Mengobati luka Jihan

Jihan mendengkus kesal melihat suaminya masuk ke kamarnya, sedangkan posisi dia sekarang sudah naik di atas ranjang dan ingin menenangi keponakannya tersebut. Bayangkan bagaimana pose Jihan di atas ranjang, bak bagai di majalah popular 21+ bikin hasrat pria mana pun langsung naik, apalagi tubuh Jihan sangat menggoda.

Dari ujung kaki hingga atas paha saja tampak jelas begitu putih dan mulusnya, tak ada noda luka sedikit pun, lalu lanjut naik ke bagian atas buah yang lagi ranum-ranumnya semakin nyembul naik dibalik tanktop untungnya tidak tumpah tapi justru itu membuat kepala pria semakin cenat cenut. Jakun Fathi sudah naik turun, dia tak menduga kalau mantan adik iparnya tersebut bodynya lebih aduhai ketimbang kakaknya yang agak tipis, namun Fathi tidak mempermasalahkan body Embun yang terpenting dia sangat mencintai almarhumah istrinya tersebut.

Pria itu semakin mendekati ranjang, dan Jihan memalingkan wajahnya ke arah Ezra kemudian memberikan botol susu pada batita tersebut. Dan tak lama gadis itu bisa merasakan ada pergerakan di tepi ranjang.

“Ehem.” Suara deheman terdengar di telinga Jihan, sedangkan suara tangisan Ezra semakin hilang karena mulutnya sudah dipenuhi dengan dot susunya.

Jihan tak menggubris deheman pria itu, menoleh ke belakang pun tidak karena saat ini pria itu duduk di belakang, sepertinya sengaja untuk melihat kemolekan tubuh Jihan dan entah gadis itu menyadari atau tidaknya.

“Ehem.” Fathi kembali berdeham bersamaan dengan hela napas pelannya. Melihat Ezra sudah kembali memejamkan netranya, dan tangan Jihan sudah tidak memegang botol susu, Fathi langsung meraih tangan Jihan yang terluka itu.

“Eeh!” seru Jihan.

Sontak saja Jihan terkesiap dan merubah posisi berbaringnya menjadi duduk bersila di atas ranjang. Fathi tidak bersuara, salah tangannya mengambil obat dari kotak P3K-nya lalu mengobati luka sayatan Jihan.

Jihan hanya bisa menghela napas panjang melihat gerakkan Fathi, dan tidak merasa senang dapat perhatian suaminya. Usai mengobati luka Fathi merapikan kotak P3K lalu beringsut dari duduknya dengan membawa hawa panas yang menjalar di tubuhnya, bagaimana gak panas saat mengobati luka tangan Jihan tanktop yang dikenakan oleh gadis itu agak turun dan belahan buah mengkel serta moleh itu terlihat jelas di depan matanya, serasa sedang menyapanya untuk disentuh, sungguh ini godaan yang agak berat. Padahal selama ini ada pasien yang menggodanya dengan pakaian seksi dia biasa saja, tapi kenapa lihat Jihan jadi panas dingin tersebut.

“Lain kali kalau tinggal di rumah ini pakai baju yang sopan, jangan pakai baju seperti itu lagi, atau jangan-jangan kamu berniat untuk menggodaku. Sorry saja aku tidak tertarik dengan tubuhmu!” Tiba-tiba saja Fathi berkata seperti itu saat pria itu akan keluar dari kamar Jihan.

Jihan melongo lalu menurunkan pandangan ke tubuhnya. “Astaga!” seru Jihan sembari menepuk keningnya, sejak tadi dia tak sadar telah mengumbarkan tubuhnya, buru-buru saja dia menutupi tubuh indahnya dengan selimut.

“Ck ... Jihan juga tidak ada niatan buat goda Om Dokter, rugi sekali goda pria yang gak punya hati! Cepatlah keluar dari sini!” usir Jihan dengan ketusnya.

