Siang ini Yuri dan dua sahabatnya, Jessica dan Fani tengah berunding diruangan kerja Yuri. Tentu saja mereka sedang membahas tentang Vero dan surat ancaman yang diterima oleh Yuri pagi ini.
"Jadi kamu tadi menemui Vero?" tanya Jessica.
Yuri menganggukkan kepalanya, "Iya, tapi dia tidak mau mengakui kalau dia yang mengirimkan surat ancaman itu."
Jessica mengangguk-anggukkan kepalanya, dia sedang berfikir sesuatu. "Mungkin saja memang bukan Vero yang melakukannya. Mungkin saja ada orang lain yang mengirimkan surat ancaman itu buat kamu."
"Tapi siapa? Dan untuk apa? Lagipula sekarang aku sudah tidak ada hubungan apapun dengan Vero. Aku juga sudah mau bertunangan dengan kak Agam, jadi mana mungkin aku bersama dengan Vero lagi." ucap Yuri.
"Mungkin saja ada yang cemburu saat melihat Vero semalam menarik tangan kamu." Jessica hanya menebak saja, lalu dia melanjutkan kata-katanya. "Memangnya apa yang Vero katakan semalam sama kamu? Apa benar dia minta balikan sama kamu?"
Yuri menatap dua sahabatnya itu secara bergantian, kemudian dia teringat dengan ucapan Vero tadi diapartemen pria itu.
"Semalam aku hanya memperingatkan kamu, bukan berarti aku ingin balikan sama kamu. Lagipula masih banyak wanita yang lebih cantik dari kamu."
Jika mengingat kata-kata Vero tadi membuat Yuri sedih, namun sekarang dia juga sudah ada Agam jadi mana mungkin dia berharap pada Vero lagi.
Lagipula Agam nampak lebih dewasa, mungkin karena usianya yang sudah matang dan sudah mapan. Agam sudah berumur 29 tahun dan sudah memiliki bisnis sendiri.
Sementara Vero, dia juga berasal dari keluarga yang terpandang. Dia merupakan anak kedua dari keluarga Mahendra. Namun Vero selalu menjadi sosok pria yang misterius sejak dulu. Yuri memang berpacaran dengan Vero, tapi dia tidak tau banyak tentang Vero diluar sekolah. Vero selalu menutup diri jika bicara tentang keluarganya.
"Tidak, kami hanya saling menanyakan kabar." jawab Yuri berbohong.
"Jadi Vero tidak minta balikan?" Fani hanya ingin memastikan ucapan Yuri.
Yuri menggelengkan kepalanya, "Tidak..."
Sebenarnya Yuri masih penasaran dengan alasan Vero memutuskan dan meninggalkannya dulu. Dia juga ingin tau selama 7 tahun ini Vero kemana saja. Apa pria itu pernah merindukannya sedikit saja.
"Apa kamu tidak penasaran kenapa dulu Vero pergi meninggalkan kamu? Kamu tidak bertanya padanya?" tanya Jessica.
Kemudian Fani memotong ucapan Jessica. "Untuk apa ditanyakan, jika Vero pergi, itu berarti dia sudah tidak mencintai Yuri lagi. Lagipula sekarang sudah ada kak Agam, jadi untuk apa memikirkan Vero lagi. Mungkin saja sekarang Vero juga sudah punya pacar."
Yuri tidak menanggapi ucapan dua sahabatnya, apa yang dikatakan Jessica memang benar, harusnya tadi dia bicara baik-baik dengan Vero saat sedang berdua diapartemen Vero.
"Yuri, aku harus kembali bekerja, tidak apa-apa kan kalau aku tinggal dulu." ucap Jessica pada Yuri.
Walaupun papa Yuri sudah mengijinkan Jessica untuk pergi menemui Yuri tapi Jessica tetap tidak enak hati jika meninggalkan kantor terlalu lama.
"Baiklah, terimakasih sudah mau menemani aku ngobrol." jawab Yuri.
"Sama-sama."
Kemudian Jessica segera bangun, tanpa sengaja dia menjatuhkan benda kecil dari balik blazernya.
"Apa ini?" Fani yang duduk disamping Jessica segera mengambil benda itu dari atas lantai, ternyata itu adalah sebuah alat tes kehamilan.
Jessica merasa sangat panik, dia langsung merebut benda itu dari tangan Fani. "I-ini milik temanku dikantor, tadi dia hanya menitipkannya padaku. Aku lupa untuk mengembalikannya."
Jessica segera pergi setelah berkata begitu. Sekarang diruangan itu hanya ada Yuri dan Fani, dua wanita itu saling menatap.
