Apa! menikah!

Satu setengah jam kemudian ...

Perbelanjaan asupan gizi untuk Ezra sudah selesai, tidak perlu berlama-lama di supermarket, Jihan dan Fathi sama-sama tidak tahan kalau jalan berbarengan kayak berasa aneh. Tapi demi kepentingan bocah ganteng ini jadi sangatlah terpaksa.

Lagi-lagi Fathi mendengkus sebal melihat kantong belanjaan bawaannya, selain isinya susu, diapers dan snacknya Ezra terselip lah ... eh bukan terselip lagi tapi begitu banyak cemilan milik Jihan mulai dari chiki, biskuit, coklat. Bukannya Fathi tidak punya uang buat membelikannya, tapi memang dasarnya benci dengan Jihan jadi yang berhubungan dengan Jihan bikin dia semakin kesal.

Bu Kaila sudah masuk terlebih dahulu ke rumahnya dengan dahinya mengernyit karena melihat ada mobil milik orang tua Fathi, tumben pikir Bu Kaila datang di siang hari dan tanpa memberikan kabar terlebih dahulu, agar dia bisa menyambut kedatangan besan kaya-nya tersebut.

Sebenarnya bukan hanya Bu Kaila yang tampak heran, tapi Fathi sendiri juga heran kenapa ada mobil papanya terparkir rapi di halaman rumah mantan mertuanya. Kalau Jihan sendiri dia sih santai aja dengan batita di dalam gendongannya dia menyusul langkah ibu dan pria itu.

Di dalam rumah tampaklah kedua orang tua Fathi sedang bercengkerama dengan bapaknya Jihan. Dan Bu Kaila langsung menyapa mereka berdua.

“Cucu Oma, kemari sayang ... Oma kangen sama Ezra,” pinta Mama Erina. Jihan yang mengendong Ezra langsung memberikannya pada wanita tua tersebut.

Bik Yun, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Jihan setelah menyuguhkan minuman untuk tamu tuan rumahnya bergegas mengambil tentengan dari tangan Fathi, lalu pria itu ikutan duduk bersama, sementara Jihan yang merasa tidak ada urusan pengen ke kamarnya yang ada di lantai dua.

“Jihan duduk dulu di sini,” pinta Ayah Iqbal melihat anak bungsunya sepertinya ingin meninggalkan ruang tamu.

“Iya Yah,” jawab Jihan patuh, lalu mendaratkan bobotnya di atas sofa dekat keberadaan ibu dan ayahnya.

“Mama, Papa tumben ke sini tidak kasih kabar dulu. Kalau tahu begitu tadi bisa janjian denganku berangkatnya,” ucap Fathi.

“Sebenarnya sudah lama ingin ke sini, tapi kamu tahu sendiri di rumah sakit lagi banyak pasien,” jawab Papa Gibran, selain pemilik rumah sakit papanya Fathi salah satu dokter spesialis anak.

“Fathi kebetulan kamu sedang di sini, jadi ada yang ingin Papa sampaikan padamu. Dan sebelumnya Papa dan Mama juga sudah bicarakan dengan orang tua Embun. Di sini kami datang lagi untuk mempertegasnya kembali,” lanjut kata Papa Gibran, menatap lekat putra sulungnya.

Tunggu sebentar, Jihan terlihat memicingkan netranya saat melihat meja tamu, begitu banyak bawaan yang ada di atas meja tamu selain cangkir teh yang diantar oleh Bik Yun.

Bu Kaila sudah tahu apa yang ingin dibahas oleh besannya tersebut, lantas dia pun menatap suaminya dan dijawab dengan anggukkan pelan. Di sini pun tidak hanya Jihan  yang heran namun Fathi juga sama.

“Fathi maksud Papa dan Mama datang ke sini, ingin melamar Jihan sebagai istrimu—“

“APA!” sela Jihan dan Fathi serempaknya dengan seruan yang tinggi, sebelum Papa Gibran menyelesaikan pembicaraannya.

