Waktu terus berlalu tidak terasa sudah hampir dua bulan Anggun di kampung. Dan selama itu juga ia belum bisa menghubungi Ariel.
Siang itu rumah Anggun kedatangan tamu yang tidak asing untuknya, belum lagi mereka sudah lama tidak bertemu. Suci membuka pintu dan berdiri memperhatikan seorang pemuda yang berdiri di depan rumah.
Sedangkan Anggun masih melamun di halaman belakang rumahnya.
"Anggun ada di rumah?" tanya pemuda ini.
"Oh....ada kak, Mbak ada di belakang!" jawab Suci
"Boleh aku masuk?"
"Boleh -boleh kak silahkan!"
Pemuda itu masuk kedalam rumah bahkan ia menganggap rumah ini seperti rumahnya sendiri, ia terus melangkah menuju dapur.
Dari buntu dapur, ia bisa melihat dengan jelas Anggun duduk di ayunan yang di gantung di pohon, tatapannya kosong sehingga tidak menyadari kehadiran orang di dekatnya. Melihat Anggun yang seperti ini ia juga ikut bersedih. Perlahan ia mendekat, mengayun ayunan Anggun secara perlahan.
Anggun yang terkejut langsung mendongak, ia tersenyum melihat teman masa kecilnya, ini pertemuan pertama setelah 3 Tahun lamanya.
"Kamu ada disini?" tanya Anggun kemudian ia menoleh lagi pandangannya lurus ke arah depan, sedangkan Rizky masih berdiri terus mengayunkan ayunannya.
"Seperti yang kamu lihat, aku ada disini," ucapnya, kemudian ia juga ikut duduk di ayunan yang ada disamping Anggun.
"Sejak kapan?" tanya Anggun lagi.
"Aku sengaja datang jauh jauh untukmu, sudah dua hari aku di rumah,"
"Terima kasih, aku jadi merepotkan kamu,!" seru Anggun.
"Kamu tidak pernah merepotkan aku, "
"Kamu akan lama tinggal di Kampung?"
"Tidak, aku datang kesini memang untuk kamu, Ayah mengabari aku soal kepergian Ibumu, dan aku turut berduka untuk itu Anggun,"
"Iyah, semua sudah takdir Ky, terima kasih kamu sudah ada untukku."
"Sudah sudahi sedihnya , kamu tau aku akan menjadi seorang Dokter masa depan," ucapnya bangga sambil menepuk dadanya, membuat Anggun tersenyum melihat tingkahnya.
"Kamu aja takut lihat darah, gimana bisa kamu jadi Dokter nanti?"
"Dari kecil sampai sekarang kamu selalu mengejek aku, "
" Tapi kenapa kamu tidak pernah marah? kamu ingat waktu kita kecil dulu aku dan teman teman yang lain memang selalu mengejek mu, karena kamu takut darah, hahah, " hanya mengenang masa kecil seperti ini saja bisa membuat Anggun sedikit melupakan dukanya.
"Bagiku itu bukan ejekan,tapi sebuah motifasi, ya awalnya aku malu tapi aku terbiasa mendengar ejekan kalian itu, !"
"Jadi sekarang kamu sudah tidak takut liat darah lagi?"
"Sebenarnya sudah lama takutku itu hilang, bahkan waktu kita masih kecil dulu,"
"Oh ya? kenapa tidak pernah bilang? kamu membuat kami berdosa karena mengejek mu,"
"Hahahaha aku malu mengakuinya, sebenarnya waktu kita kecil dulu aku sudah mendapatkan pasien,!"
"Siapa pasienmu itu? apa boneka kambing yang selalu kamu bawa?"
"Bukan.... ini nyata, pasienku nyata,"
"Kamu buat aku penasaran, siapa pasienmu itu?"
"Janji kamu tidak akan mengejek aku lagi?"
"Iya...cepat siapa dia?"
"kamu semangat sekali mau mengejek aku,"
"Aku janji tidak akan mengejek mu,"
"Aku tidak tau ini aib atau bukan"
"Cepat lah!"
"Baiklah dengar ini rahasiaku selama ini,baru sekarang aku membukanya,dulu waktu aku berusia 15 Tahun berarti kamu masih 10 Tahun, tapi kamu selalu usil,selalu mengejek, aku yang takut darah, aku pulang kerumah meninggalkan kalian ditaman bermain dan..."
"Dan apa sih?"
"Sepanjang jalan aku menangis, bayangkan anak laki laki menangis cuma karena diejek anak kecil sepertimu,"
"Hahahahahahha maaf aku tidak tau kalau kamu menangis waktu itu,terus siapa pasien
pertamamu itu?" tanya Anggun penasaran.
