Sudah sejak satu jam yang lalu Vero terbangun. Bahkan dia sudah siap dengan style kerjanya. Saat ini dia sedang berbaring disamping Yuri dan tengah memandangi wajah cantik wanita yang masih terlelap itu.
"Bisa-bisanya kamu tidur nyenyak seperti ini, apa kamu tidak takut jika aku melakukan sesuatu yang buruk padamu?" gumam Vero pelan.
Padahal hari ini Vero ada meeting pagi, tapi dia rela datang terlambat kekantor demi menemani Yuri. Dia tidak mungkin meninggalkan Yuri sendirian di apartemen. Akan lebih baik jika dia mengantarkan Yuri pulang dulu kerumahnya.
Drdrdttt...
Drdrdttt...
Ponsel Vero bergetar, dia segera bangun dan mengambilnya dari atas nakas. Ada panggilan masuk dari Danu, mungkin saja Danu ingin melaporkan sesuatu yang penting hingga menelfonnya pagi-pagi.
Vero segera keluar dari kamar untuk mengangkat telefon dari Danu, dia tidak ingin mengganggu tidur Yuri.
"Ya, ada apa?" tanya Vero.
"Saya sudah menangkap pria bernama Raka itu tuan, sekarang saya menyekapnya di gudang." jawab Danu.
"Tahan dia disana sampai aku datang." ucap Vero.
"Baik tuan."
Kemudian Vero mematikan sambungan telefonnya, akhirnya dia bisa menangkap pria bernama Raka itu. Dia akan memberikan pelajaran lebih dulu pada pria itu sebelum membawanya kehadapan kakaknya untuk meminta maaf.
Selama tujuh tahun ini Aulia sudah sangat menderita. Walaupun permintaan maaf saja rasanya tidak akan cukup untuk mengganti apa yang sudah hilang dari Aulia, namun setidaknya Vero berharap kakaknya bisa kembali pulih jika bertemu dengan Raka.
Tapi tidak mungkin untuk meminta pertanggung jawaban Raka sekarang, karena pria itu sudah menikah dan memiliki seorang istri.
Vero ingin kembali kekamarnya untuk melihat Yuri. Namun dia lebih dulu melihat Yuri keluar dari pintu kamarnya.
"Kamu sudah bangun?" tanya Vero.
Yuri menganggukkan kepalanya, "Maaf, harusnya kamu tidak perlu menunggu aku bangun supaya tidak terlambat kekantor."
Vero tersenyum, dia berjalan mendekati Yuri dan mengusap rambutnya dengan lembut.
"Tidak masalah, aku akan mengantarmu pulang lebih dulu sebelum pergi ke kantor." ucap Vero.
Yuri langsung memotong ucapan Vero. "Tidak perlu, aku akan pulang naik taksi saja. Mama sama papa pasti akan marah sekali jika tau aku pergi diam-diam dan pulang diantar sama kamu."
Kedua orang tua Yuri memang sudah sangat menyukai Agam dan mereka sangat merestui hubungan Yuri dengan Agam. Apalagi papa Yuri dan papa Agam merupakan rekan bisnis, sehingga keluarga mereka sudah sangat mengenal dekat.
Bagus dan Sonia mungkin masih mengenal Vero sebagai teman Yuri saat SMA dulu. Namun jika Yuri harus menjalin hubungan lagi dengan Vero seperti dulu, Bagus mungkin tidak akan setuju. Karena sekarang sudah ada Agam. Acara pertunangan dan pernikahan Yuri dan Agam juga sudah ditentukan.
Vero menggenggam tangan Yuri, "Aku akan menghadapi kemarahan kedua orang tua kamu."
Mendengar jawaban Vero, Yuri merasa sangat tersentuh. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Vero untuk memeluknya.
"Ini terlalu mendadak, orang tuaku tidak akan setuju begitu saja dengan hubungan kita. Aku akan bicara pelan-pelan pada mereka tentang hubungan kita ini." ucap Yuri.
"Bagaimana dengan calon tunanganmu itu? Dia tidak akan mungkin mau melepaskan kamu begitu saja."