“Jihan, Fathi tolong jangan disela dulu, dan tolong dengarkan baik-baik,” pinta Papa Gibran dengan tenangnya.

Bibir Jihan sebenarnya sudah mau merepet aja, enak sekali bilang mau ngelamarnya buat jadi istri mantan kakak iparnya, dunia rasanya sedang bercanda dengan kehidupannya.

“Ish, ogah amat gue nikah sama Om-Om galak begitu, kayak di dunia ini gak ada lelaki lain aja! Emangnya yang nama cowok udah habis apa!” gerutu batin Jihan.

“Selama Embun telah meninggal, Ezra tinggal di sini dan maunya sama Jihan, yang seharusnya Ezra diurus sama kamu sebagai papa-nya. Dan kami selaku opa dan omanya Ezra juga merasa sayang karena Ezra sudah tidak memiliki seorang ibu, tapi melihat Jihan begitu dekat dengan Ezra. Ezra masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, dan selama Embun tiada Ezra mendapatkan kasih sayang itu dari Jihan.” Papa Gibran jeda sejenak, dan memperhatikan Jihan dan Fatih secara bergantian.

“Sebenarnya ini sudah lama Papa bicarakan dengan orang tua Jihan, dan sudah tidak bisa lama-lama seperti ini keadaannya, apalagi sekarang Jihan sudah lulus sekolah. Jika keadaannya Ezra selalu tinggal di sini, maka semakin lama kamu sebagai papa-nya akan terlupakan, bounding antara papa dan anak semakin renggang. Papa tidak mau hal ini terjadi pada cucu Papa. Dan amat jarang wanita di luar sana bisa menyayangi dan menerima Ezra dengan tulus seperti Jihan. Jadi kami menginginkan kalian besok menikah, ini semua demi Ezra,” ucap Papa Gibran.

Jihan menarik napasnya dalam sampai ulu hari agak ngilu. “Interupis Pah ...  eh maksudnya Interupsi Pah!” seru Jihan sambil angkat tangannya, udah kayak di dalam kelas aja si Jihan.

“Ya, Jihan mau interupsi apa?” balas Papa Gibran, semua mata memandang Jihan, jadi grogikan si Jihannya.

“Jadi begini Papa yang ganteng dan Mama cantik, bisa dicancel aja rencananya. Karena menurut feeling Jihan kalau Jihan itu gak akan cocok dan kurang pantas buat jadi istrinya Om Dokter itu. Mungkin aja di rumah sakit ada tante dokter atau perawat yang cocok bersanding sama Om Dokter ini, lagian Jihan juga belum siap menikah soalnya mau lanjut kuliah. Dan sebenarnya Jihan gak pengen punya suami tipe Om-Om begitu, maunya yang sebaya aja umurnya. Terus Papa sama Mama juga harus tahu, Jihan itu pemalas loh, gak bisa masak, dan aduh gak bisa berbenah rumah ... apalagi ngurusin suami ... duh kebayangkan Pah, Mah kalau nanti Om Dokter gak ke urus, nanti Ji—“ Netra Jihan terbelalak, dan menurunkan pandangan ke bagian mulutnya yang sudah dibungkam oleh tangan besar berkulit putih. Loh kapan pria itu berdiri, apa pas Jihan bicara panjang kali lebar barusan.

“Aku bersedia menikahi Jihan besok!” jawab Fathi dengan tegasnya.

“WHAT!” seru Jihan saat mulutnya masih dibungkam, lantas tangannya menepuk-nepuk tangan Fathi agar melepaskan bibir ranumnya tersebut.

“Alhamdulillah,” jawab serempak para orang tua.

 “Gak ... gak mau, Jihan gak mau nikah sama Om Dokter!” tolak Jihan netranya sudah hampir ingin menangis sembari beranjak dari duduknya. Lantas Fathi menarik lengan Jihan.

