Vero berdiri didepan pintu, dia memandangi seorang wanita yang sedang tertidur pulas diatas ranjang. Saat ini dia sedang berada di kediaman keluarganya, dan wanita yang sedang dia pandangi adalah kakaknya, Aulia.
Tujuh tahun lalu, Vero terpaksa pergi meninggalkan Yuri adalah karena kakaknya. Aulia saat itu ketahuan hamil, hingga papa mereka sangat marah dan mengirim mereka keluar negeri.
Flashback on
Mario berjalan mendekati putrinya dengan wajah merah menahan marah.
Plakkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Aulia. Tadi pagi seorang pembantu rumah tangga dirumahnya menemukan alat tes kehamilan dikamar Aulia. Pembantu berusia 50 tahun itu pun langsung memberikan alat tes kehamilan itu pada Sarah, istri Mario sekaligus ibu dari Vero dan Aulia.
"Katakan siapa pria yang sudah menghamili kamu! Dia harus bertanggung jawab atas kehamilan kamu. Bikin malu saja!!!" Mario mengatakannya dengan sangat keras, saat ini mereka sedang berada diruang keluarga.
Aulia tidak menjawab, dia hanya menangis sambil memegangi pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari papanya. Sementara Sarah hanya diam saja berdiri dibelakang Mario, dia tidak berani membela Aulia karena putrinya itu memang salah.
Vero berdiri disamping Aulia dan melingkarkan tangannya untuk memegangi kakaknya.
"Pa, papa bisa membicarakan hal ini baik-baik. Tidak perlu seperti ini."
"Diam kamu Vero!! Kamu tidak tau apa-apa." Kemudian Mario kembali menatap kearah Aulia.
"Katakan siapa pria yang sudah menghamili kamu??" tanya Mario.
"D-dia... Dia sudah pergi pa, dia pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya disana." Aulia mengatakannya dengan bibir bergetar, dia masih menangis sesenggukan.
Mario yang mendengar jawaban dari putrinya mengusap wajahnya dengan kasar. Kali ini reputasinya dipertaruhkan jika sampai orang-orang dan rekan bisnisnya mengetahui tentang kehamilan putrinya itu.
Mario menarik nafas berat, "Baiklah, papa sudah memutuskan. Besok kalian berdua akan papa kirim keluar negeri untuk menutupi kehamilan Aulia. Papa tidak mau reputasi keluarga kita hancur hanya karena ulah kamu, Aulia."
"Tapi pa..." Vero ingin protes.
Kemudian Mario memotong ucapan Vero. "Tidak ada tapi-tapian Vero. Kamu temani kakak kamu pergi. Masalah kepindahan kamu akan papa urus. Ingat, masalah ini jangan sampai menyebar keluar. Setelah semua pekerjaan papa disini selesai, mama dan papa akan menyusul kalian kesana."
Mario segera pergi setelah berkata demikian, dia pergi kekamarnya dengan diikuti oleh Sarah dibelakangnya.
Keesokan harinya, Vero tengah menunggu Yuri ditanam dekat sekolah mereka. Tak lama kemudian Yuri datang dengan memakai seragam sekolah.
"Vero...." panggil Yuri yang sudah berdiri dibelakang Vero.
Mendengar suara kekasihnya memanggil, Vero langsung membalikkan badannya.
"Vero, maaf aku terlambat. Tadi aku..."
"Tidak masalah." potong Vero.
Kemudian mereka nampak terdiam sejenak dan saling menatap.
"Yuri, ada yang ingin aku katakan padamu." ujar Vero dengan wajah serius.
Yuri tersenyum, tidak biasanya Vero bicara seserius ini. Mungkin kekasihnya itu ingin memberinya kejutan.
"Katakan ada apa?" tanya Yuri.
"Yuri, ayo kita putus." Vero mengatakannya dengan sangat serius.
Deg!!
Kata-kata itu membuat jantung Yuri seakan berhenti seketika, namun Yuri berpura-pura tertawa. Mungkin saja Vero hanya sedang mengerjainya saja.
"Vero, bercanda kamu tidak lucu..."
Kemudian Vero memotong ucapan Yuri. "Aku serius, aku tidak sedang bercanda. Aku ingin kita putus."
Yuri nampak terdiam, matanya mulai berkaca-kaca, dia meneteskan air mata. "Ta-tapi kenapa?"
"Maaf Yuri, aku tidak bisa mengatakannya. Aku harus pergi, selamat tinggal Yuri." Kemudian Vero segera pergi meninggalkan Yuri sendirian di taman.
Tubuh Yuri terasa sangat lemas, dia menjatuhkan tubuhnya dan terduduk diatas tanah. Yuri menangis dengan keras.
Sementara Vero segera menaiki motor besarnya dan pergi meninggalkan taman. Air mata Vero pun ikut menetes, ini adalah terakhir kalinya dia melihat wajah gadis yang sangat dia cintai itu.
Flashback end
...💖💖💖💖💖...
Pagi ini Yuri terbangun dari tidurnya, dia masih terduduk diatas ranjangnya dan memegangi bibirnya, mengingat ciumannya semalam dengan Vero.
"Ini adalah terakhir kalinya dia mencium aku, aku tidak akan membiarkan dia mencium aku lagi seperti semalam." gumam Yuri.