Yuri nampak terdiam, dia melepaskan pelukannya dari Vero dan diam tertunduk. Sebenarnya Yuri adalah tipe wanita yang setia pada pasangannya. Dia juga sudah mencoba untuk membentengi hatinya untuk Vero. Namun entah mengapa semalam dia sangat ingin pergi menemui Vero.
"Aku yang salah, harusnya aku tidak datang kesini untuk menemui kamu." ucap Yuri.
Yuri merasa sangat menyesal, seharusnya semalam dia bisa menahan perasaannya dan tidak datang ke apartemen Vero. Dia merasa bersalah karena telah mengkhianati Agam. Pria itu begitu baik padanya, namun dia malah membalasnya dengan pengkhianatan.
Namun Yuri juga tidak bisa membohongi perasaannya lebih lama lagi jika dirinya masih sangat mencintai Vero. Apalagi pria itu juga secara terang-terangan sudah menyatakan perasaannya kembali padanya waktu itu.
Vero tersenyum dan mengusap rambut Yuri, "Jika aku tidak pernah kembali, apa kamu akan tetap menikah dengan pria itu walaupun kamu tidak mencintainya?"
Yuri mencubit pinggang Vero, membuat pria itu meringis kesakitan.
"Kenapa kamu mencubit ku?" protes Vero.
"Ini semua salah kamu, coba kamu tidak pergi. Mungkin aku tidak akan pernah menerima perasaan kak Agam." Yuri memanyunkan bibirnya. Wajahnya yang seperti itu terlihat nampak sangat menggemaskan dimata Vero.
Vero mengusap lembut wajah Yuri. "Jika begitu aku minta maaf."
Kemudian Yuri meraih kedua tangan Vero dan menggenggamnya dengan erat.
"Kalau begitu katakan apa alasan sebenarnya kamu kembali kemari?" tanya Yuri.
Vero nampak terdiam sejenak, "Untuk kakakku. Aku ingin memberikan pelajaran pada pria yang sudah menghancurkan hidup kakakku."
Melihat kondisi kakaknya yang terus terpuruk, membuat Vero tidak bisa untuk diam saja. Dia akan membawa pria itu bernama Raka itu kehadapan Aulia dan akan menyuruh kakaknya untuk menghukum pria itu seberat-beratnya.
Yuri nampak kecewa dengan jawaban Vero, walaupun dia juga kasihan saat melihat kondisi kakak Vero. Namun dia berharap jika dirinya adalah alasan utama Vero kembali.
Kemudian Vero melanjutkan kata-katanya, "Juga untuk kamu, wanita yang sangat aku cintai. Aku kembali bukan hanya sekedar ingin menjadikan kamu sebagai kekasihku, tapi aku ingin menjadikan kamu sebagai istriku, milikku satu-satunya."
Vero mengatakan yang sejujurnya, alasan dia kembali memang untuk Aulia dan Yuri, dua wanita yang ingin selalu dia jaga dan dia lindungi.
"Benarkah?" tanya Yuri, dia merasa sangat puas dengan jawaban terakhir Vero.
Vero menganggukkan kepalanya, "Tentu saja benar. Kamu selalu menjadi satu-satunya dihati aku."
Yuri kembali memeluk Vero, setelah ini dia pasti akan mendapatkan masalah besar. Apalagi jika kedua orang tuanya menyadari jika dirinya tidak ada dirumah dan malah menginap di apartemen seorang pria sejak semalam, mereka pasti akan sangat marah.
Mungkin saat sudah sampai di rumah nanti Yuri akan mencoba berbicara pada kedua orang tuanya, walaupun dia tau jika orang tuanya pasti tidak akan setuju jika dia lebih memilih Vero dan mengkhianati Agam. Namun yang namanya perasaan memang tidak bisa terus dipaksakan.
...💖💖💖💖💖...
Bagus merasa sangat marah saat mendengar cerita tentang putrinya dari Fani dan Agam. Tadi Sonia merasa sangat panik saat tidak menemukan Yuri dikamar dan didalam rumah, sehingga dia menelfon teman-teman Yuri, termasuk Jessica dan Fani. Sonia juga menelfon Agam untuk menanyakan tentang keberadaan Yuri.
