Ada yang menahan emosi

"Kamu tidak berhak mengurus urusan pribadi aku termasuk aku juga tidak akan ikut campur dengan urusan kamu.”

Memandang Jihan bersama pria muda itu beserta teman-temannya sedang tertawa renyah, membuat wajah Fathi mengetat tapi dia sendiri teringat akan ucapannya tempo hari pada Jihan. Akhirnya pria itu bergerak mengikuti Kinan yang memilih meja untuk mereka tempati di sebelah kanan meja Jihan, namun sayangnya Jihan masih belum engeh dengan kehadiran suami bersama Kinan karena masih heboh dengan obrolan plus sudah tentu bersama Beni.

“Mas Fathi, itu cowok yang duduk di sebelah Jihan pacarnya ya? Ganteng juga ya?” Entah ini bertanya atau memuji dari Kinan ketika mereka sudah duduk dan salah satu waiters memberikan mereka buku menu.

Pria itu tidak menjawab akan tetapi sorot netranya masih menuju Jihan dan Beni, rasanya dia tidak bisa mengalihkan pandangannya.

“Mas Fathi!” panggil Kinan, agak kesal sejak tadi dia bicara tidak diperhatikan, terpaksa wanita itu colek tangan Fathi dan barulah pandangan pria itu buyar.

“Eh ... iya ada apa Kinan?” tanya Fathi sembari menatapnya.

“Mau pesan apa Mas, ini Mbaknya sudah menunggu?” tanya Kinan tersenyum, menutupi rasa sebalnya.

“Pesankan apa saja, nanti akan aku makan,” jawab Fathi, sudah malas melihat buku menu, karena perhatiannya tertuju ke meja Jihan, apalagi sekarang Jihan dan Beni sedang berbicara sangat dekat, dan Fathi melihat sangat jelas Jihan selalu tersenyum pada Beni.

“Ck ... kenapa juga aku harus melihat mereka berdua, itu bukan urusanku!” batin Fathi gerundel sendiri. Hati bisa saja bilang bukan urusannya, tapi lagi-lagi dia gusar melihat Jihan dan Beni.

“Cie ... cie Jihan, kayaknya bakal ada yang semakin dekat nih,” goda Lula, karena sejak tadi Jihan dan Beni sering banget ngobrol berdua dan tatapan netra mereka berdua begitu dalam.

“Hush ... Lula apaiin sih,” balas Jihan jadi malu digoda seperti itu sama temannya. Namun sejujurnya hati Jihan memang berbunga-bunga bertemu dengan cinta pertamanya, walau tidak pernah dia ungkapkan, cukup cinta dalam hati saja karena selama dia sekolah memang tidak mau memiliki pacar takut fokus belajarnya terganggu, tapi bagaimana dengan saat ini, Jihan sudah lulus sekolah? Entahlah.

Beni tersenyum hangat pada Jihan yang tampak malu habis digoda oleh teman-temannya. “Aamiin deh, semoga aku sama Jihan semakin dekat ya, betul begitu'kan Jihan,” jawab Beni, seperti gayung bersambung dan membuat gadis itu membeliak saat menatap Beni, tapi pandangan ke Beni membuat dia menelan salivanya dengan kasar.

“Loh, dia ada di sini juga!” seru batin Jihan menatap pria yang ada di meja sebelahnya. Syifa juga ikutan terkejut saat menolehkan wajahnya ke samping kanan.

“Waduh ada s—“ Syifa tidak lanjut mengucap, hampir saja dia keceplosan.

“Hai Jihan!” sapa Kinan tersenyum hangat dari mejanya sambil melambaikan tangannya.

Jihan tersenyum kecut melihat Kinan yang ada di meja tersebut, lalu memalingkan wajahnya, sementara teman-teman menatap sekilas ke meja sebelah.

“Ji, ada kakak ipar lo tuh. Wah mantap ya sekarang sudah gandeng cewek lagi ya, cakep juga tuh ceweknya, ” celetuk Lula yang ikutan melihat ke arah meja sebelah.

“Mmm ... sepertinya begitu dan bukan urusan gue,” jawab Jihan santai, lalu dia lanjut menghabiskan makan siangnya.

“Ngomong-ngomong kalau ada yang mau tambah menu, silakan aja ya, hari ini aku yang traktir semuanya,” ucap Beni, membuyar perhatian teman-teman Jihan yang tertuju pada Fathi dan Kinan.

“Wah benaran Kak Beni, bolehlah kita-kita pesan makanan penutup ya?” timpal Lula mewakilkan semuanya.

“Silakan bebas mau pesan apa saja, resto cafe ini punyaku kok,” jawab Beni santai.

“What!” semuanya terkesiap mendengarnya, tapi sebenarnya wajar karena Beni dari keluarga yang berada dan orang tuanya memiliki perusahaan, jadi tidak aneh kalau Beni punya resto cafe dalam usia muda.