Fathi menarik napasnya dalam-dalam lalu bergegas keluar dari kamar Jihan.

“Iiish kenapa juga gak engeh kalau pakai baju begini Jihan dari tadi! sialan banget dong badan Jihan dilihat ama tuh orang!” geram Jihan sendiri.

Sementara pria itu buru-buru ke kamarnya dan berhubung si joni dari tadi tegang terpaksa dia bersolo karir di kamar mandi.

“Arrgh! Kenapa juga kamu pakai bangun! Hanya gara-gara lihat dia saja!” geram Fathi frustrasi, bayangan tubuh Jihan masih saja belum enyah dari pelupuk matanya.

...----------------...

Esok hari ...

Ezra dan Jihan sudah bangun di pagi hari, bocah tampan itu sudah rapi dan wangi setelah dimandikan oleh Jihan, dan kini Ezra sedang menikmati minum susu botolnya di ruang tengah sambil menikmati tayangan anak-anak. Sementara Jihan sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dengan bahan yang dia beli sendiri semalam.

“Pagi anak Papa, sudah wangi nih,” ucap Fathi saat turun dari lantai dua dan langsung menghampiri anaknya yang ada di ruang tengah, Jihan mendengar jelas suara pria itu tapi enggan menolehkan wajahnya, dan Fathi juga bisa melihat punggung gadis yang berhasil membuat dia tidak bisa tidur semalaman.

“Pagi Pak, sarapannya sudah siap,” ucap Bik Murni sengaja menghampiri majikannya.

“Terima kasih,” jawab Fathi, lalu dia bergerak ke meja makan, dan terlihat menu sarapan sudah tersaji, lagi-lagi dia melirik ke arah Jihan yang kini membalikkan badannya dan terlihat membawa piring berisikan roti.

Jihan pura-pura tidak melihat Fathi yang ada di meja makan, dan dia bergerak santai melewatinya menuju ruang tengah, rencananya akan menikmati sarapan paginya dekat Ezra sebelum dia menyuapi batita tersebut.

Pria itu menarik kerah kemejanya, dia merasa agak sesak melihat Jihan tak menyapanya, tapi buat apa dia pikirkan. Fathi akhirnya memilih menyantap sarapan paginya tanpa mengajak istrinya.

Di sela-sela menikmati makan pagi suara bel rumahnya terdengar, Bik Murni bergegas membukakan pintu.

“Assallammualaikum Bik Murni,” sapa wanita cantik yang sudah berdiri dengan anggunnya di ambang pintu.

“Waalaikumsalam, eh Mbak Kinan ... silakan masuk,” ucap Bik Murni yang sangat mengenal wanita tersebut.

“Mas Fathi-nya belum berangkat kerja'kan Bik?” tanya Kinan sembari mengedarkan pandangannya ke dalam.

“Bapak kebetulan sedang sarapan di dalam,” tunjuk Bik Murni dengan sopannya.

“Oh ya sudah ... saya langsung ke sana,” jawab Kinan. Wanita berparas ayu tersebut dengan setelan seperti wanita karir bergegas menuju ruang makan yang bersatu dengan ruang tengah.

“Assallammualaikum Mas Fathi, aku bawa makanan kesukaanmu loh Mas,” sapa Kinan tersenyum ramah, lalu menaruh paper bag yang dia bawa ke atas meja.

“Waalaikumsalam Kinan,” jawab Fathi terdengar ramah. Bersamaan itu Jihan menolehkan wajahnya dan sedikit memicingkan netranya pada wanita yang baru saja menyapa suaminya.

“Aku sengaja masak sendiri loh Mas biar bisa kamu cobain langsung,” ucap Kina terlihat bahagia sudah berhasil masak untuk Fathi. Wanita dewasa itu pun mengeluarkan isi paper bagnya dan membuka kotak makanan yang dia bawa.

