan mulai terbiasa dengan hadirnya Bagas di hidupnya. Sekarang ketika Ale ada masalah, bukan Anda yang datang tapi Bagas. Apa ini yang Anda mau? )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Suryavajra
nah bener ni.. martabak dan terang bulan adalah 2 makanan yang berbeda 👍👍👍👍👍👍
2024-03-20
0
Amelia
❤️❤️❤️❤️❤️👍
2024-02-29
0
Sabila
ditunggu part selanjutnya
2024-01-23
0