Malam ini Vero sedang berbaring diatas ranjangnya. Dia teringat kenangannya bersama dengan Yuri tujuh tahun lalu.
"Vero, apakah kita akan selalu bersama seperti ini?" tanya Yuri.
Vero tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Tentu saja, kenapa tidak."
Kemudian Vero segera bangun, tiba-tiba dia terus kepikiran Yuri dan perasaannya mulai tidak enak. Vero khawatir sesuatu terjadi pada Yuri, apalagi mengingat beberapa hari lalu ada yang mengirimkan surat ancaman pada wanita itu.
Vero meraih ponselnya diatas nakas, dia mencoba menghubungi Yuri namun ponselnya tidak aktif. Karena khawatir Vero segera bangun dan keluar dari apartemennya. Dia menaiki mobilnya dan melajukannya pergi menuju rumah Yuri. Jam segini Yuri pasti sudah berada dirumahnya. Sepanjang jalan Vero terus mencoba menghubungi Yuri namun tetap tidak aktif.
Vero juga mencoba menghubungi Jessica dan Fani. Fani tidak mengangkat telefonnya, sementara Jessica juga tidak tau tentang Yuri karena sejak kejadian tadi siang dia belum menghubungi Yuri lagi.
Sesampainya di depan gerbang rumah Yuri, Vero segera turun dan bertanya pada satpam penjaga gerbang.
"Permisi, apa Yuri ada dirumah?" tanya Vero dari balik gerbang.
"Oh, non Yuri belum pulang mas. Tadi sore sih sempat pulang diantar mas Agam tapi pergi lagi dengan naik taksi." jawab satpam itu.
Vero nampak kaget mendengar penjelasan dari satpam itu. Namun dia mencoba untuk berfikir tenang. Mungkin saja saat ini Yuri masih ada di butik karena masih ada pekerjaan disana.
Dengan menaiki mobilnya kembali, Vero menuju ke arah butik. Hatinya semakin tidak tenang karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mungkinkah Yuri masih memikirkan tentang Jessica atau tentang pernyataan cintanya hingga membuat Yuri ingin menyendiri.
Vero sangat tau jika Yuri suka menyendiri saat dia sedang ada masalah. Dulu saat masih di SMA Yuri biasanya menyendiri digudang kosong belakang sekolah saat dia sedang ada masalah. Bahkan Yuri pernah terkunci didalam gudang sampai malam, beruntung Vero berhasil menemukannya.
Setiap kenangan bersama Yuri masih terekam dengan jelas di memori Vero. Yuri adalah cinta pertamanya dan dia berharap akan menjadi cinta terakhir juga untuknya. Walaupun semua itu rasanya sangat mustahil, mengingat Yuri sudah memiliki kekasih. Namun Vero akan terus berusaha untuk meluluhkan hati Yuri kembali.
Saat sudah sampai di butik, Vero segera turun dan bertanya pada satpam penjaga. Namun Vero semakin khawatir saat satpam yang berjaga didepan butik mengatakan jika Yuri sudah pulang sejak satu jam yang lalu.
"Yuri, sebenarnya dimana kamu? Jika kamu sudah pulang sejak satu jam yang lalu seharusnya kamu sudah sampai dirumah."_ kata hati Vero.
Jarak dari butik ke rumah Yuri memakan waktu sekitar 30 menit. Sementara jalanan sudah cukup sepi, jadi tidak mungkin Yuri terjebak macet dijalan.
...💖💖💖💖💖...
Yuri menatap sosok yang berdiri dihadapannya dengan wajah ketakutan.
"Si-siapa kamu???" tanya Yuri.
Namun sosok itu tidak menjawab pertanyaan Yuri, dia malah mengarahkan pisau ditangannya untuk menyerang Yuri.
Namun Yuri segera menghindar hingga pisau itu mengenai mobil Yuri. Kemudian Yuri menendang lutut sosok misterius itu dengan sepatu hak tingginya.