“Kamu ini pakai repot segala Kinan, tapi kayaknya boleh juga di coba,” balas Fathi langsung mencicipi sop buntut buatan wanita itu.

Jihan tersenyum miring mendengar percakapan mereka berdua dan seolah-olah dia tidak ada di rumah itu. Tapi gadis itu tidak mau ambil pusing, suaminya mau main serong silahkan saja. Setelah gadis itu melahap roti isinya, dia mengendong Ezra dan rencananya akan dia titipi dulu sama baby sitternya karena rencananya akan pulang ke rumah mau ambil motor maticnya.

“Loh ... ada Jihan dan Ezra di sini? Sedang menginap ya?” tanya Kinan yang tak sengaja mengedarkan pandangannya.

Gadis yang dipanggil namanya hanya bisa tersenyum. “Iya mereka sedang menginap di sini, aku lagi kangen sama Ezra tapi Ezra-nya tidak mau ditinggal jauh sama tantenya, jadi yang sekalian saja menginap di sini,” jawab Fathi dengan santainya.

Kinan pun mendekati Jihan dan Ezra yang baru mau meninggalkan ruang tengah.

“Halo Jihan apa kabarnya, sudah lama tidak bertemu setelah Embun meninggalkan,” sapa Kinan begitu ramah.

“Baik kabarnya Mbak Kinan.”

Kinan mengusap rambut Ezra. “Sama Tante Kinan yuk, kita duduk sama papa,” ajak Kinan begitu lembutnya. Namun sayangnya Ezra memeluk leher Jihan dan seakan tak ingin diambil oleh wanita itu.

 

Bersambung ... ✍🏻

 

 

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

rasain kau fatih. ketar ketir kau hadapi jihan

2024-11-13

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

selain arogan dan gede gengsi ternyata Fathi tipe manusia munafik juga.. hais makin banyak aja itu daftar sifat buruknya..

2024-06-28

5

Desi Puspitasari

Desi Puspitasari

bibit" ulet keket😂

2024-06-24

2

lihat semua
Episodes
1 Kakak Ipar, Adik Ipar
2 Apa! menikah!
3 Hutang budi atau balas budi?
4 Hari pernikahan
5 Di antara pintar dan bodoh
6 Tak semudah itu minta cerai!
7 Mau berapa lama memeluk Jihan?
8 Mie rebus
9 Memarahi Jihan
10 Jangan konyol, Jihan!
11 Mengobati luka Jihan
12 Saran Kinan
13 Pergi tanpa pamit
14 Makan siang
15 Ada yang menahan emosi
16 Bertengkar kembali
17 Lehernya kenapa Mas Fathi?
18 Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19 Just two of us
20 Lakukanlah sampai puas
21 Tolong, bertahanlah Jihan!
22 Amarah Papa Gibran
23 Pergi untuk selamanya?
24 Kembalilah Jihan!
25 Kegelisahan Bu Kaila
26 Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27 Jihan ingat siapa aku?
28 Ezra sakit
29 Gosip para perawat
30 Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31 Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32 Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33 Perhatian Fathi
34 Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35 Loh kenapa tidur di sini!
36 Pelampiasan!
37 Perkara cake
38 Perjodohan Fathi dengan Kinan
39 Amarah Fathi
40 Pingsan
41 Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42 Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43 Penjelasan Fathi
44 Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45 Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46 Maafkan Tante, Ezra
47 Pembicaraan sahabat
48 Papa janji
49 Jihan minta maaf, Kak
50 Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51 Mintalah kesempatan kepada istrimu
52 Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53 Kegaduhan di makan malam
54 Time to sleeping
55 Iya Mama, sekarang bobo ya
56 Jangan bilang Mama ya!
57 Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58 Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59 Kasih waktu
60 Rempeyek ikan teri
61 Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62 Mengusir Kinan
63 Mama anak kecilnya Papa
64 Lakukan seperti tempo hari!
65 Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66 Bolehkan kalau aku cemburu
67 Fathi bucin
68 Om sugar daddy
69 Makan siang yang damai!?
70 Perdebatan di restoran
71 Pembicaraan ayah dan anak
72 Kembali tinggal di rumah Fathi
73 Tanpa bayangan masa lalu
74 Penolakan Rahmat
75 Jangan bertindak gegabah!
76 Kejujuran Rahmat
77 Nafkah dari suami
78 Waspadalah dengan Kinan!
79 Menghadap Papa Gibran
80 Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81 Perjuangan Fathi dan Rahmat
82 Penangkapan Kinan
83 Cepat bangun ya, Pah!
84 Peluk aku Sayang
85 Theo terkejut!
86 Keadaan Rahmat
87 Back to home
88 Beneran, Mas gak minta?
89 Honeymoon - 1
90 Honeymoon - 2
91 Honeymoon - 3
92 Honeymoon - 4
93 Akhir kisah Jihan dan Fathi
94 Info karya terbaru Mommy Ghina
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Kakak Ipar, Adik Ipar
2
Apa! menikah!
3
Hutang budi atau balas budi?
4
Hari pernikahan
5
Di antara pintar dan bodoh
6
Tak semudah itu minta cerai!
7
Mau berapa lama memeluk Jihan?
8
Mie rebus
9
Memarahi Jihan
10
Jangan konyol, Jihan!
11
Mengobati luka Jihan
12
Saran Kinan
13
Pergi tanpa pamit
14
Makan siang
15
Ada yang menahan emosi
16
Bertengkar kembali
17
Lehernya kenapa Mas Fathi?
18
Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19
Just two of us
20
Lakukanlah sampai puas
21
Tolong, bertahanlah Jihan!
22
Amarah Papa Gibran
23
Pergi untuk selamanya?
24
Kembalilah Jihan!
25
Kegelisahan Bu Kaila
26
Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27
Jihan ingat siapa aku?
28
Ezra sakit
29
Gosip para perawat
30
Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31
Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32
Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33
Perhatian Fathi
34
Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35
Loh kenapa tidur di sini!
36
Pelampiasan!
37
Perkara cake
38
Perjodohan Fathi dengan Kinan
39
Amarah Fathi
40
Pingsan
41
Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42
Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43
Penjelasan Fathi
44
Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45
Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46
Maafkan Tante, Ezra
47
Pembicaraan sahabat
48
Papa janji
49
Jihan minta maaf, Kak
50
Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51
Mintalah kesempatan kepada istrimu
52
Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53
Kegaduhan di makan malam
54
Time to sleeping
55
Iya Mama, sekarang bobo ya
56
Jangan bilang Mama ya!
57
Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58
Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59
Kasih waktu
60
Rempeyek ikan teri
61
Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62
Mengusir Kinan
63
Mama anak kecilnya Papa
64
Lakukan seperti tempo hari!
65
Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66
Bolehkan kalau aku cemburu
67
Fathi bucin
68
Om sugar daddy
69
Makan siang yang damai!?
70
Perdebatan di restoran
71
Pembicaraan ayah dan anak
72
Kembali tinggal di rumah Fathi
73
Tanpa bayangan masa lalu
74
Penolakan Rahmat
75
Jangan bertindak gegabah!
76
Kejujuran Rahmat
77
Nafkah dari suami
78
Waspadalah dengan Kinan!
79
Menghadap Papa Gibran
80
Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81
Perjuangan Fathi dan Rahmat
82
Penangkapan Kinan
83
Cepat bangun ya, Pah!
84
Peluk aku Sayang
85
Theo terkejut!
86
Keadaan Rahmat
87
Back to home
88
Beneran, Mas gak minta?
89
Honeymoon - 1
90
Honeymoon - 2
91
Honeymoon - 3
92
Honeymoon - 4
93
Akhir kisah Jihan dan Fathi
94
Info karya terbaru Mommy Ghina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!