Agam bahkan harus mandi dan mengganti bajunya dulu sebelum datang ke rumah Yuri karena semalam dia mabuk dan bau alcohol. Dia tidak ingin terlihat buruk dimata calon mertuanya.
"Saya sudah mencoba memperingatkan Yuri, Om. Supaya Yuri tidak menjalin hubungan lagi dengan Vero, apalagi Yuri akan bertunangan dengan kak Agam." ucap Fani, saat ini mereka berempat sedang berdiri di ruang tamu.
Kemudian Agam ikut menimpali. "Pokoknya saya tidak mau acara pertunangan nanti malam sampai batal, Om. Saya sangat mencintai Yuri. Om dan tante tidak mau menanggung malu bukan jika acara nanti malam sampai dibatalkan?"
Bagus memejamkan matanya, nafasnya terasa begitu berat, dia mencoba menahan amarahnya. Bagus sangat menyayangi Yuri, namun dia tidak membenarkan jika Yuri pergi dari rumah dan bermalam dengan pria yang statusnya hanya mantan kekasih putrinya. Apalagi nanti malam Yuri sudah akan bertunangan dengan Agam.
Tiba-tiba seseorang datang dan masuk melewati pintu depan yang memang sengaja dibuka, itu adalah Yuri. Sebenarnya tadi Vero ingin ikut turun dan menjelaskan semuanya pada orang tua Yuri, namun Yuri melarangnya dan minta diturunkan didepan pintu gerbang.
Sonia yang melihat kehadiran putrinya langsung menghampirinya.
"Yuri, dari mana saja kamu sayang? Mama sama papa sangat khawatir lho." ucap Sonia sambil merangkul putrinya.
Yuri tidak menjawab pertanyaan Sonia, dia bisa melihat dan merasakan adanya ketegangan diruangan itu. Yuri juga melihat ada Fani dan Agam disana, saat ini papanya pasti sudah mendengar tentang dirinya dan Vero.
Yuri menarik nafas panjang, dia sudah siap untuk menghadapi kemarahan papanya.
Yuri berjalan dengan pelan dan berhenti dibelakang papanya yang sedang berdiri memunggunginya.
"Pa, maafin aku. Tapi aku tidak ingin pertunangan aku dan kak Agam dilanjutkan." Yuri mengatakannya dengan suara pelan dan dengan wajah tertunduk.
Bagus tidak menjawab, dia membalikkan badannya dan menampar keras wajah Yuri. Semua orang diruangan itu nampak terkejut, khususnya Sonia, karena ini adalah pertama kalinya dia melihat suaminya semarah itu pada putrinya. Selama ini Bagus memang sangat menyayangi Yuri dan tidak berani memarahi atau memukul Yuri.
Nafas Bagus begitu memburu, dia nampak sangat marah sekali. "Selama ini papa terlalu memanjakan kamu sampai kamu berani melakukan hal memalukan seperti ini!! Bisa-bisanya kamu bermalam dengan mantan pacar kamu, padahal nanti malam kamu akan bertunangan."
Yuri memegangi pipinya yang terasa perih, dia mulai menangis.
"Maafin aku pa, tapi aku tidak mencintai kak Agam. Aku hanya mencintai Vero, aku tidak ingin bertunangan dengan kak Agam!!"
Bagus semakin marah mendengar pernyataan dari putrinya, dia sudah bersiap untuk menampar wajah Yuri lagi ketika sebuah suara mengagetkannya.
"Hentikan, om!!"
Rupanya itu adalah Vero yang datang, saat ini dia sudah berdiri diambang pintu. Vero merasa khawatir dengan Yuri hingga dia memutuskan untuk ikut turun dan ingin menjelaskan semuanya pada orang tua Yuri.
Semua orang menatap kearah Vero, termasuk Agam. Dia menatap Vero dengan tatapan tidak suka. Agam mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, lalu dia berjalan menghampiri Vero.
Bughhhh....
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
kau tunggu kebusukan mu terbongkar agam sama papa yuri jgn sok2 an kalian yaa bermuka dua semua.
2024-07-21
1
mama Al
Agam muka dua ternyata.
mendingan sama Vero
2024-06-29
0
mama Al
wah Vero gentle
2024-06-29
0