Pagi harinya Anggun terbangun jam 10 pagi, sudah terlambat untuk dia pergi kerja. Dengan malas dia mengambil handphone yang ada dimeja kecil di samping kasurnya.
Dengan tubuh yang masih berbaring di atas kasur, Anggun menghubungi Hani.
"Hani, aku ijin gak masuk kerja ya!"
(...............................)
"Enggak cuma sedikit pusing aja!"
(........................)
"Gak usah, bentar lagi juga baikan!"
(..................)
"Iya terimakasih ya.." Kata Anggun kemudia dia kembali melanjutkan tidurnya.
Beberapa saat kemudian, Ariel datang dia terus mengetuk pintu rumah Anggun, Ariel cemas karena dari kemarin malam Anggun tidak menjawab panggilannya.
Entah sudah yang keberapa kali dia mengetuk pintu rumah Anggun, tapi masih tidak ada jawaban. Ariel masuk ke rumah dengan kunci duplikat yang dia punya.
Ariel tersenyum dan perasaannya sedikit lega mendapati Anggun yang tidur dengan pulas. Lucu sekali hampir siang bolong, dengan cuaca yang cerah seperti Ini gadisnya tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Cantik" Kata Ariel yang sudah dudik dipinggir
kasur Anggun.
Ariel merapikan rambut yang menutupi sebagian wajah Anggun, dia menjadi cemas saat menyentuh kening Anggun yang terasa sedikit panas.
Ariel menyingkap selimutnya, dan mendapati tubuh Anggun yang sedikit menggigil.
"Bagaimana bisa badannya panas tapi tubuhnya menggigil?" Kata Ariel yang sudah membawa Anggun kepelukanya.
"Sayang bangun!"
Ariel menepuk pelan pipi Anggun.
"Anggun bangun!"
Sesaat Anggun membuka matanya dan menatap Ariel , dia berusaha tersenyum dan mencoba memanggil Ariel.
"A rieel ....." Anggun kehilangan kesadarannya
Ariel semakin cemas dan tidak berhenti menyebut nama Anggun, sesekali dia juga mencium lembut kening Anggun.
Ariel menghubungi Dokter keluarga untuk datang ke alamat yang diberikannya, dia juga meminta untuk merahasiakan ini dari mamanya karena Ariel merasa belum saatnya untuk mempertemukan mereka.
"Bagaimana kedaannya?" Tanya Ariel setelah Dokter memeriksa keadaan Anggun.
"Ini hanya demam biasa tuan, sepertinya nona Ini belum makan apapun dari kemarin!"
"Apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" cemas Ariel
"Tidak perlu tuan, sebentar lagi nona ini juga akan sadar, dan ini obat dan juga Vitamin untuknya, kalau bisa biarkan nona istirahat untuk beberapa hari ini!" Kata Dokter sambil menyerahkan beberapa obat yang harus dikonsumsi Anggun.
"Baiklah, ingat pesanku jagan beritahukan ini pada siapapun!"
"Baik tuan kalau begitu saya permisi " Kata Dokter pamit undur diri.
Beberapa saat kemudian........
"Kamu sudah sadar??" Kata Ariel.
Ariel datang sambil membawa nampan makanan yang baru di bawanya dari dapur. Setelah meletakannya di atas meja Ariel membantu anggun untuk bersandar, Anggun hanya diam terus menatap Ariel.
"Kenapa melihatku seperti itu?"
Ariel nengambil mangkuk yang dibawanya tadi dan duduk dipinggir ranjang Anggun.
"Buka mulut mu! kamu belum makan apapun kan?" Kata Ariel sambil mengangkat sendok yang berisi bubur buatannya.
"Aku tidak nafsu makan!" Kata Anggun, dia menepis tangan Ariel.
"Ayolah sedikit saja, aku yang memasaknya, kamu tidak menghargai usahaku?" Ariel terus membujuk Anggun.
"Cepat buka mulut mu....Nah ini baru Anggun milik Ariel , makan yang banyak ya!" Kata Ariel setelah Anggun menerima suapannya.
"Kamu yang membuat bubur ini. ?" Tanya Anggun sambil menunjuk mangkuk yang dipegang Ariel.
"Iya ini untuk pertama kalinya aku masak, aku mencari resepnya di handpone tadi."
"Terima kasih, rasanya tidak terlalu buruk." Ucap Anggun sambil tersenyum.
"Sudah aku duga, kamu pasti suka, makanlah yang banyak setelah Itu minum obat mu!" Perintahnya.
