...Cinta itu dari mata, kenal, tau sifatnya, nyaman, lalu jatuh ke hati. Ruangan hatimu kosong ga? Bisa aku isi...
...----------------...
- Bagas.
Pukul 10:30 WITA. Kantin sudah ramai dengan banyaknya siswa yang kelaparan termasuk Ale dan juga Karin. Mereka duduk di sebuah kursi panjang paling pojok.
"Le? lo seriusan kecelakaan?" tanya Karin yang sama sekali tidak mengetahui sahabatnya itu kecelakaan karena senin kemarin dia tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit.
"Iya, tapi gue gapapa kok Rin santai aja nih cuman siku doang yang kena," balas Ale sambil menunjukkan luka sikunya yang sudah mulai mengering.
"Huh syukurlah...."
"Tapi ...."
"Tapi apa?" jawab Karin dengan wajah khawatir dan tegang.
"Gausah se tegang itu kali mukanya." Ale terkekeh pelan melihat wajah serius Karin yang menghawatirkan nya.
"Tapi apa Le? lo tuh ya kebiasaan kalo ngomong setengah-setengah. Mana bisa gue ga khawatir! lo temen gue satu-satunya klo lo sampe kenapa-kenapa gue ga punya temen ntar."
Ale makin tertawa dibuatnya.
"Tapi, sepeda gue rusak parah Rin, jadinya harus dibawa ke bengkel."
"Terus? lo ke sekolah pake apa buset? jangan bilang lo jalan kaki?"
"Ga lah Rin plis deh!☺️🫵 sekolah lumayan jauh masa gue jalan kaki kaya orang ilang dong rupa gue sendirian."
"Pake ojek online?"
"Enggak."
"Lah? terus?"
Stttttttttt-
Ale meletakkan telunjuknya di bibir Karin mengisyaratkan untuk diam
"Sama Bagas," bisiknya pelan.
"Bjir! Bagas? serius lo? nggak mimpi, kan? ko bisa?" tanyanya penasaran.
"Jadi, waktu itu saat gue kecelakaan, Bagas ga sengaja ada di situ makanya dia yang bantuin ya gitulah singkatnya."
Karin kemudian tepuk tangan tidak menyangka.
" Curut es beku modelan Bagas itu baik juga ternyata ya."
"Begitulah," jawab Ale sambil menyeruput kuah bakso yang ada di depannya.
"Eh! tapi gue penasaran Rin, lo tau dari mana gue abis kecelakaan? perasaan gue belum kasi tau lo deh."
Karin yang sedang sibuk memakan baksonya yang nikmat dengan terpaksa harus menghentikan aktivitasnya.
"Nah itu dia Le! gue sampe lupa. Sekalian gue nanyain ke lo, kenal Adul ngga?"
Ale yang juga sedang menikmati baksonya tersedak.
"Huk-huk! iya - iya dia sahabat gue waktu kecil Rin dulu tinggal di Lombok cuman pindah ke Jogja sekarang . Gue juga sampe lupa bilang ke lo. Kemarin dia kan balik ke Lombok untuk mengurus pemakaman neneknya terus meet up lah sama gue. Dia liat foto lo di galeri katanya lo tipe dia banget makanya dia kirimin dirinya sendiri nomer whattsap lo. Maaf ya Rin gue lupa izin."
Karin kemudian mengangguk paham dengan penjelasan Ale.
"Ah gapapa lah Le! Dia juga ganteng tipe gue anaknya random banget le bikin gue ketawa padahal baru aja kenal HAHAHA. Btw Adul yang ngasi tau gue kalau lo kecelakaan."
" Ah dasar Adul! bikin lo cemas aja maaf ya Rin. Tapi emang gitu, Adul tipe merakyat eaaa. Dia bisa membuat seseorang nyaman dengan waktu dekat. makanya mantannya banyak. Hati -hati Rin, selalu waspada dengan tameng," ledek Ale.
"Ah! Karin di lawan. kecil - kecil gini gue juga bisa menaklukkan pria buaya. Kalo sampe dia nyakitin, gue bakalan buat dia berlutut di hadapan gue! ga kaya lo Le, dibuat bego sama orang lama. Masih aja nunggu padahal engga dikasi kepastian. Mending sama yang pasti-pasti aja kaya Bagas contohnya," ucap Karin.
Memang begitulah Karin, sebelas duabelas dengan Adul. berbicara agak sarkas meski apa yang dia katakan itu benar. untunglah dia sangat paham dengan karakter sahabatnya itu jadi tidak sama sekali dia tersinggung dengan apa yang Karin katakan.
