...Bahkan ketika harus berhadapan dengan orang lama sekalipun, aku akan tetap memilih untuk terus berjuang....
...----------------...
-Bagas.
Bagas merebahkan dirinya di kasur. Menghela nafas panjang setelah ia mengantarkan Ale pulang lalu membersihkan badan. Menurutnya rebahan adalah salah satu pilihan paling baik saat ini. Setelah seharian berkelana bersama Ale cukup menguras tenaga dan hatinya mungkin.
Bagas merogoh tas yang tergeletak di samping dirinya mengeluarkan sesuatu di dalamnya. Terlihat sebuah foto yang diambil dari spot foto Cappadocia tadi. Bagas tersenyum memandangi foto itu. Menatap fokus kearah satu orang yang ada di foto yang tidak lain tentu saja Ale.
Dia memperhatikan tiap detail wajah Ale. Matanya, senyumnya, rambut lurus yang tergerai indah dengan jepitan warna ungu muda. Bagas tidak menyangka akan memiliki foto berdua. Setelah merasa puas menatap lekat foto Ale pikirannya kembali melayang pada sebuah surat yang ia temukan di tas Ale.
Nama Alexanda kembali teringat jelas di kepala nya. Siapa Alexanda? surat itu juga berisi sebuah surat perpisahan yang tidak jelas maknanya apa. Seolah benar - benar menarik ulur perasaan. Bahkan perempuan manapun yang membaca surat itu juga akan kebingungan harus memilih menetap atau pergi.
Menurut Bagas, sosok Alexanda ini adalah seorang pria pengecut yang tidak bisa mengambil tindakan atas perasaannya. Seharusnya seorang lelaki harus bisa bersikap tegas. Jika ingin meninggalkan silahkan beri pengertian dengan jelas bukan malah membuat ambigu.
Bagas mulai curiga dengan Ale akhir-akhir ini, anak itu lebih banyak melamun dan sedikit berbicara tidak seperti biasanya. Bahkan ketika hujan tadi, dia mendapati Ale juga melamun. Apa jangan - jangan karena surat ini?.
Tidak ingin terlalu lama penasaran. Bagas mengambil handphone yang ia letakkan diatas meja belajarnya. Membuka grup angkatan mereka lalu mencari nomer Karin.
Setelah mendapati nomer yang ia cari. Tanpa basa basi Bagas langsung menelfon nomer itu. Bagas memang anaknya tidak suka bertele - tele, jika kebingungan dia akan dengan segera mencari solusi untuk mengakhiri kebingungannya.Dia memang anak yang dingin di beberapa kondisi yang menurutnya memang harusnya begitu tapi justru sikap dinginnya itu juga bisa berubah saat ia harus melawan rasa penasarannya.
Bagas sudah menduga, Karin tidak mungkin akan langsung mengangkat panggilan dari nomor baru. Gagal dengan panggilan pertama akhirnya Bagas memutuskan untuk mengirim pesan terlebih dahulu sebelum menelfon lagi.
_karin, gue Bagas. tolong diangkat_
Setelah dia memastikan pesannya centang biru, barulah dia mulai menelfon Karin kembali.
Kali ini Karin mengangkatnya.
"Hallo."
"Iya hallo, kenapa Gas? Tumben bener lo."
"Gue mau nanya."
"Apaan? tentang Ale?"
"Lo tau Alexanda?"
Karin tidak langsung menjawab, dia sepertinya berpikir keras untuk mengingat nama itu.
"Emmmm, Alexanda ya? kayaknya pernah deh ... Emm ... ooo iya gue inget. Eh! tapi btw kenapa lo tau Alexanda? Ale ada cerita apa ke lo?"
"Langsung jawab pertanyaan gue! kenapa lo balik nanya."
Karin diam. Dia berpikir sebentar. Kenapa Bagas tiba - tiba tau Alexanda. Sepertinya Ale sudah memberitahu Bagas pikirnya. Tapi dia tidak semudah itu untuk memberitahu Bagas. Dia kembali bertanya lagi.
"Kenapa Lo ga nanya ke Ale?"
"Plis Rin! Cuman lo yang bisa kasi tau gue," jawab Bagas memelas.
"Kenapa gue?" tanya Karin heran.
"Oke, jadi gini. Tadi gue Nemu surat di tas Ale, intinya surat itu ditulis oleh seseorang bernama Alexanda. Gue ga mungkin ngasi tau lo isinya. Itu privasi," jawabnya.
Karin kembali tidak langsung menjawab. Butuh beberapa kali bujukan dari Bagas sampai akhirnya dia mau menjawab.
"Hm ... baiklah bakalan gue kasi tau. Alexanda itu adalah sahabat kecilnya Ale, mereka sudah berteman sejak di bangku sekolah dasar sampai SMP. Kenapa sampai SMP? karena waktu itu Alexanda usai lulus SMP pindah ke Jogja. Tanpa di sadari Ale jatuh cinta pada sahabat kecilnya itu. Dia setia nungguin si Alex itu yang katanya bakalan nemuin dia lagi tapi entah kapan waktunya. Gara - gara si Alex itu ya, Ale tidak pernah sama sekali ingin menerima pria manapun yang mencoba mendekatinya. Bego- bego pinter emang temen gue itu! masa masih nungguin orang yang sekarang entah dimana keberadaanya. Gue kadang sedih ngeliat Ale yang sering nangis karena rindu sama si Alex. Harusnya kalau si Alex itu suka sama Ale dia ga bakalan ngilang kan? sekarang juga zaman udah canggih bisa pake handphone tapi dia malah lebih milih ngilang. Jadi gue pengen temen gue bahagia, kalau lo beneran suka Sama Ale, gue dukung lo ... silahkan buat Ale bisa melupakan si Alex sialan itu!"
Bagas mengangguk paham.
"Makasi penjelasannya Rin. Gue tutup ya telfonnya."
"Sip."
[tuttt]
telfon dimatikan dari pihak Bagas.
Bagas mulai mencerna penjelasan dari Karin. sekarang dia paham siapa Alexanda. Pria yang berhasil membuat seorang Ale jatuh cinta. Dalam hatinya, Bagas bergumam.
( Ternyata sudah ada pria yang berhasil merebut hatimu ya Le? tapi dia menyia - nyiakannya. Bakalan gue coba buat gantiin posisi dia Le! gue akan ngebuat lo bahagia. Gaada yang boleh nyakitin Lo Ale! ).
Setelah mengetahui cerita itu. Semangat Bagas menjadi meningkat 10 kali lipat untuk mendekati Ale. Bagas mengambil kembali foto yang tergeletak di kasurnya. Menaruh foto itu pada sebuah bingkai foto kosong yang ada di kamarnya. Persis di meja samping tempat tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️👍
2024-02-26
0
Hanna Kurnia
Bikin penasaran aja nih😊
Yuk ah,jangan lupa saling support ya Kak 🙏😊
2024-02-22
0
Elok Oren 🤎
bagus novelnya Thor 😍
2024-01-18
0