“Aku permisi, akan bicara dulu dengan Jihan,” pamit Fathi.

“Mau bicara apa! Jihan gak mau ngomong!” seru Jihan, tapi lengannya sudah ditarik paksa oleh pria bertubuh besar, tubuhnya terhuyung mengikuti langkah Fathi yang mengajaknya ke lantai dua dan membawanya ke kamar embun, di mana tempat pria itu tidur jika menginap.

Mmm ... kalau ada yang nanya kenapa Jihan panggil Fathi Om bukannya Kak atau Mas Fathi. Karena sudah kebiasaan sejak kakaknya menikah dengan Fathi di saat dia berumur 10 tahun. Bisa dibayangkan jika seusia itu menganggap Fathi itu ya Om-Om bukan kakak, panggilan ipar yang sangat berbeda.

Bersambung ... ✍🏻

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

Terima aja Jihan 😁😁

2025-04-08

0

dona deri

dona deri

bagus

2024-11-10

0

Engel Jansen

Engel Jansen

bgus sekali

2024-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Kakak Ipar, Adik Ipar
2 Apa! menikah!
3 Hutang budi atau balas budi?
4 Hari pernikahan
5 Di antara pintar dan bodoh
6 Tak semudah itu minta cerai!
7 Mau berapa lama memeluk Jihan?
8 Mie rebus
9 Memarahi Jihan
10 Jangan konyol, Jihan!
11 Mengobati luka Jihan
12 Saran Kinan
13 Pergi tanpa pamit
14 Makan siang
15 Ada yang menahan emosi
16 Bertengkar kembali
17 Lehernya kenapa Mas Fathi?
18 Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19 Just two of us
20 Lakukanlah sampai puas
21 Tolong, bertahanlah Jihan!
22 Amarah Papa Gibran
23 Pergi untuk selamanya?
24 Kembalilah Jihan!
25 Kegelisahan Bu Kaila
26 Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27 Jihan ingat siapa aku?
28 Ezra sakit
29 Gosip para perawat
30 Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31 Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32 Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33 Perhatian Fathi
34 Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35 Loh kenapa tidur di sini!
36 Pelampiasan!
37 Perkara cake
38 Perjodohan Fathi dengan Kinan
39 Amarah Fathi
40 Pingsan
41 Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42 Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43 Penjelasan Fathi
44 Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45 Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46 Maafkan Tante, Ezra
47 Pembicaraan sahabat
48 Papa janji
49 Jihan minta maaf, Kak
50 Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51 Mintalah kesempatan kepada istrimu
52 Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53 Kegaduhan di makan malam
54 Time to sleeping
55 Iya Mama, sekarang bobo ya
56 Jangan bilang Mama ya!
57 Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58 Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59 Kasih waktu
60 Rempeyek ikan teri
61 Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62 Mengusir Kinan
63 Mama anak kecilnya Papa
64 Lakukan seperti tempo hari!
65 Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66 Bolehkan kalau aku cemburu
67 Fathi bucin
68 Om sugar daddy
69 Makan siang yang damai!?
70 Perdebatan di restoran
71 Pembicaraan ayah dan anak
72 Kembali tinggal di rumah Fathi
73 Tanpa bayangan masa lalu