"Sssshhhhh..." Sosok itu memegangi kakinya yang terasa sakit sambil meringis kesakitan.
Yuri tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk lari. Namun dia sedikit kesulitan untuk berlari cepat karena sepatu hak tinggi yang dipakainya.
Yuri tidak tau kenapa sosok itu ingin melukainya, padahal jika dia ingin meminta uang pasti Yuri akan memberikannya yang penting orang itu mau melepaskannya. Namun sosok itu sepertinya memang mengincar Yuri, bukan hartanya.
"Akkkhhhh....."
Kaki Yuri tersandung batu kecil hingga membuatnya terjatuh ke aspal. Lututnya terluka dan mengeluarkan sedikit darah. Dari arah belakang, sosok itu sudah berdiri tidak jauh dibelakang Yuri.
"Jangan aku mohon. Aku akan memberikan apapun yang kamu minta tapi jangan bunuh aku." Yuri nampak sangat ketakutan, dia terus memohon, bahkan tanpa terasa air matanya menetes dipipi mulusnya.
Namun sosok itu tidak menghiraukan ucapan Yuri, dia mengangkat tangan kanannya dan mengarahkan pisau itu ke arah Yuri.
Dugghhh....
Seseorang menendang dari arah samping hingga membuat sosok berbaju serba hitam itu jatuh tersungkur kesamping dan menjatuhkan pisau ditangannya ke aspal.
"Vero... " lirih Yuri saat melihat Vero sudah berdiri tidak jauh darinya.
Sepulang dari butik tadi Vero terus mencari Yuri, rupanya Yuri melewati jalan pintas menuju kerumahnya. Jalan itu memang sangat sepi apalagi saat malam tiba. Disana Vero melihat mobil Yuri dengan pintu depan terbuka, namun Yuri tidak terlihat disana hingga membuat Vero merasa sangat cemas.
Vero berlari untuk mencari Yuri, tiba-tiba dia melihat seseorang sedang mengarahkan pisau pada Yuri. Vero langsung berlari dan menendang orang itu hingga terjatuh.
Vero mengepalkan tangannya dengan erat, dia sudah bersiap untuk memberikan bogem pada sosok dihadapannya. Vero menarik jaket orang itu dan membawanya berdiri, dia hampir memukulkan tinjunya tepat diwajahnya.
Namun, kepalan tangan Vero terhenti tepat didepan wajah sosok memakai penutup kepala itu. Dia menyipitkan matanya.
"Tatapan ini seperti tidak asing bagiku."_ kata hati Vero menatap mata sosok dihadapannya.
Sosok itu mendorong tubuh Vero yang sedang melamun, kemudian dia berlari pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Vero masih berdiri mematung memandangi kepergian sosok itu, dia tidak mengejarnya.
"Siapa sebenarnya dia? Kenapa tatapannya begitu familiar." _ Vero kembali berucap dalam hati.
Vero semakin yakin jika sosok yang ingin menyerang Yuri adalah orang yang tidak suka dengan hubungannya dengan Yuri. Buktinya dulu saat mereka masih berpacaran, Vero juga sempat beberapa kali mendapatkan surat ancaman yang isinya memintanya untuk menjauhi Yuri, jika tidak maka Yuri akan celaka.
Vero melihat kearah Yuri, wanita itu sedang mencoba untuk bangun sendiri. Vero segera berlari mendekatinya untuk melihat keadaannya.
Yuri langsung memeluk Vero dan menangis dipelukan pria itu dengan tubuh bergetar. "Vero, aku takut sekali."
"Jangan takut, aku ada disini. Aku akan selalu menjaga kamu." ucap Vero membalas pelukan Yuri.
Yuri merasa sangat nyaman berada di pelukan Vero. Bahkan dia sampai lupa jika dia sudah memiliki Agam, hingga dia berani memeluk pria lain selain kekasihnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa jam segini kamu belum pulang kerumah? Apa kamu tau jika aku sangat khawatir? Aku mencari kamu kerumah dan ke butik tapi kamu tidak ada." Vero mengajukan banyak pertanyaan karena dia sangat khawatir pada Yuri.