Melihat sikap Ariel yang perhatian, membuat Anggun hampir menangis, dia teringat semua perkataan Mama Ariel yang menyuruhnya menjauhi putranya.
"Kenapa terus menatapku seperti Itu? kenapa kau melewatkan makan malam mu? kata Dokter perut mu kosong!" Ucap Ariel sambil membelai rambut Anggun.
"Kamu memanggil Dokter kesini? apa uangmu sebanyak Itu?"
"Kenapa jadi bahas uang? cepat makan! "
"Ariel, kamu mau menikah muda?" Terus memperhatikan Ariel
"Kenapa bertanya lagi? kamu sudah tau jawabannya."
"Tapi aku tidak mau!"
"kenapa?" Ariel mengerutkan keningnya dan menatap Anggun.
"Biasanya orang kaya tidak mudah menerima orang seperti aku inikan?"
"Memangnya kamu kenapa? lagi pula keluargaku tidak sekaya Itu, kamu tidak perlu khawatir!"
"Bagaimana dengan Ibu mu?"
"Ibu ku orang yang baik, dia pasti menerima mu,sudah makanlah! "
"Ibu mu sudah menolak aku Riel." Batin Anggun.
Ingin sekali Anggun mengatakan itu, tapi dia tidak mau membuat hubungan Ariel dan Mamanya menjadi renggang.
***
Anggun benar benar menghabiskan waktunya di rumah selam 3 hari. Walaupun sebenarnya dia merasa sudah baik baik saja, tapi Ariel tidak mengijinkannya bekerja.
Bahkan Ariel menurunkan sedikit gengsinya dia sendiri yang meminta izin pada Fery untuk mengijinkan Anggun tidak bekerja.
Selama tiga hari ini juga, Ariel selalu datang menemani Anggun dirumahnya.
"Dari siapa??" Tanya Ariel yang baru datang dan duduk di sofa, dia melihat parcel besar yang ada di atas meja.
"Oh, dari Pak Fery , dia baru aja pulang." ucap Anggun yang sudah duduk di samping Ariel.
"Dia datang disaat aku tidak ada disini? dia sengaja mendekati mu!" Kesal Ariel sambil melihat wajah Anggun.
Mendengar Itu Anggun tersenyum dan langsung mengapitkan kedua tangannya di pipi Ariel.
"Kamu masih saja cemburu padanya dan ju....
Cup...
Ariel langsung mencium bibir Anggun sebelum dia selesai bicara .Ariel benar benar menjadi candu sekarang.
Ariel yang mantan play boy tentu saja sudah sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. Tapi bibir Anggun yang membuatnya candu.
"Jangan membuat aku cemburu ok!"
"Iya..."
"Bersiaplah katanya mau Jalan jalan!."
"Baiklah, " Kata Anggun yang sambil melangkahkan kakinya menuju kamar.
*****
Ariel mengajak Anggun ke pantai yang sudah menjadi tempat favorit mereka. Banyak pasangan muda mudi yang menghabiskan waktunya disini, apa lagi di pantai ini, mereka bisa menikmati pemandangan terbenamnya matahari.
Ariel dan Anggun duduk di tepi pantai sambil terus berpegangan tangan. Anggun terus melingkarkan tangannya di lengan Ariel.
Anggun lebih banyak diam dia tidak seceria biasanya, dia terus saja memikirkan semua perkataan mama Ariel.
Bagaimana nanti kalau mereka benar benar berpisah? Anggun sudah terbiasa dengan semua perhatian yang diberikan Ariel, entah kenapa tiba tiba dia menjadi sedih.
"Aku pasti selalu merindukan perhatian mu!"
"Kenapa rindu? aku selalu ada untuk mu!"
Ariel menjawab tapi matanya terus melihat pantai yang ada di depannya.
"Janji...!"
"Iya..."
"Kamu akan terus percaya sama aku?"
"Iya... kita harus saling percaya , itu kuncinya sebuah hubungankan?"
"Kalau suatu hari nanti kepercayaan itu hilang, apa hubungan kita juga berakhir?"
Anggun mendongakkan kepalanya dan melihat Ariel, Ariel pun berarah melihat Anggun.
"Mungkin seperti Itu, tapi sampai kapanpun, aku akan selalu percaya sama kamu ." Kata Ariel yang sudah membawa Anggun kepelukannya.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Margareta rita
lanjut
2022-02-09
0
Nunung Nuryani
aku merasa, ariel akan memilih mama nya pada akhirnya... begitulah thor? 😭😭😭
2022-01-28
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
jangan mudah mengucap kata janji bila kamu tak bisa menepatinya
2021-09-05
5