74 Penolakan Rahmat
75 Jangan bertindak gegabah!
76 Kejujuran Rahmat
77 Nafkah dari suami
78 Waspadalah dengan Kinan!
79 Menghadap Papa Gibran
80 Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81 Perjuangan Fathi dan Rahmat
82 Penangkapan Kinan
83 Cepat bangun ya, Pah!
84 Peluk aku Sayang
85 Theo terkejut!
86 Keadaan Rahmat
87 Back to home
88 Beneran, Mas gak minta?
89 Honeymoon - 1
90 Honeymoon - 2
91 Honeymoon - 3
92 Honeymoon - 4
93 Akhir kisah Jihan dan Fathi
94 Info karya terbaru Mommy Ghina
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Kakak Ipar, Adik Ipar
2
Apa! menikah!
3
Hutang budi atau balas budi?
4
Hari pernikahan
5
Di antara pintar dan bodoh
6
Tak semudah itu minta cerai!
7
Mau berapa lama memeluk Jihan?
8
Mie rebus
9
Memarahi Jihan
10
Jangan konyol, Jihan!
11
Mengobati luka Jihan
12
Saran Kinan
13
Pergi tanpa pamit
14
Makan siang
15
Ada yang menahan emosi
16
Bertengkar kembali
17
Lehernya kenapa Mas Fathi?
18
Jangan lampiaskan emosi pada anak!
19
Just two of us
20
Lakukanlah sampai puas
21
Tolong, bertahanlah Jihan!
22
Amarah Papa Gibran
23
Pergi untuk selamanya?
24
Kembalilah Jihan!
25
Kegelisahan Bu Kaila
26
Jangan tinggalkan Ibu, Nak!
27
Jihan ingat siapa aku?
28
Ezra sakit
29
Gosip para perawat
30
Mbak Kinan dan Om Dokter cocok jadi suami istri
31
Jihan tidak pantas bersanding dengan Fathi?
32
Jangan minta aku bercerai dengan Jihan
33
Perhatian Fathi
34
Apakah luka ini ada hubungan dengan Om Dokter?
35
Loh kenapa tidur di sini!
36
Pelampiasan!
37
Perkara cake
38
Perjodohan Fathi dengan Kinan
39
Amarah Fathi
40
Pingsan
41
Jihan, ternyata Kak Beni menyukaimu!
42
Jihan ingin bercerai dengan Om Dokter
43
Penjelasan Fathi
44
Istriku hanyalah kamu, Jihan!
45
Tunggu aku mati jika ingin bercerai!
46
Maafkan Tante, Ezra
47
Pembicaraan sahabat
48
Papa janji
49
Jihan minta maaf, Kak
50
Bolehkah aku diberikan kesempatan lagi?
51
Mintalah kesempatan kepada istrimu
52
Ezra bilang sama Mama, Papa minta maaf
53
Kegaduhan di makan malam
54
Time to sleeping
55
Iya Mama, sekarang bobo ya
56
Jangan bilang Mama ya!
57
Aku mencintaimu, Jihan Aisha
58
Aku mohon padamu, Jihan sayangku
59
Kasih waktu
60
Rempeyek ikan teri
61
Hanya Jihan-lah istri satu-satuku!
62
Mengusir Kinan
63
Mama anak kecilnya Papa
64
Lakukan seperti tempo hari!
65
Om Dokter udah gak cemburu lagi'kah?
66
Bolehkan kalau aku cemburu
67
Fathi bucin
68
Om sugar daddy
69
Makan siang yang damai!?
70
Perdebatan di restoran
71
Pembicaraan ayah dan anak
72
Kembali tinggal di rumah Fathi
73
Tanpa bayangan masa lalu
74
Penolakan Rahmat
75
Jangan bertindak gegabah!
76
Kejujuran Rahmat
77
Nafkah dari suami
78
Waspadalah dengan Kinan!
79
Menghadap Papa Gibran
80
Mengumpulkan bukti kejahatan Kinan
81
Perjuangan Fathi dan Rahmat
82
Penangkapan Kinan
83
Cepat bangun ya, Pah!
84
Peluk aku Sayang
85
Theo terkejut!
86
Keadaan Rahmat
87
Back to home
88
Beneran, Mas gak minta?
89
Honeymoon - 1
90
Honeymoon - 2
91
Honeymoon - 3
92
Honeymoon - 4
93
Akhir kisah Jihan dan Fathi
94
Info karya terbaru Mommy Ghina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!