Mendengar begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Vero, Yuri segera melepaskan pelukannya dan menatap wajah pria itu. Dia bisa melihat kekhawatiran diwajah mantan kekasihnya itu.
"A-aku...." Yuri tidak melanjutkan kata-katanya, dia tidak mungkin jujur jika dia sedang ingin menyendiri karena sedang merasa galau dengan perasaannya.
"Katakan ada apa?" tanya Vero.
Yuri tidak langsung menjawab pertanyaan Vero, dia nampak terdiam sejenak.
"Lusa aku akan bertunangan dengan kak Agam. Tapi aku tidak tau kenapa hatiku merasa tidak senang. Aku tidak tau kenapa..." Yuri tidak melanjutkan kata-katanya saat tiba-tiba Vero menautkan bibir mereka.
Yuri tidak menolak ciuman dari Vero. Dia bahkan mulai merasa nyaman dengan ciuman itu. Yuri tau ini adalah salah, harusnya dia tidak membiarkan Vero untuk menciumnya lagi.
Namun Yuri tidak bisa membohongi hatinya lagi jika dia masih sangat mencintai Vero. Dia tidak tau harus mengatakan apa pada Agam tentang perasaannya ini.
Kemudian Vero melepaskan ciumannya, dia menangkup wajah Yuri dan menempelkan keningnya di kening Yuri.
"Karena kamu masih mencintai aku bukan?" Vero mengatakannya dengan suara sedikit berbisik.
Yuri menganggukkan kepalanya, "Iya, aku mencintai kamu, Vero."
Kemudian Yuri menjauhkan wajahnya dari wajah Vero supaya bisa menatap wajah pria itu.
"Tapi aku takut, aku takut menyakiti hati kak Agam. Dia sangat baik dan sangat mencintai aku." ucap Yuri.
Vero menganggukkan kepalanya, "Iya, aku mengerti. Aku paham dengan perasaan kamu. Aku tidak akan memaksa kamu untuk menerima aku kembali. Tapi aku akan selalu menunggu kamu."
Vero berkata seperti itu untuk menenangkan Yuri. Dia tau tidak mudah berada di posisi Yuri sekarang. Setidaknya Vero sudah tau bagaimana perasaan Yuri padanya sekarang.
"Aku antar kamu pulang ya?" ajak Vero.
Yuri tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Namun Yuri merasa kakinya sangat sulit untuk dibawa berjalan akibat jatuh tadi.
Vero melihat lutut Yuri yang terluka, dengan sigap dia langsung membawa tubuh Yuri kedalam bopongannya. Sementara Yuri hanya bisa pasrah dengan perlakuan Vero, dia melingkarkan tangannya di leher pria itu.
Kemudian Vero menaikkan Yuri kedalam mobilnya. Dia juga sudah menelfon Danu dan memintanya untuk mengurus mobil Yuri besok pagi.
Sepanjang perjalanan dua insan itu nampak terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Vero masih memikirkan tentang sosok yang ingin menyerang Yuri tadi, Sementara Yuri masih memikirkan kebimbangannya tentang hubungannya dengan Agam.
Vero segera menghentikan mobilnya saat mereka sudah dekat dengan rumah Yuri. Nampak didepan sana Agam sedang berdiri didepan mobilnya dengan menatap tajam pada mobil yang baru datang itu.
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
siapa yg menyerang yuri, dan tatapan itu pasti vero mengenalnya hurmm. penasaran siapa yg tak suka dgn hubungan mereka.
2024-07-21
1
FT. Zira
refleks nya boleh juga..padahal yg baca dag dig dug
2024-02-23
1
Selviana
Yah ampun ciuman yang ketiga kalinya membuat aku baper jadinya.
2024-02-21
1