Pria dewasa itu tersenyum sinis mendengar pria muda itu pemilik resto cafe tempat mereka makan. “Ck ... baru juga punya resto saja,” batin Fathi agak meremehkan Beni, tapi apa maksudnya, santai sajalah Bro.

Syifa sebenarnya agak ketar-ketir melihat keberadaan suaminya Jihan, tapi melihat Jihan biasa saja dan tidak resah dengan kehadiran suaminya, jadi ikutan tenang. “Semoga saja nanti tidak terjadi apa-apa di rumah,” batin Syifa.

Beni melambaikan tangannya pada karyawan. “Jihan, kamu mau coba cake yang terbaru dari restoku ini?” tanya Beni penuh perhatian.

“Kalau gratis pasti Jihan mau kok Kak,” jawab Jihan sembari nyengir.

Beni tergelak melihatnya dan langsung meminta diambilkan menu cake terbaru serta beberapa minuman dingin sebagai pelengkapnya. Dan tak menunggu lama waiters mengantarkan pesanan Beni.

“Mmm ... sepertinya enak nih Kak cakenya,” ucap Jihan saat melihat cake potong berwarna merah ditaburi dengan keju parut serta buah strawberry sebagai pemanisnya.

“Semoga enak ya Ji,” balas Beni, dia pun memotong cake tersebut dan menyodorkan sendok berisi cake tersebut ke mulut Jihan, gadis itu pun terkesiap.

“Ijinkan aku menyuapi kamu ya,” pinta Beni begitu lembut.

“HAH!” Jihan terkesiap, netranya mendelik

“Bolehkan?” tanya Beni.

Jihan tak menyangka pria yang membuat jantungnya berdebar sejak kelas 1 SMU bikin semakin berdebar hari ini. Gadis itu pun mengangguk pelan dan membuka mulutnya menerima suapan dari tangan Beni.

TAK!

Suara hentakan gelas berbentur dengan meja terdengar jelas di meja sebelah, Kinan sampai terjingkat saat menikmati makan siangnya.

“Mas Fathi kenapa?” tanya Kina menatap heran pada saudaranya.

“Tidak pa-pa,” jawab Fathi begitu dingin, dan tangannya masih mengerat pada gelas minumnya.

“Kurang ajar, berani sekali dia!” batin Fathi mengeram.

“Kak Beni, biar Jihan lanjut makan sendiri, gak enak sama yang lainnya,” pinta Jihan dengan pipinya mulai memerah.

“Padahal aku sangat senang loh dikasih kesempatan untuk suapi kamu, kapan lagi bisa begini,” jawab Beni terkesan sangat berharap.

Jihan agak mencodongkan dirinya agar lebih dekat dengan Beni. “Tapi Kak Beni, Jihan malu sama teman-teman di sini,” bisik Jihan apa adanya.

Semakin geramlah Fathi melihatnya, ingin sekali dia melempar gelas yang masih dia pegang, tapi dia mencoba menahan emosinya untuk tidak meledak di sana.

“Baiklah kali ini aku mengalah, tapi besok-besok aku tidak mau mengalah ya,” jawab Beni begitu hangat.

Jihan mengernyitkan keningnya, hatinya jadi tambah berbunga-bunga, lalu dia kembali menikmati cake tersebut dan tak peduli dengan tatapan sadis dari suaminya.

“Ck ... ngapaiin juga dia lihatnya kayak begitu, biasa aja dong. Jihan aja lihat dia sama Kinan biasa aja, peduli amat. Yang penting hari ini Jihan sangat senang,” batin Jihan.

Cake dari Beni sudah habis, dan tak terasa perut Jihan sudah sangat kenyang, alhasil dia ingin ke toilet  dan berpamitan untuk ke sana. Fathi yang mendengarnya ikutan bangkit dan langkah kakinya menuju tempat yang dituju Jihan.

“Awas ya kamu, Jihan!” gumam Fathi, tampaknya sudah tidak tahan menahan gejolak emosinya.

 

Bersambung ... ✍🏻

 

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

katanya tidak suka pada adik iparnya tetapi kenapa ko jadi cemburu melihat jihan diperlakukan teman laki2 nya jadi panas badannya.....lanjut......

2024-04-17

2

sherly

sherly

si Fathi laki labil dianya gamon dia pula yg uring2an....

