Pagi ini Bagus berangkat ke kantor seperti biasa. Sebelum pergi dia memperingatkan Yuri terlebih dahulu.
"Mulai hari ini kamu tidak perlu pergi ke butik. Papa sudah menyuruh Karin untuk menghandle semua pekerjaan dibutik. Nanti setiap hari sabtu, Karin akan kerumah untuk melaporkan pekerjaannya sama kamu." Itulah yang diucapkan Bagus pada Yuri saat dimeja makan tadi.
Jessica masuk ke ruangan kerja Bagus dengan wajah murung. Kemudian Bagus segera bangun dan menghampirinya, memeluknya dari belakang.
"Kenapa kamu pagi-pagi sudah murung? Apa kamu butuh uang? Nanti om akan transferkan ke rekening kamu." ucap Bagus sambil menciumi rambut Jessica.
Jessica nampak terdiam sejenak, "Yuri sudah tau jika aku sedang hamil, om."
Bagus nampak terkejut mendengar ucapan Jessica, dia melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Jessica. Bagus memegangi kedua pundak Jessica dan masih nampak tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Jessica menganggukkan kepalanya, dan memperjelas ucapannya. "Iya, om. Yuri sudah mengetahui tentang kehamilanku."
"Ba-bagaimana mungkin? Om kan sudah menyuruh kamu untuk menggugurkannya. Apa Yuri tau tentang hubungan gelap kita?"
Jika Yuri mengetahui hubungannya dengan Jessica, putrinya itu pasti akan menceritakan semuanya pada Sonia. Dan Sonia pasti akan sangat marah dan kecewa, wanita itu pasti akan meminta cerai darinya. Bagus tidak bisa membiarkan semua itu terjadi, dia sangat mencintai Sonia. Selama ini dia menjadikan Jessica hanya sebagai tempat untuk melampiaskan naf-su saja.
"Aku sangat takut, om. Aku tidak berani menggugurkan kandungan ini."
Jessica mengatakan yang sejujurnya, dia memang pernah mendatangi rumah seorang dukun bayi untuk membantu menggugurkan kandungannya. Namun Jessica teringat dengan ucapan Vero saat didalam cafe, sehingga dia mengurungkan niatnya itu.
Bagus mengusap wajahnya dengan kasar, dia nampak sangat gusar. "Harusnya kamu gugurkan saja kandungan itu. Sampai kapanpun om tidak akan bertanggung jawab sama kamu dan anak itu. Ini sudah perjanjian kita dari awal bukan? Kita melakukannya atas dasar suka sama suka, tidak ada paksaan. Dan dari awal om juga sudah bilang, jika om hanya menjadikan kamu sebagai teman diatas ranjang."
"Aku tau om, tapi aku takut..." Jessica mengatakannya sambil menangis, dia memang merasa sangat takut jika semua orang akan mengetahui tentang kehamilannya. Namun dia juga tidak berani membunuh nyawa yang tidak berdosa.
Bagus menggenggam erat kedua tangan Jessica." Jess, gugurkan kandungan itu. Ini demi kebaikan kita. Sebelum masalah ini sampai tersebar keluar. Akibatnya akan buruk untuk perusahaan dan keluarga om. Om mohon, Jess."
Bagus mencoba meyakinkan Jessica, sebelum hubungan gelap mereka sampai tersebar keluar. Dia tidak mau mengambil resiko, lebih baik dia mengorbankan seorang janin dari pada dia harus kehilangan Sonia. Untuk urusan Jessica, dia akan memikirkannya nanti. Yang penting dia harus meyakinkan Jessica untuk menggugurkan kandungannya terlebih dahulu.
Jessica mengangguk-anggukkan kepalanya, "Baik om, tapi aku boleh mengajak Yuri keluar besok kan om? Semalam aku tidak datang ke acara pertunangan Yuri, dia pasti merasa sangat kecewa sama aku."
Bagus terdiam sejenak, dia nampak berfikir. "Baiklah, tapi pastikan jika Yuri tidak bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Yuri sudah bertunangan, akan jadi masalah jika dia sampai menjalin hubungan dengan pria lain. Om tidak mau merasa malu pada calon besan om."
"Baik, om. Om tidak perlu khawatir soal itu." ucap Jessica.
Sebenarnya ini memang adalah rencana Jessica untuk bisa membawa Yuri keluar. Karena Jessica sudah berjanji pada Vero untuk mempertemukan Vero dengan Yuri. Jessica memang sangat menyayangi Yuri, dia ingin melihat Yuri bahagia. Dan dia tau jika Yuri masih sangat mencintai Vero.
...💖💖💖💖💖...
Suara decitan ranjang terdengar disebuah ruangan. Dua insan tengah asyik berbagi peluh dan keringat. Mereka begitu menikmati permainan mereka hingga suara de-sa-han terus keluar dari bibir mereka.
Fani tengah asyik menggoyangkan pinggulnya diatas seorang pria. Ini adalah untuk pertama kalinya dia melakukan hubungan badan dengan seorang pria.
"Ahhhhh... terus Fan, ini sungguh nikmat..." racau pria yang berada di bawah Fani, pria itu adalah Agam.
Sebenarnya tadi Fani menghubungi Agam untuk membicarakan tentang Yuri dan Vero. Fani meminta Agam untuk secepatnya menikah dengan Yuri supaya Vero tidak mengejar Yuri kembali. Apalagi Vero sudah mencurigai dirinya sebagai sosok misterius.
Harusnya kehadiran Vero kembali kali ini bukan untuk Yuri, karena Yuri sudah memiliki Agam. Namun nyatanya Yuri dan Vero masih saling mencintai dan bahkan Yuri secara terang-terangan sudah berani mengakui perasaannya pada Vero dihadapan Agam dan kedua orang tua Yuri kemarin.