Kemudian Yuri teringat jika semalam Vero mengatakan ingin mengatakan alasannya dia pergi dulu. Itu berarti hari ini dia akan bertemu dengan Vero kembali.
Drdrdttt....
Drdrdttt....
Ponsel Yuri bergetar, dia segera mengambilnya dari atas nakas. Ternyata ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Yuri segera mengangkat telefonnya.
"Halo...." sapa Yuri.
"Selamat pagi, mantan kekasihku. Kamu pasti baru bangun tidur."
Rupanya yang menelfon Yuri adalah Vero. Vero masih sangat ingat kebiasaan Yuri yang tidak bisa bangun pagi. Jam 7 pagi adalah jamnya Yuri bangun paling pagi.
"Jadi mau aku jemput dirumah atau dibutik?" tanya Vero.
"Aku belum bilang setuju untuk dijemput, lagipula apapun alasan kamu pergi sudah tidak penting untuk aku. Jadi kamu jangan mengganggu aku lagi, Vero!!" Yuri mengatakannya dengan kesal karena Vero terus saja mengganggunya.
Sebenarnya Yuri juga penasaran dengan apa yang ingin ditunjukkan oleh Vero padanya. Namun dia harus berpura-pura kesal karena dulu Vero meninggalkannya begitu saja.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu dari luar.
"Non, dibawah ada mas Agam sedang menunggu nona." ucap pembantu itu dari balik pintu.
Yuri menjauhkan ponselnya dari telinganya. "A-aku akan segera turun."
Kemudian Yuri menempelkan kembali ponselnya ditelinganya." A-aku...."
Vero memotong ucapan Yuri. "Aku akan menjemputmu jam 1 nanti dibutik."
Vero langsung memutuskan panggilannya setelah berkata demikian. Rupanya Vero juga mendengar saat pembantu dirumah Yuri mengatakan jika Agam sedang menunggu Yuri.
Yuri mendengus kesal karena Vero mematikan sambungan telefonnya tiba-tiba. Kemudian Yuri teringat dengan Agam yang sudah ada dirumahnya.
"Kak Agam? Bukankah seharusnya dia masih berada diluar kota?" gumam Yuri.
Namun Yuri mencoba berfikir positif, mungkin saja pekerjaan Agam diluar kota sudah selesai sehingga Agam bisa pulang lebih awal. Kemudian Yuri segera turun dari atas ranjangnya, dia keluar dari kamarnya untuk menemui Agam diruang tamu.
"Kak Agam...." panggil Yuri.
Melihat Yuri berjalan kearahnya, Agam segera bangun dari duduknya dan berjalan mendekati kekasihnya itu untuk memeluknya.
"Sayang, aku sangat khawatir sama kamu karena kamu tidak mengangkat telefon aku." ucap Agam, lalu dia melepaskan pelukannya untuk menatap wajah Yuri.
"Jadi kakak pulang demi aku?" tanya Yuri.
Agam menganggukkan kepalanya, "Iya sayang."
Yuri semakin merasa bersalah pada Agam, karena sudah berbohong pada pria itu. Agam begitu baik dan perhatian padanya tapi dia malah telah membohongi Agam dengan mengatakan jika dirinya pulang naik taksi semalam. Belum lagi ciumannya dengan Vero semalam, semua itu semakin membuat Yuri frustasi saat memikirkannya.
...💖💖💖💖💖...
Yuri tengah mondar-mandir didalam ruangannya. Dia sangat bingung harus pergi dengan Agam atau dengan Vero siang ini. Tadi pagi dia berangkat ke butik dengan diantar oleh Agam. Bahkan Agam bilang jika siang ini akan menjemputnya, mereka akan pergi untuk memilih cincin pertunangan.
"Selamat bekerja ya sayang. Nanti jam 1 aku jemput ya? Kita akan pergi untuk memilih cincin pertunangan kita" ucap Agam.
Bahkan Yuri tadi sempat menelfon Jessica dan meminta saran dari Jessica. Jessica menyarankan jika Yuri sebaiknya pergi dengan Vero dan mendengar penjelasan dari Vero agar Yuri tau alasan Vero meninggalkan Yuri 7 tahun yang lalu.
Yuri juga menelfon Fani, tapi Fani memberikan saran yang berbeda dari Jessica. Fani menyuruh Yuri untuk pergi memilih cincin pertunangan saja dengan Agam. Apapun alasan Vero pergi dulu tidak akan merubah apapun karena sekarang Yuri sudah berpacaran dengan Agam yang sangat baik dan perhatian. Jadi tidak mungkin Yuri menyia-nyiakan pria sebaik Agam hanya demi pria dari masa lalunya itu.
Memikirkan semua itu membuat Yuri bertambah pusing. Dia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Kemudian Yuri segera mengambil ponselnya yang dia taruh diatas meja. Yuri menarik nafas dalam-dalam dan mencoba menghubungi seseorang.
"Halo...."
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
mama Al
jangan-jangan yang menghamili Aulia adalah Agam
2024-04-26
0
FT. Zira
langsung mnta putus gitu aja😳😳
2024-02-21
1
Selviana
Jika aku di posisi Yuri,aku juga bingung harus pergi dengan Agam atau Vero.
2024-02-21
1