CSJC : Chapter 20

🌿 Ini bab yang paling serius dan masih awal kemunculan konflik. Biar kalian nggak bingung jadi aku ceritakan dengan detail. Aku kan sayang sama kalian hehe, narsis amat ya aku? 🌿

.

.

.

.

Lama mereka melakukan hal gila di ruang perawatan Gibran. Sampai mereka berhenti karena mendengar suara benturan keras yang ternyata berasal dari benturan keras tubuh Gibran dengan lantai ruang perawatan.

Panik? Tentu saja kedua orangtuanya sangat panik saat melihat anak mereka jatuh dengan keras membentur lantai. Aneh? Ya, ini memang sangat aneh mengingat kejadian yang baru saja terjadi seakan memperlihatkan bahwa Gibran baik-baik saja, padahal nyatanya tidak.

"Ya Allah, Nak. Apa yang terjadi denganmu?" Ranti mendekati Gibran dan memeluk tubuh Gibran yang lemah, air matanya mengalir dengan deras melihat putrinya yang tiba-tiba kembali lemah tidak berdaya.

"Ayah, angkat Gibran ke ranjangnya!" perintah Ranti dengan bercucuran air mata, bahkan suaranya nyaris tidak terdengar karena tangisannya yang sudah mencapai puncak.

"Bantu dong, Bun. Gibran kecil-kecil begini berat juga." Satya meminta bantuan pada istrinya yang hanya menangisi kondisi Gibran saat ini.

"Iya, Ayah." Mereka berdua pun segera mengangkat Gibran dan membaringkannya di ranjang rumah sakit.

Setelah selesai, Satya segera menekan tombol pemanggil dokter sedangkan Ranti masih menangis dengan isakan kuat saat dia kembali melihat putranya yang lemah tidak bertenaga.

Hati Ranti seakan disayat oleh ribuan samurai tertajam di dunia, pikirannya kacau, jiwanya seakan hancur saat melihat putra satu-satunya terbaring lemah seperti sekarang.

"Bunda, putra kita akan baik-baik saja. Jangan menangis lagi!" Satya merengkuh tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Sejujurnya Satya sama hancurnya dengan sang istri, namun dia tidak mungkin menunjukkan sisi lemahnya di depan istrinya yang juga lemah.

Ayah mana yang tidak akan terluka melihat putranya terluka. Gibran yang biasa bercanda dan tertawa dengannya tiba-tiba hilang begitu saja menjadi Gibran yang diam dengan kondisi yang memprihatinkan.

"Tadi dia baik-baik saja, Yah. Bahkan bejoget dengan riang tanpa ada beban tidak seperti orang sakit. Kenapa sekarang dia hanya diam saja, Yah?" Ranti semakin terisak, dia menenggelamkan wajah cantiknya di dada Satya. Napas Ranti tersengal-sengal karena isakannya membuat dia tidak bisa bernapas dengan baik.

Satya teringat dengan Bayu, dia ingin sekali melihat keadaan Bayu sekarang, namun dia tidak mungkin jika harus meninggalkan istrinya yang sedang menangis pilu di dalam pelukannya.

"Bunda, lebih baik kita berdoa agar putra kita baik-baik saja." Satya mengecup kepala istrinya dengan perasaan terluka. Air matanya ikut mengalir melihat wanita yang dicintainya itu terpuruk karena keadaan buah hati mereka.

"Yah, kita hanya punya satu putra saja. Bunda belum siap kalau Gibran pergi meninggalkan kita saat ini, Yah." Akibat kesedihan yang mendalam, Ranti sampai berpikiran jauh dan ngawur.

"Jangan pernah bicara sembarang, Bun. Gibran tidak akan meninggalkan kita, dia akan baik-baik saja." Satya berkata dengan nada tinggi karena pemikiran buruk istrinya tersebut.