"Kamu kenal dia,setiap hari kamu mengunjunginya,"
"Siapa sih?"
"Kamu ingat kerbau yang ada di belakang rumah ku, betina yang perutnya besar itu?"
"Tunggu jangan bilang kerbau itu, jadi darah itu darah pasien pertamamu hahahahaha kamu membantu kerbau itu beranak?"
Anggun tertawa sambil memukul mukul lengan Rizky
"Kamu mengejek aku lagi hah?"
"Tidak....jadi kamu membantu kerbau itu?"
"Aku melihatnya, aku penasaran dan aku mendekatinya, aku begitu nekat waktu itu, untung kerbau itu tidak menendangku ," ucapnya sedikit berbohong, mana berani Rizky mendekati kerbau, biarlah mengarang cerita asalkan Anggun bahagia, itulah yang ia pikirkan.
" Lucu sekali, tapi karena kerbau itu juga kamu berhasil seperti ini,"
"Dan ini Anggun yang kenal, ceria, baik, penuh semangat, mereka semua merindukan kamu yang seperti ini,"
"Dan karenamu juga aku sudah lebih baik sekarang!" jawab Anggun.
"Dua hari lagi aku akan kembali ke Kota besar itu. Kamu ikut ya, kita kembali berdua,"
"Apa tidak merepotkan?"
"Tidak aku akan menjemputmu nanti!"
"Baiklah anak Pak Lurah, terima kasih ya,"
"Dan simpan kartu namaku ini, aku akan selalu ada di Rumah Sakit itu nanti, kapan kamu butuh aku akan selalu ada, "
"Baiklah kakakku....!"
"Jangan panggil kakak, aku terlihat tua nanti!"
"Kamu memang sudah tua Rizky," ucap Anggun mereka kembali tertawa mengenang masa masa kecil yang di habiskan di Kampung .
Sementara Di kota besar
Ariel pemuda tampan ini patah hati setelah tidak mendapati kekasihnya di semua tempat. Sudah hampir dua bulan tidak ada kabar dari Anggun. Bahkan kedua sahabatnya ikut jadi sasaran amukannya.
Malam itu setelah perkelahiannya dengan Fery ia kembali ke hotel dan menghancurkan semua yang sudah dipersiapkannya mulai dari makan malam mewah, Dekorasi cantik hancur seketika. Tidak ada yang berani mendekatinya.
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu takut melihat kemarahan Ariel yang seperti ini, cuma karena kehilangan Anggun. Hanya Widia yang tersenyum senang dengan kepergian Anggun.
Sejak saat itu Ariel jadi sering mengunjungi club malam, bahkan terkadang Claudya juga ikut menemaninya.
Huek ....Huek....Huek....
"Sudah Riel kau sudah mabuk ayo aku antar pulang!"
"Minggir!" Ariel menepis kasar tangan Yusri.
"Sudah aku bilang, kalian cari Anggun ku,"
"Cari dimana Riel? kau saja tidak bisa menemukannya apa lagi kami?" teriak Yusri.
Tar tar tar.....
Ariel memecahkan beberapa botol minuman yang ada di atas meja itu. Bahkan sebagian pecahanya mengenai tangannya sendiri hingga mengeluarkan darah.
"Cari sampai dapat, kalau tidak kalian jangan pernah menemui aku lagi,"
Setelah mengatakan itu Ariel kehilangan kesadarannya, dan seperti malam malam sebelumnya ,Yusri yang selalu menjadi supir untuk mengantarkan Ariel pulang ke rumah.
*****
"Dia mabuk lagi,? " tanya Widia kesal.
"Iya Tante" jawab Yusri sambil menahan tangan Ariel, supaya tetap berdiri tegak.
"Anak ini kenapa jadi seperti ini? bawa Ariel ke kamarnya," ucap Widia, ia tidak habis pikir, kenapa Ariel bisa begitu merasa kehilangan Anggun. Anggun benar benar membawa pengaruh buruk untuk anaknya.
Perlahan Yusri membopong Ariel sampai ke kamarnya, ia langsung merebahkannya begitu saja di atas kasur. Selama ini Yusri memang selalu menemani Ariel bahkan mereka terlihat seperti saudara kembar.
"Aku tidak akan memaafkanmu kalau terjadi sesuatu pada sahabatku ini, tunggu saja Anggun, aku pasti akan terus mencarimu!" ucap Yusri kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Anasetiawan Olbag's
Agun kok aneh ya masa dia ga berusaha kasih kabar ke Ariel jd salah paham. ni kaya nya
2022-12-20
0
Margareta rita
lanjut thor
2022-02-09
0
Herni
masa ariel ma anak buahnya gak kepikir buat nyari ke kampungnya anggun thor
2021-04-28
0