Tentu saja Fani merasa tidak terima, bertahun-tahun dia mendambakan sosok seorang Vero Anggara dan berharap saat mereka bertemu kembali Vero akan menjadi miliknya. Namun Vero masih saja mengejar Yuri, membuat Fani benci pada Yuri dan ingin melukai sahabatnya itu.
Agam membalikkan tubuh Fani hingga kini dia yang berada di atas Fani. Agam merasakan sesuatu akan keluar hingga dia mempercepat gerakannya dibawah sana.
"Ahhhhh... Kak, aku ingin keluar." de-sah Fani.
"Bersama..." sambung Agam
Agam memompa dengan semakin cepat hingga miliknya keluar memenuhi milik Fani.
"Aahhh... Aahhh... Ahhhhh...."
Tubuh Agam ambruk diatas Fani, dia merasa sangat lemas setelah mengeluarkan miliknya begitu banyak didalam milik Fani. Dia bahkan tidak perduli jika wanita yang dia ajak bermain itu adalah sahabat tunangannya sendiri.
Sebenarnya Agam sudah lama sekali ingin melakukannya dengan Yuri, namun tunangannya itu selalu saja menolak jika dia menyentuhnya sedikit saja. Bahkan untuk berciuman bibir saja mereka belum pernah melakukannya. Hingga Agam melampiaskan hasratnya pada wanita-wanita bayaran.
Sehingga tadi saat Fani datang ke apartemen Agam untuk membicarakan tentang Vero dan Yuri, awalnya mereka memang hanya ngobrol biasa. Namun Agam yang sedang minum alcohol mulai melihat wajah Fani sebagai Yuri, hingga dia mulai berna-fsu dan mencium bibir Fani.
Awalnya Fani sempat menolak, namun setiap ciuman dan sentuhan-sentuhan Agam ditubuhnya membuat pikirannya tidak bekerja dengan baik. Dia begitu menikmati permainan pria itu dan membayangkan jika Vero yang sedang menyentuhnya.
"Kak, kamu sudah janji untuk membantu aku mendapatkan Vero. Kali ini Vero harus menjadi milik aku." ucap Fani sambil memakai pakaiannya kembali.
Sementara Agam hanya memakai celana pendek dan masih bertelanjang dada, lalu dia duduk di tepi ranjang sambil menatap kearah Fani yang sedang memakai pakaiannya.
"Kamu tenang saja, aku dan Yuri akan segera menikah. Jadi kamu bisa mendapatkan pria itu untuk kamu." jawab Agam.
Fani tersenyum puas mendengar jawaban dari Agam. Kemudian dia segera mendekati Agam dan duduk di pangkuan pria itu sambil mengalungkan tangannya dileher Agam.
"Terimakasih kak, kamu memang yang terbaik."
Fani tidak merasa menyesal karena telah menyerahkan kesuciannya pada Agam, pria itu bisa membuatnya merasa sangat
puas dengan permainannya tadi.
Kemudian Agam merapikan rambut Fani kebelakang, dia mencium bibirnya sebentar.
"Apapun itu selama kamu bisa memuaskan aku, maka aku akan melakukan apapun untuk kamu."
Agam memang sangat mencintai Yuri. Namun untuk sekedar melampiaskan hasratnya, dia bisa melakukannya dengan wanita manapun. Itulah sebabnya dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan Yuri seutuhnya, sampai wanita itu menjadi istrinya.
Drdrdttt...
Drdrdttt...
Ponsel Agam bergetar, dia segera mengambilnya dari atas nakas. Ternyata ada panggilan masuk dari Siska, istri Raka.
"Halo, Agam?"
"Ya, Sis. Ada apa?" tanya Agam.
"Agam, apa kamu tau Raka ada dimana? Terakhir dia mengirimkan pesan padaku jika dia harus pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Tapi saat aku menghubunginya kembali, ponselnya sudah tidak aktif sampai sekarang. Aku sangat khawatir, tolong bantu carikan Raka, Gam." Siska mengatakannya sambil menangis, dia sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya.
Agam nampak sangat kaget. "Apa? Raka menghilang?"
"Iya, sudah tiga hari ini dia tidak pulang." jawab Siska.
Agam nampak terdiam, terakhir dia bertemu dengan Raka adalah saat mereka minum di club. Tapi saat itu Raka pulang duluan karena khawatir Siska akan menunggunya. Dan untuk apa juga Raka harus berbohong pada Siska jika dia pergi keluar kota. Mungkinkah Raka mengalami musibah dijalan atau ada orang yang menculiknya? Tapi untuk apa juga mereka menculik Raka.
"Kamu tidak usah khawatir, Sis. Aku pasti akan mencari Raka dan segera menemukannya." ucap Agam.
Kemudian Agam melanjutkan kata-katanya, "Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur. Masalah Raka biar aku yang urus nanti."
Setelah berkata demikian, Agam segera mematikan sambungan telefonnya, dia nampak termenung.
"Siapa yang menelfon?" tanya Fani yang masih bermanja-manja dipangkuan Agam.
"Istrinya temanku." Setelah menjawab pertanyaan Fani, Agam kembali termenung.
Agam merasa sangat penasaran dengan hilangnya Raka. Pantas saja kemarin malam pria itu tidak hadir diacara pertunangannya dengan Yuri. Apakah mungkin Raka benar-benar diculik?
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
FT. Zira
ninggalin 🌹 buat ka author
2024-03-03
1
FT. Zira
membunuh itu bukan kebaikan kali.. nih aki aki nyebelin🤬
2024-03-03
1
Selviana
Astaga Fani main gila dengan Agam.Ini mah sudah sangat keterlaluan mareka berdua.
2024-02-28
1