Didalam mobil, Yuri menatap Agam dengan wajah cemas dan takut. Dia takut Agam akan salah paham saat melihatnya pulang bersama dengan Vero.
Vero menatap Yuri dan menggenggam tangannya, "Jangan cemas, semua akan baik-baik saja."
Vero segera turun setelah berkata demikian. Agam yang melihatnya langsung berjalan kearah mobil Vero, membuka pintu mobil satunya dan menarik tangan Yuri keluar dengan kasar. Agam bahkan tidak mempedulikan Yuri yang sedang meringis kesakitan.
"Jangan menariknya seperti itu! Kakinya sedang terluka." ucap Vero pada Agam.
Agam melihat lutut Yuri yang terluka, kemudian dia menatap Yuri dan Vero secara bergantian.
"Apa yang terjadi? Kenapa kaki kamu bisa terluka dan kemana mobil kamu? Kenapa kamu tidak mengaktifkan ponsel kamu? Aku sudah mengantarkan kamu pulang tapi kenapa kamu pergi lagi, hah!! Apa kamu ingin membuat aku khawatir!!" Agam berbicara dengan nada membentak pada Yuri, dia nampak sangat marah sekali.
"Maaf kak, a-aku...."
Yuri tidak melanjutkan kata-katanya, dia nampak sangat ketakutan, dia tidak pernah melihat Agam semarah ini padanya. Biasanya pria itu selalu bersikap tenang dan lembut saat berbicara padanya.
"Jangan memarahinya, dia baru saja mendapatkan musibah dijalan." ucap Vero.
"Diam!! Aku tidak bertanya sama kamu." tunjuk Agam pada Vero.
"Aku tau ini bukan urusanku. Tapi kamu tidak perlu bersikap kasar pada Yuri." balas Vero.
Melihat dua pria dihadapannya saling bersitegang, Yuri segera melepaskan tangannya dengan kasar dari genggaman Agam.
"Cukup kak!! Aku sangat lelah, sebaiknya kalian berdua pulang." Yuri menatap Agam dan Vero secara bergantian, kemudian dia mencoba berjalan masuk kedalam rumahnya.
Agam mengejar Yuri dan meraih lengannya, "Yuri, tunggu. Maafkan aku, tapi kita harus bicara."
"Maaf kak, tapi aku sedang tidak ingin membicarakan tentang apapun sekarang. Sebaiknya kakak pulang, ini sudah malam." ucap Yuri, dia memang sangat merasa lelah sekali setelah apa yang terjadi sebelumnya.
Yuri menurunkan tangan Agam dari tangannya, dia menatap kearah Vero sebentar sebelum masuk kedalam rumahnya. Malam ini Yuri sedang tidak ingin menjelaskan apapun tentang Vero pada Agam. Dia juga masih syok dengan sosok misterius yang mencoba melukainya tadi.
Melihat Yuri sudah memasuki pintu gerbang rumahnya, Vero segera naik kedalam mobilnya dan melajukannya pergi meninggalkan rumah Yuri. Dia sengaja pergi untuk menghindari perdebatan dengan Agam, dia tidak ingin membuat keributan didepan rumah Yuri tengah malam begini. Setidaknya Yuri sudah sampai rumah dengan selamat, itu sudah cukup membuat Vero merasa tenang.
"Aarrrggghhh...!!!"
Agam memukulkan pukulan ke udara setelah Yuri dan Vero pergi. Dia menyesal karena tadi sudah membentak Yuri hingga membuat Yuri merasa takut. Harusnya dia bisa lebih tenang saat melihat Yuri pulang dengan diantar pria lain.
...💖💖💖💖💖...
Siang ini di Mahendra Group.
Danu masuk kedalam ruangan kerja Vero dengan membawa amplop coklat ditangannya dan sebuah ponsel yang retak.
"Tuan muda, saya membetulkan mobil nona Yuri dan sudah menyuruh orang membawa mobil itu kerumah nona Yuri." ucap Danu, kemudian Danu menaruh ponsel yang retak itu dimeja Vero.
"Dan ini sepertinya adalah ponsel nona Yuri. Saya menemukannya tidak jauh dari mobil nona Yuri berada." sambung Danu.
Vero meraih ponsel itu dari atas meja, itu memang adalah ponsel milik Yuri. Nanti dia akan menjadikan ponsel itu sebagai alasan untuk menemui Yuri.
Kemudian Danu menyerahkan amplop coklat ditangannya pada Vero.
"Dan ini laporan yang anda minta. Saya sudah mengikuti wanita itu dan mengambil beberapa foto-fotonya." ucap Danu.
Vero segera membuka amplop coklat itu, dia penasaran dengan hasil kerja Danu. Namun mata Vero langsung terbelalak saat melihat foto-foto Jessica bersama papa Yuri masuk kedalam sebuah hotel.
"Om Bagus? Apa jangan-jangan mereka...." ucap Vero dalam hati sambil melihat foto-foto itu satu persatu.
Kemudian Danu melanjutkan kata-katanya, "Pria itu adalah Bagus Bagaskara, pemimpin perusahaan Alpha group. Sepertinya dia memiliki hubungan spesial dengan teman anda itu tuan."
Vero nampak terdiam, dia tidak mungkin menunjukkan foto-foto itu pada Yuri. Vero tidak ingin Yuri sedih dan merasa terluka saat mengetahui sahabatnya memiliki hubungan gelap dengan papanya.
Vero meraih ponselnya diatas meja, dia mengirimkan pesan pada seseorang. Seseorang itu adalah Jessica.