"Maafkan bunda, Yah. Bunda hanya tidak sanggup melihat putra kita yang lemah seperti itu." Ranti melepaskan diri dari pelukan Satya dan sekarang dia menggenggam erat tangan Gibran yang dingin.

"Bunda, kita juga punya putra lain. Bayu itu juga putra kita, Bun. Bolehkah ayah melihat keadaan Bayu dulu? Dan Bunda tunggu di sini sampai dokter datang memeriksa keadaan putra kita!"

"Iya, Yah. Beritahu bunda tentang kondisi Bayu nanti jika Ayah kembali lagi ke sini." Ranti mengizinkan Satya untuk pergi melihat keadaan Bayu. Dan dia akan menunggu Gibran di sini.

"Iya, Bun." Dengan berat hati Satya segera keluar ruangan Gibran dan melihat kondisi Bayu yang tak kalah parah seperti Gibran.

***

Dokter segera datang ke ruangan Gibran karena panggilan tadi. Dokter Reihan menyuruh Ranti untuk keluar dari ruangan tersebut. "Nyonya, sebaiknya menunggu di luar saja," ucap Dokter Reihan dengan lembut dan sopan.

"Saya ingin menemani putra saya, Dok." Ranti tidak bergeming dari posisinya sekarang. Berat rasanya jika dia harus meninggalkan putranya yang kembali lemah hanya dengan dokter dan para suster yang bertugas.

"Tolong jangan mempersulit kami, Nyonya. Biarkan kami menjalankan tugas kami dengan tenang." Dokter Reihan masih berusaha membujuk Ranti agar mau keluar dari ruang perawatan Gibran.

"Tenang? Anda bilang tenang? Bagaimana perasaan Anda jika melihat putra Anda terbaring lemah tidak berdaya seperti ini?" Tanpa sadar Ranti membentak Dokter Reihan yang menanggapi emosi Ranti dengan senyuman. Ranti menangis terisak, tapi kenapa dokter itu malah menyuruhnya untuk pergi keluar ruangan.

"Saya tahu apa yang dirasakan oleh Anda, Nyonya-"

"Jika Anda tahu seharusnya Anda tidak menyuruh saya untuk pergi." Ranti menyela ucapan Dokter Reihan dengan cepat dan penuh emosi.

"Nyonya, saya mohon kerja sama Anda. Pasien harus segera ditangani dan Anda tidak boleh ada di dalam." Dokter Reihan masih terus membujuk Ranti agar keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter, Sa-"

"Demi kebaikan putra, Anda." Dengan terpaksa Dokter Reihan memotong ucapan Ranti yang masih tetap kekeh ingin menemani Gibran.

"Baiklah!" Akhirnya dengan langkah lesu Ranti mau keluar dari ruang perawatan Gibran. Sebelum keluar, Ranti mencium kening Gibran lama dan air matanya membuat dia wajah Gibran basah karena tetesannya jatuh di wajah Gibran yang tidak sadarkan diri.

"Bunda tahu anak bunda ini bisa bertahan, segeralah sadar, Sayang! Bunda akan menunggu kamu di luar." Ranti berbisik di telinga Gibran. Dia menatap wajah Gibran lama dan akhirnya segera keluar ruangan tersebut dengan berat hati.

***

Setelah Ranti keluar, Dokter Reihan segera melakukan pemeriksaan pada Gibran. Mulai dari mata sampai detak jantung dan semuanya tanpa terkecuali. "Suster, tolong bantu pasangkan alat bantu pernapasan pada pasien!" pinta Dokter Reihan dengan tegas dan lembut.

"Baik, Dok." Tanpa berpikir lagi, suster itu pun segera melaksanakan perintah Dokter Reihan.

"Kondisi pasien memburuk, detak jantungnya melemah." Dokter Reihan terlihat cukup panik, dia mulai membantu Gibran dengan cara apa pun. Dokter Reihan menyiapkan alat pacu jantung dan juga alat-alat medis lain untuk mengahadapi kemungkinan terburuk sekali pun. Bunyi bedside monitor dari layar memperlihatkan irama detak jantung Gibran mulai lemah.