Ale dibuat diam seribu bahasa oleh perkataan Karin. Sampe beberapa menit keadaan hening. Agar Karin juga tidak merasa bersalah jika dia hanya diam akhirnya Ale menjawab,
"Daripada bahas itu mending kita habisin bakso kita deh Rin sebelum bel masuk bunyi takut rugi besar kita kalo sampe ga habis."
Mereka berdua tertawa kemudian sibuk menghabiskan bakso yang tersisa tinggal beberapa biji.
...----------------...
Bel pulang berbunyi. Semua siswa bergegas meninggalkan kelas. Ale sudah khawatir dari tadi pagi mengingat Stevy yang melihatnya bersama Bagas. Tapi dia sudah siap dengan segala konsekuensi apabila Stevy akan melukainya lagi hari ini.
Alih-alih menuju bangku Ale, tapi Stevy malah melewati Ale begitu Saja. Tidak sedikitpu Stevy memandang ke arahnya. Hanya tersisa dirinya dan Bagas di dalam kelas.
Ale masih diam di bangkunya berusaha mencerna apa yang terjadi barusan. Dia benar - benar lolos dari terkaman Stevy n friend. Kesambet apa Stevy sampai dia berubah seperti itu? mungkin dia sudah bertaubat. Ucapnya positif thinking dalam hati.
lamunannya terhenti saat Bagas mengajaknya pulang.
"Lo mau diem kaya patung jadi penunggu kelas?" ledek Bagas.
Ale kemudian bergegas memasukkan alat tulisnya lalu mengambil tasnya.
"Ogah! lo aja sana," jawabnya sambil berlalu mendahului Bagas.
Bagas mengernyitkan sebelah alisnya karena tingkah Ale lalu setelahnya tanpa berpikir panjang dia menyusul Ale yang sudah berjalan di depannya.
...----------------...
Mobil putih Bagas berlalu meninggalkan area sekolah. Keadaan di dalam mobil beberapa menit hening sampai Ale membuka suara.
"Gas, sepeda gue kapan bisa diambil?"
"Kata orang bengkelnya, seminggu atau paling lambat dua minggu lagi. Karena sepeda lo rusak parah Le."
"Hmm lama juga," ucap Ale kecewa.
"Lo gamau beli sepeda baru aja? sepeda lama lo itu di tuker tambah."
Ale dengan cepat menggeleng.
"Kenapa? gaada biaya? biar gue yang tambahin biayanya," tawar Bagas.
Ale sekali lagi menggelengkan kepala sebagai tanda dia tidak mau.
"Bukan masalah uang Gas, tapi gue gamau jual sepeda itu karena itu sepeda kesayangan gue, gue beli sepeda itu dengan kerja keras. Inget banget dulu waktu SMP gue rela ga belanja sisihin uang jajan gue dan selalu bantu bunda di warung sehabis pulang sekolah demi nabung buat beli sepeda itu. Jadi dia simbol kerja keras gue, sepeda itu semangat gue."
Bagas semakin dibuat jatuh cinta saat mengetahui kesederhanaan Ale. Dia salut! Masih bisa menemukan sosok seperti Ale di zaman sekarang dimana banyak sekali anak perempuan yang mementingkan gengsi, penampilan, memaksakan diri bergaya padahal mah duit masih minta di orang tua.
"Bunda pernah bilang, benda yang kita beli dengan kerja keras apabila ingin dibeli oleh orang lain nilainya jadi tak terhingga. Karena kerja keras itu tidak bisa di bayar pake uang cuma-cuma tapi harus setimpal dengan kerja keras juga," ucap Ale menjelaskan.
Bagas mengangguk mengerti di dalam hatinya berkata.
( Lama - lama kalau gue Deket lo terus , hati gue bisa meledak Le. Entah sudah sebesar apa perasaan di dalam hati gue buat lo ).
"Btw ko Stevy ga ngelukain gue lagi ya Gas padahal jelas - jelas dia ngeliat gue bareng lo," tanya Ale penasaran.
"Udah gue sihir," jawab Bagas datar.
"Emang bisa?" tanya Ale memastikan.
"Emang gue izinin lo nanya?"
Ale menarik nafas panjang. Mulai lagi part Bagas yang rese☺️🔪!. Ale akhirnya lebih memilih diam dan tidak menggubris soal Stevy lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Amelia
suka ❤️❤️❤️😊
2024-02-21
0
Sabila
Tenyata gw nggak sendiri, ada ale juga wkwkwk
2024-01-17
0