2024-04-24

0

Ani Ani

Ani Ani

kenapa marah DIA bolih

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kakak Ipar, Adik Ipar
2 Apa! menikah!
3 Hutang budi atau balas budi?
4 Hari pernikahan
5 Di antara pintar dan bodoh
6 Tak semudah itu minta cerai!
7 Mau berapa lama memeluk Jihan?
8 Mie rebus
9 Memarahi Jihan
10 Jangan konyol, Jihan!
11 Mengobati luka Jihan
12 Saran Kinan
13 Pergi tanpa pamit
14 Makan siang
15 Ada yang menahan emosi
16 Bertengkar kembali
17 Lehernya kenapa Mas Fathi?
18 Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19 Just two of us
20 Lakukanlah sampai puas
21 Tolong, bertahanlah Jihan!
22 Amarah Papa Gibran
23 Pergi untuk selamanya?
24 Kembalilah Jihan!
25 Kegelisahan Bu Kaila
26 Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27 Jihan ingat siapa aku?
28 Ezra sakit
29 Gosip para perawat
30 Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31 Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32 Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33 Perhatian Fathi
34 Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35 Loh kenapa tidur di sini!
36 Pelampiasan!
37 Perkara cake
38 Perjodohan Fathi dengan Kinan
39 Amarah Fathi
40 Pingsan
41 Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42 Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43 Penjelasan Fathi
44 Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45 Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46 Maafkan Tante, Ezra
47 Pembicaraan sahabat
48 Papa janji
49 Jihan minta maaf, Kak
50 Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51 Mintalah kesempatan kepada istrimu
52 Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53 Kegaduhan di makan malam
54 Time to sleeping
55 Iya Mama, sekarang bobo ya
56 Jangan bilang Mama ya!
57 Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58 Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59 Kasih waktu
60 Rempeyek ikan teri
61 Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62 Mengusir Kinan
63 Mama anak kecilnya Papa
64 Lakukan seperti tempo hari!
65 Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66 Bolehkan kalau aku cemburu
67 Fathi bucin
68 Om sugar daddy
69 Makan siang yang damai!?
70 Perdebatan di restoran
71 Pembicaraan ayah dan anak
72 Kembali tinggal di rumah Fathi
73 Tanpa bayangan masa lalu
74 Penolakan Rahmat
75 Jangan bertindak gegabah!
76 Kejujuran Rahmat
77 Nafkah dari suami
78 Waspadalah dengan Kinan!
79 Menghadap Papa Gibran
80 Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81 Perjuangan Fathi dan Rahmat
82 Penangkapan Kinan
83 Cepat bangun ya, Pah!
84 Peluk aku Sayang
85 Theo terkejut!
86 Keadaan Rahmat
87 Back to home
88 Beneran, Mas gak minta?
89 Honeymoon - 1
90 Honeymoon - 2
91 Honeymoon - 3
92 Honeymoon - 4
93 Akhir kisah Jihan dan Fathi
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kakak Ipar, Adik Ipar
2
Apa! menikah!
3
Hutang budi atau balas budi?
4
Hari pernikahan
5
Di antara pintar dan bodoh
6
Tak semudah itu minta cerai!
7
Mau berapa lama memeluk Jihan?
8
Mie rebus
9
Memarahi Jihan
10
Jangan konyol, Jihan!
11
Mengobati luka Jihan
12
Saran Kinan
13
Pergi tanpa pamit
14
Makan siang
15
Ada yang menahan emosi
16
Bertengkar kembali
17
Lehernya kenapa Mas Fathi?
18
Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19
Just two of us
20
Lakukanlah sampai puas
21
Tolong, bertahanlah Jihan!
22
Amarah Papa Gibran
23
Pergi untuk selamanya?
24
Kembalilah Jihan!
25
Kegelisahan Bu Kaila
26
Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27
Jihan ingat siapa aku?
28
Ezra sakit
29
Gosip para perawat
30
Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31
Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32
Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33
Perhatian Fathi
34
Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35
Loh kenapa tidur di sini!
36
Pelampiasan!
37
Perkara cake
38
Perjodohan Fathi dengan Kinan
39
Amarah Fathi
40
Pingsan
41
Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42
Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43
Penjelasan Fathi
44
Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45
Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46
Maafkan Tante, Ezra
47
Pembicaraan sahabat
48
Papa janji
49
Jihan minta maaf, Kak
50
Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51
Mintalah kesempatan kepada istrimu
52
Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53
Kegaduhan di makan malam
54
Time to sleeping
55
Iya Mama, sekarang bobo ya
56
Jangan bilang Mama ya!
57
Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58
Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59
Kasih waktu
60
Rempeyek ikan teri
61
Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62
Mengusir Kinan
63
Mama anak kecilnya Papa
64
Lakukan seperti tempo hari!
65
Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66
Bolehkan kalau aku cemburu
67
Fathi bucin
68
Om sugar daddy
69
Makan siang yang damai!?
70
Perdebatan di restoran
71
Pembicaraan ayah dan anak
72
Kembali tinggal di rumah Fathi
73
Tanpa bayangan masa lalu
74
Penolakan Rahmat
75
Jangan bertindak gegabah!
76
Kejujuran Rahmat
77
Nafkah dari suami
78
Waspadalah dengan Kinan!
79
Menghadap Papa Gibran
80
Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81
Perjuangan Fathi dan Rahmat
82
Penangkapan Kinan
83
Cepat bangun ya, Pah!
84
Peluk aku Sayang
85
Theo terkejut!
86
Keadaan Rahmat
87
Back to home
88
Beneran, Mas gak minta?
89
Honeymoon - 1
90
Honeymoon - 2
91
Honeymoon - 3
92
Honeymoon - 4
93
Akhir kisah Jihan dan Fathi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!