"Apa kamu percaya dengan apa yang diucapkan oleh Jessica tadi?" tanya Fani, dia merasa ada yang disembunyikan oleh Jessica.
"Entahlah, tapi mana mungkin Jessica hamil. Dia bahkan tidak pernah mengenalkan pacarnya pada kita." ucap Yuri.
Kemudian Yuri kembali termenung, dia teringat dengan ucapan Jessica tadi. Harusnya dia menemui Vero lagi dan menanyakan tentang kepergian Vero selama 7 tahun ini.
...💖💖💖💖💖...
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, seperti biasa, Yuri tengah bersiap untuk pulang. Sementara Karin dan dua pekerja lainnya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Yuri memang selalu menyuruh pegawainya untuk pulang lebih awal, sementara dia akan pulang terakhir karena harus mengecek hasil pembukuan.
Yuri mematikan lampu ruangan kerjanya, kemudian dia segera keluar dan mengunci pintunya dari luar. Butik itu sudah sangat sepi karena Yuri hanya seorang diri disana, sementara seorang satpam berjaga didepan.
Kemudian Yuri segera keluar dari butik, dia melihat Vero sudah berdiri didepan butiknya dan sedang berdiri dengan menyenderkan tubuhnya ke mobil dan melipatkan kedua tangannya didada.
Yuri menarik nafas panjang, kemudian dia berjalan mendekati Vero.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Yuri.
"Ingin melihat kamu." jawab Vero ngasal.
"Aku serius." Yuri merasa kesal dengan jawaban Vero, padahal tadi saat diapartemen jelas-jelas Vero mengatakan jika banyak wanita yang lebih cantik dari dirinya.
Vero tersenyum, lalu dia menurunkan kedua tangannya dari dadanya dan mendekatkan dirinya pada Yuri.
"Aku ingin mengantarkan kamu pulang, aku khawatir sama kamu." jelas Vero.
Sejak dikantor Vero terus memikirkan surat ancaman yang diterima oleh Yuri, hingga dia tidak sempat pulang ke apartemen dan langsung datang ke butik milik Yuri. Vero meminta alamat butik itu dari temannya.
Yuri nampak terdiam, dia tidak langsung menjawab ucapan Vero. Lalu dia menatap Vero dengan tajam.
"Vero, kemana saja kamu selama 7 tahun ini? Apa kamu tau aku mencari kamu, tapi kamu tidak ada kabar. Sekarang kamu bilang jika kamu khawatir sama aku? Cukup Vero! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, aku juga sudah mau bertunangan. Jadi tolong jangan ganggu aku lagi." Yuri mengatakannya dengan kesal, dia tidak tau harus senang atau tidak saat mendengar jika Vero mengkhawatirkan dirinya.
"Aku tau aku salah, tapi aku punya alasan mengapa aku pergi." ucap Vero.
"Kalau begitu katakan apa alasannya?" Kali ini air mata Yuri tidak bisa dibendung lagi, dia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar.
Vero nampak terdiam, dia menatap mata Yuri dalam-dalam.
"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Tapi nanti kamu akan tau sendiri." jawab Vero.
Jawaban Vero membuat Yuri kembali kecewa, padahal dia berharap Vero akan mengatakan alasan kepergiannya dulu. Yuri ingin segera pergi tapi Vero menarik tangannya dan membawanya kedalam pelukannya.
"Aku mencintai kamu, Yuri. Kembalilah padaku, aku akan selalu menjaga kamu." ucap Vero.
Yuri ingin melepaskan pelukan Vero namun Vero menahannya. Vero tidak membiarkan Yuri untuk memberontak.
"Vero ini tidak benar, aku sudah memiliki kak Agam sekarang. Kita tidak mungkin bersama lagi." Yuri mengatakannya sambil menangis dalam pelukan Vero, dia tidak ingin mengkhianati Agam.
"Aku tidak peduli, aku mencintai kamu dan aku hanya ingin hidup bersama dengan kamu." ucap Vero.
Vero semakin mempererat pelukannya, dia menciumi rambut Yuri. Kedua insan itu saling melepas rindu. Bahkan mereka tidak sadar jika seseorang tengah memotret mereka secara diam-diam.
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
pasti ada sebb kenapa vero pergi tp kok ngak kasi tahu yuri sih,yuri cari tau aja sendiri dulu, ngat pesan vero jgn mempercayai sekelilingmu harus waspada.
2024-07-21
1
Selviana
Jangan tergoda dengan rayuan Vero.Ia pasti ada maunya mendekati kamu lagi setelah menghilangkan selama 7 tahun.
2024-02-21
1
Selviana
Kisah percintaan yang menarik.Aku suka 👍👍👍
2024-02-21
0