Dokter Reihan terus melihat layar monitor yang terus menampilkan penurunan tekanan detak jantung Gibran. Sampai hal yang tidak diinginkan pun terjadi.

Tiiiiiiiiiit ... garis di layar monitor surah berubah menjadi lurus, itu artinya detak jantung pasien telah berhenti.

"Suster, kamu tahu apa yang harus dilakukan saat ini, kan?" Dokter Reihan memberikan tebakan yang tentu saja suster itu tahu apa yang harus dilakukannya.

Suster tersebut segera membuka kancing kemeja bagian dada Gibran. Dan setelah itu, Dokter Reihan lah yang bergerak cepat melakukan hal terbaiknya. Dokter Reihan menempelkan defribilator di dada Gibran untuk membuat jantung Gibran terkejut. Berulang kali dokter melakukannya. Sampai akhirnya, Dokter Reihan sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Innalillahi wainnailaihi raji'un." Kata-kata yang baru saja diucapkan Dokter Reihan adalah sebuah hal yang sama sekali tidak dia harapkan.

"Suster, tutup tubuh pasien dan segera pindahkan ke kamar jenazah." Dokter Reihan memberi perintah dengan suara yang parau, dia yakin pasti Ranti akan sangat terpukul dengan berita ini.

Dokter Reihan meninggalkan suster yang masih sibuk melepas alat bantu di tubuh Gibran dan dia pun keluar dari ruangan untuk memberitahukan hal ini kepada keluarga Gibran.

"Dokter, bagaimana kondisi putraku? Dia baik-baik saja, kan, Dok?" Tatapan mata Ranti yang mengkhawatirkan Gibran juga tatapan teduh yang terlihat terluka itu membuat air mata Dokter Reihan mengalir tanpa diminta.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Nyonya. Namun, ternyata Tuhan lebih sayang dengan putra, Anda. Dengan kata lain, putra Anda telah meni-" Belum sempat Dokter Reihan menyelesaikan ucapannya, Ranti sudah terlebih dulu memotongnya.

"Tidak! Dokter, jangan bercanda. Putraku tidak mungkin, tidaaak ... hiks ... hiks ...." Tangisan Ranti terlihat sangat memilukan, Dokter Reihan ikut merasakan apa yang Ranti rasakan saat ini. Tangisan tanpa suara adalah tangisan paling dalam karena di situ hanya air matalah yang bekerja.

Ranti berlari kencang masuk ke dalam ruangan perawatan Gibran. Air matanya semakin deras mengalir saat melihat suster telah menutupi Gibran sampai kepala.

Gibran, anak bunda yang gila, kenapa? Kenapa kamu meninggalkan bunga sendiri? Kata-kata ini hanya bisa dia katakan dalam hati, bibirnya terasa kelu dan suaranya seakan hilang sampai dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Bruk ... tubuh Ranti ambruk ke lantai karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa sedihnya.

***

Selamat tinggal Gibran. Semoga kamu bahagia di alam sana. Jangan melupakan kami yang tengah merindukan kesomplakan dan kekonyolan dari tingkah lakumu.

Bab 20 ke atas udah nggak terlalu lucu lagi, jujur ternyata aku nggak bakat di seri komedi Susah banget nyari ide buat hal yang bikin kalian ketawa. I'm sorry.

Terpopuler

Comments

Alejandra

Alejandra

Nggak terlalu lucu nggak Pa" Thor, yang penting jangan konflik melulu, baru ending dkit happy kan nggak asik. Selang seling sedih dan happy, seperti kita di dunia nyata nggak konflik mulu... peace

2021-09-15

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

jiaaah yg bnr Thor Gibran meninggal jgn" nge prank nih..

2021-08-20

2

Tiwi Rahayu

Tiwi Rahayu

kok Gibran meninggal siiih Thor...aku kan jadi sediih.

2021-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 CSJC : Chapter 1
2 CSJC : Chapter 2
3 CSJC : Chapter 3
4 CSJC : Chapter 4
5 CSJC : Chapter 5
6 CSJC : Chapter 6
7 CSJC : Chapter 7
8 CSJC : Chapter 8
9 CSJC : Chapter 9
10 CSJC : Chapter 10
11 CSJC : Chapter 11
12 CSJC : Chapter 12
13 CSJC : Chapter 13
14 CSJC : Chapter 14
15 CSJC : Chapter 15
16 CSJC : Chapter 16
17 CSJC : Chapter 17
18 CSJC : Chapter 18
19 CSJC : Chapter 19
20 CSJC : Chapter 20
21 CSJC : Chapter 21
22 CSJC : Chapter 22
23 CSJC : Chapter 23
24 CSJC : Chapter 24
25 CSJC : Chapter 25
26 SCJC : Chapter 26
27 CSJC : Chapter 27
28 CSJC : Chapter 28
29 CSCJ : Chapter 29
30 CSJC : Chapter 30
31 CSJC : Chapter 31
32 CSJC : Chapter 32
33 CSJC : Chapter 33
34 CSJC : Chapter 34
35 CSJC : Chapter 35
36 CSJC : Chapter 36
37 CSJC : Chapter 37
38 CSJC : Chapter 38
39 CSJC : Chapter 39
40 CSJC : Chapter 40
41 CSJC : Chapter 41
42 CSJC : Chapter 42
43 CSJC : Chapter 43
44 CSJC : Chapter 44
45 CSJC : Chapter 45
46 CSJC : Chapter 46
47 CSJC : Chapter 47
48 CSJC : Chapter 48
49 CSJC : Chapter 49
50 CSJC : Chapter 50
51 CSJC : Chapter 51
52 CSJC : Chapter 52
53 CSJC : Chapter 53
54 CSJC : Chapter 54
55 CSJC : Chapter 55
56 CSJC : Chapter 56
57 CSJC : Chapter 57
58 CSJC : Chapter 58
59 CSJC : Chapter 59
60 CSJC : Chapter 60
61 CSJC : Chapter 61
62 CSJC : Chapter 62
63 CSJC : Chapter 63 Mengandung 18+
64 CSJC : Chapter 64
65 CSJC : Chapter 65 18 & 21+
66 CSJC : Chapter 66
67 CSJC : Chapter 67
68 CSJC : Chapter 68
69 CSJC : Chapter 69
70 CSJC : Chapter 70
71 CSJC : Chapter 71
72 CSJC : Chapter 72
73 CSJC : Chapter 73
74 CSJC : Chapter 74
75 CSJC : Chapter 75
76 CSJC : Chapter 76
77 CSJC : Chapter 77
78 CSJC : Chapter 78
79 CSJC : Chapter 79
80 CSJC : Chapter 80
81 CSJC : Chapter 81
82 CSJC : Chapter 82
83 SCJC : Chapter 83
84 CSJC : Chapter 84
85 CSJC : Chapter 85
86 CSJC : Chapter 86
87 CSJC : Chapter 87
88 CSJC : Chapter 88
89 CSJC : Chapter 89
90 CSJC : Chapter 90
91 CSJC : Chapter 91
92 CSJC : Chapter 92
93 CSJC : Chapter 93
94 CSJC : Chapter 94
95 CSJC : Chapter 95
96 CSJC : Chapter 96
97 CSJC : Chapter 97
98 CSJC : Chapter 98
99 CSJC : Chapter 99
100 CSJC : Chapter 100
101 CSJC : Chapter 101
102 CSJC : Chapter 102
103 CSJC : Chapter 103
104 CSJC : Chapter 104
105 CSJC : Chapter 105
106 CSJC : Chapter 106
107 CSJC : Chapter 107
108 CSJC : Chapter 108
109 CSJC : