Just two of us

Just two of us, so wow sekali ya untuk pertama kali Jihan dibawa ke kamar Fathi yang selama ini ditempati bersama almarhumah Embun. Jihan mengedarkan pandangannya dan nampaklah bingkai penuh kebahagiaan antara Fathi dan Embun, lantas dia agak meringis melihatnya.

Gadis itu memang sempat terkejut saat dirinya ditarik ke kamar pria itu, namun haruskah dia berteriak dan memberontak pada suaminya tersebut. NO!

Jihan memperlihatkan sisi tenangnya, bukan jiwa barbarnya, dia mengangkat dagunya, tatapannya agak malas melihat pria itu yang masih berdiri di depan pintu usai menguncinya tapi dia harus setia menatap mantan kakak iparnya tersebut. Ck ... gak salah pakai dikunci?

“Om Dokter tidak salah membawa Jihan ke kamar ini? Atau otak Om Dokter agak sedikit oleng! Bukankah di surat perjanjian tertulis jika Jihan dilarang masuk ke kamar ini?” tanya Jihan dengan santainya.

Pria itu mengembuskan napas kasarnya, lalu kakinya melangkah akan tetapi sebelumnya dia meletakkan terlebih dahulu paper bagnya ke atas nakas, kemudian bergerak mendekati Jihan. Haruskan Jihan melangkah mundur? oh sudah tentu tidak, Jihan tetap diam berdiri dan menanti pria itu semakin dekat.

“Ck ... sepertinya dia ingin melanjutkan keributan tadi siang. Aneh udah kayak anak kecil aja,” gumam Jihan sendiri agak berdecak, dan ucapan barusan terdengar jelas di telinga Fathi.

Kini, pria dewasa itu sudah berdiri tegap di depan Jihan, sudah tak ada jarak jauh di antara mereka berdua. Jihan menengadahkan wajahnya, dan menatap lekat Fathi tanpa ekspresi, sementara Fathi sudah jelas memasang wajah garangnya.

“Kamu mengatakan aku anak kecil!” ucap Fathi terkesan tidak terima.

“Ya, memang kenyataan seperti anak kecil kalah sama Ezra. Sekarang maksudnya apa membawa Jihan ke sini! Ingin melanjutkan mempermasalahkan kejadian tadi siang? Padahal bisa bicara di luar tidak harus di kamar, dan juga tidak perlu dikunci kamarnya. Atau jangan-jangan Om Dokter mau menyentuh Jihan,” sahut Jihan, kedua tangannya langsung memeluk tubuhnya sendiri.

Semakin geram Fathi mendengar Jihan berkomentar terus. “Sejak tadi kamu berbicara terus dan menyudutkanku! Aku membawa kamu ke sini untuk menegurmu bukan kamu yang menegurku! Dan jangan berpikir aku akan menyentuh kamu, aku tidak tergoda dengan tubuhmu walau kamu melepas semua pakaianmu di depanku!” sentak Fathi.

“Oh begitu ... syukurlah kalau tidak tergoda sama tubuh Jihan soalnya tubuh Jihan juga buat suami Jihan yang akan datang, pria yang sudah tentu akan mencintai Jihan. Ya sudah mau menegur apa lagi, jangan lama-lama, Jihan mau istirahat,” jawab Jihan dengan santainya sembari menarik kedua tangannya dari tubuhnya, kemudian dia agak bergerak ke sebelah kanan karena kakinya mulai terasa pegal, ingin rasanya duduk tapi pasti akan dilarang oleh suami.

Tanpa sepengetahuan Jihan, hati Fathi semakin memanas karena ucapan 'suami akan datang', lah kenapa memanas! Rahang kokohnya mengeras, salah satu tangannya terkepal dengan eratnya, dan tak lupa dengan sorot netranya.

“Kamu bilang tubuhmu buat suami akan datangmu! Sepertinya aku harus menyadari otakmu itu!” bentak Fathi, mata elangnya kembali terpancar.

“Eh ... AKH!”  pekik Jihan, tangan besar Fathi melingkar di perut depannya, lalu gadis itu merasa tubuhnya melayang lalu dihempaskan, tapi tidak terasa sakit ketika tubuhnya terjatuh di atas ranjang yang empuk tersebut.

Belum usai dengan rasa terkejutnya, netra Jihan membeliak saat melihat Fathi membuka kemeja kerjanya, lalu melemparkan ke sembarang arah nampaklah tubuh Fathi yang terlihat atletis.

“Ini tidak boleh terjadi!” seru Jihan, gadis itu mulai agak cemas, namun otaknya harus cepat bekerja agar keluar dari kamar Fathi.

Sebelum Fathi naik ke atas ranjang, Jihan bergegas bangkit dari atas ranjangnya, namun ...

“AKH!” teriak Jihan, tubuhnya berhasil diraih oleh Fathi, dan dia kembali terhempaskan ke atas ranjang besar itu. Fathi langsung mengungkung tubuh Jihan, dan kedua kaki Fathi sudah mengunci pergerakan kaki Jihan hingga tidak bisa bergerak.

“Kamu bilang tubuhmu buat suamimu akan datang! Kamu pikir kamu bisa memberikan tubuhmu buat suami akan datangmu itu jika—!” sentak Fathi sembari tersenyum jahat.

Jihan menelan salivanya berulang kali, dan berusaha tetap memandang pria yang saat ini berada di atas tubuhnya. Lalu, dia mencoba menarik nafasnya dalam-dalam sebelum berucap.

“Kenapa Om Dokter harus marah! Bukankah sejak awal Om tidak tertarik dengan Jihan serta tubuh jelek Jihan ini! Jadi apa salahnya jika tubuh Jihan untuk suami Jihan yang akan datang. Karena besok Jihan akan mengajukan perceraian kita ke kantor pengadilan agama!” ucap Jihan pelan tapi penuh penekanan.

“AKH!” tersentak tubuh Jihan, kepala gadis itu sempat mendongak ke langit-langit saat tangan pria itu melingkar di balik punggungnya, dan kedua tubuh mereka semakin rapat, deru napas Fathi mulai terdengar berat.

“Berani sekali kamu mau mengajukan perceraian!” Sentak Fathi semakin terpancinglah emosi Fathi.

Tubuh Jihan ingin menggeliat, tapi tak bisa, apalagi tubuh mungilnya sudah terhimpit dengan tubuh besar suaminya, sejenak dia memalingkan wajahnya ke samping dan bisa merasakan nafas hangat Fathi menerpa wajahnya saking dekat dan tak ada jarak lagi di antara mereka berdua.

“Ya, Jihan berani mengajukan perceraian jika Om Dokter tidak mau menalak Jihan!” tantang Jihan, lalu kembali menatap suaminya, namun apa yang terjadi ...

Netra Jihan membulat seketika!

❤️❤️❤️

Cuma mau bilang nikmati saja alurnya, jika mau ceritanya sat set 20 bab langsung tamat! terus yang nulisnya dapat apa? Nulis juga butuh beli kuota dan cemilan 😊 ya Kakak Cantik dan Ganteng.

 

 

 

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

Sifat om dokter d sini tidak sesuai dg umurnya , dan caranya tidak mencerminkan dia seperti terpelajar gt … 🫢🤔

2025-04-11

0

Sungai Danau

Sungai Danau

semangat thor kayaknya makin seru nih..

2024-10-22

1

Alfina Jailani

Alfina Jailani

yang bener??

2024-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kakak Ipar, Adik Ipar
2 Apa! menikah!
3 Hutang budi atau balas budi?
4 Hari pernikahan
5 Di antara pintar dan bodoh
6 Tak semudah itu minta cerai!
7 Mau berapa lama memeluk Jihan?
8 Mie rebus
9 Memarahi Jihan
10 Jangan konyol, Jihan!
11 Mengobati luka Jihan
12 Saran Kinan
13 Pergi tanpa pamit
14 Makan siang
15 Ada yang menahan emosi
16 Bertengkar kembali
17 Lehernya kenapa Mas Fathi?
18 Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19 Just two of us
20 Lakukanlah sampai puas
21 Tolong, bertahanlah Jihan!
22 Amarah Papa Gibran
23 Pergi untuk selamanya?
24 Kembalilah Jihan!
25 Kegelisahan Bu Kaila
26 Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27 Jihan ingat siapa aku?
28 Ezra sakit
29 Gosip para perawat
30 Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31 Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32 Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33 Perhatian Fathi
34 Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35 Loh kenapa tidur di sini!
36 Pelampiasan!
37 Perkara cake
38 Perjodohan Fathi dengan Kinan
39 Amarah Fathi
40 Pingsan
41 Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42 Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43 Penjelasan Fathi
44 Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45 Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46 Maafkan Tante, Ezra
47 Pembicaraan sahabat
48 Papa janji
49 Jihan minta maaf, Kak
50 Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51 Mintalah kesempatan kepada istrimu
52 Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53 Kegaduhan di makan malam
54 Time to sleeping
55 Iya Mama, sekarang bobo ya
56 Jangan bilang Mama ya!
57 Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58 Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59 Kasih waktu
60 Rempeyek ikan teri
61 Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62 Mengusir Kinan
63 Mama anak kecilnya Papa
64 Lakukan seperti tempo hari!
65 Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66 Bolehkan kalau aku cemburu
67 Fathi bucin
68 Om sugar daddy
69 Makan siang yang damai!?
70 Perdebatan di restoran
71 Pembicaraan ayah dan anak
72 Kembali tinggal di rumah Fathi
73 Tanpa bayangan masa lalu
74 Penolakan Rahmat
75 Jangan bertindak gegabah!
76 Kejujuran Rahmat
77 Nafkah dari suami
78 Waspadalah dengan Kinan!
79 Menghadap Papa Gibran
80 Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81 Perjuangan Fathi dan Rahmat
82 Penangkapan Kinan
83 Cepat bangun ya, Pah!
84 Peluk aku Sayang
85 Theo terkejut!
86 Keadaan Rahmat
87 Back to home
88 Beneran, Mas gak minta?
89 Honeymoon - 1
90 Honeymoon - 2
91 Honeymoon - 3
92 Honeymoon - 4
93 Akhir kisah Jihan dan Fathi
94 Info karya terbaru Mommy Ghina
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Kakak Ipar, Adik Ipar
2
Apa! menikah!
3
Hutang budi atau balas budi?
4
Hari pernikahan
5
Di antara pintar dan bodoh
6
Tak semudah itu minta cerai!
7
Mau berapa lama memeluk Jihan?
8
Mie rebus
9
Memarahi Jihan
10
Jangan konyol, Jihan!
11
Mengobati luka Jihan
12
Saran Kinan
13
Pergi tanpa pamit
14
Makan siang
15
Ada yang menahan emosi
16
Bertengkar kembali
17
Lehernya kenapa Mas Fathi?
18
Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19
Just two of us
20
Lakukanlah sampai puas
21
Tolong, bertahanlah Jihan!
22
Amarah Papa Gibran
23
Pergi untuk selamanya?
24
Kembalilah Jihan!
25
Kegelisahan Bu Kaila
26
Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27
Jihan ingat siapa aku?
28
Ezra sakit
29
Gosip para perawat
30
Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31
Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32
Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33
Perhatian Fathi
34
Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35
Loh kenapa tidur di sini!
36
Pelampiasan!
37
Perkara cake
38
Perjodohan Fathi dengan Kinan
39
Amarah Fathi
40
Pingsan
41
Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42
Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43
Penjelasan Fathi
44
Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45
Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46
Maafkan Tante, Ezra
47
Pembicaraan sahabat
48
Papa janji
49
Jihan minta maaf, Kak
50
Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51
Mintalah kesempatan kepada istrimu
52
Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53
Kegaduhan di makan malam
54
Time to sleeping
55
Iya Mama, sekarang bobo ya
56
Jangan bilang Mama ya!
57
Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58
Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59
Kasih waktu
60
Rempeyek ikan teri
61
Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62
Mengusir Kinan
63
Mama anak kecilnya Papa
64
Lakukan seperti tempo hari!
65
Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66
Bolehkan kalau aku cemburu
67
Fathi bucin
68
Om sugar daddy
69
Makan siang yang damai!?
70
Perdebatan di restoran
71
Pembicaraan ayah dan anak
72
Kembali tinggal di rumah Fathi
73
Tanpa bayangan masa lalu
74
Penolakan Rahmat
75
Jangan bertindak gegabah!
76
Kejujuran Rahmat
77
Nafkah dari suami
78
Waspadalah dengan Kinan!
79
Menghadap Papa Gibran
80
Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81
Perjuangan Fathi dan Rahmat
82
Penangkapan Kinan
83
Cepat bangun ya, Pah!
84
Peluk aku Sayang
85
Theo terkejut!
86
Keadaan Rahmat
87
Back to home
88
Beneran, Mas gak minta?
89
Honeymoon - 1
90
Honeymoon - 2
91
Honeymoon - 3
92
Honeymoon - 4
93
Akhir kisah Jihan dan Fathi
94
Info karya terbaru Mommy Ghina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!