[ Jess, bisa kita bertemu sekarang di cafe Bintang? ]
[ Baiklah Vero ]
Setelah mendapatkan balasan dari Jessica, Vero segera bangun dari duduknya.
"Aku akan pergi keluar sebentar, tolong urus beberapa pekerjaan disini" ucap Vero.
Danu menganggukkan kepalanya, "Baik tuan."
Vero segera pergi keluar dari ruangannya. Dia harus segera pergi menemui Jessica dan membicarakan tentang hubungan gelap Jessica dengan Bagus. Vero tidak ingin kabar ini sampai ke telinga Yuri lebih dulu.
Kemudian Vero segera turun dari dalam mobilnya setelah sampai didepan cafe Bintang. Dia masuk kedalam dan melihat Jessica sudah duduk menunggunya.
Jarak cafe itu memang dekat dengan perusahaan Alpha Group. Vero sengaja meminta bertemu disana karena sekarang sedang jam istirahat makan siang, sehingga Jessica pasti punya waktu untuk menemuinya.
Vero duduk didepan Jessica dan menatap wajah wanita itu dengan tatapan tidak percaya.
"Ada apa Ver? Kamu pasti ingin membicarakan tentang pertunangan Yuri dan kak Agam ya?" tebak Jessica.
Jessica sangat tau jika Yuri dan Vero masih saling mencintai. Namun hubungan mereka harus terhalang dengan kehadiran Agam sebagai kekasih Yuri sekarang.
Vero tidak menjawab pertanyaan Jessica, dia memberikan amplop coklat ditangannya pada Jessica.
"Apa ini?" tanya Jessica.
"Kamu buka saja." jawab Vero.
Jessica tidak menaruh curiga apapun, dia segera membuka amplop coklat ditangannya. Dia nampak sangat kaget saat melihat isinya.
Rupanya itu adalah foto-foto dirinya bersama Bagus. Foto-foto itu pasti diambil semalam karena semalam dia dan Bagus memang pergi ke hotel untuk memadu cinta diatas ranjang. Itu adalah rutinitas yang biasa mereka lakukan, sehingga Bagus akan terlambat pulang kerumah dengan alasan sedang banyak pekerjaan dikantor.
Bahkan semalam saat Vero menelfon Jessica untuk menanyakan keberadaan Yuri, saat itu Jessica baru saja bergulat diatas ranjang dengan Bagus. Sehingga Bagus buru-buru pulang saat mendengar putri kesayangannya belum pulang kerumah.
"Dari mana kamu mendapatkan foto-foto ini? Kamu mengikuti aku?" Jessica mencoba untuk bersikap tenang, padahal dia sangat ketakutan karena hubungan gelapnya sudah ketahuan.
"Kamu sudah gila!" ucap Vero, itu adalah kata-kata yang pantas ditunjukkan pada Jessica.
Vero menarik nafas panjang, dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Jessica. Bisa-bisanya dia menjalin hubungan dengan papa Yuri. Apa dia tidak berfikir bagaimana perasaan Yuri jika mengetahui semua ini.
"Iya, aku memang gila. Tapi semuanya terjadi dengan begitu saja, Ver. Aku tidak bermaksud untuk mengkhianati Yuri dengan menjalin hubungan dengan om Bagus." Jessica mencoba menjelaskan pada Vero.
Jessica melanjutkan ucapannya, "Om Bagus sangat baik padaku, aku begitu terlena dengan sikap baiknya hingga aku khilaf."
"Khilaf? Khilaf itu sekali, tapi kamu melakukannya sampai berkali-kali dan sampai hamil, Jess." Vero mengusap wajahnya dengan kasar, dia merasa sangat kesal setelah mengetahui perbuatan Jessica.
Jessica hanya bisa menangis, dia sangat takut jika Yuri sampai mengetahui semuanya. Yuri pasti akan sangat kecewa dan marah padanya.
"Tolong Ver, jangan katakan apapun pada Yuri. Aku janji aku akan mengakhiri hubungan gelapku dengan om Bagus." pinta Jessica.
"Mengakhiri? Tapi sekarang kamu sedang hamil Jess. Kamu pikir siapa yang akan bertanggung jawab atas kehamilan kamu itu?" Vero mengatakannya dengan nada kesal.
Jessica nampak terdiam dan terus menangis. Apa yang dikatakan Vero memang benar, anak dalam kandungannya memang harus memiliki seorang ayah. Sebenarnya Bagus sudah menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan itu, hanya saja Jessica yang belum siap dan masih merasa takut.
"Kalau begitu temani aku untuk menggugurkan kandungan ini, Ver. Aku mohon..." ucap Jessica.
Vero nampak kaget mendengar ucapan Jessica yang menurutnya sudah tidak masuk akal. Wanita itu benar-benar sudah kemasukan roh jahat.
"Tidak, Jess. Kamu urus saja masalah ini sendiri. Tapi ingat satu hal, jangan sampai kamu menghilangkan nyawa yang tidak berdosa itu." ucap Vero dengan tegas.
Vero segera bangun dan keluar dari dalam cafe. Dia meninggalkan Jessica yang masih menangis sendirian. Entah bagaimana Vero akan menceritakan semuanya pada Yuri nanti. Dia tidak ingin membuat Yuri sedih dan terluka hatinya hanya karena perbuatan Jessica dan papa Yuri.
...💖💖💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
mama Al
nah kan apa ku bilang?
2024-05-31
0
mama Al
Vero selalu banyak membantu Yuri
2024-05-31
0
mama Al
ngeri lihat kemarahan Agam.
2024-05-31
0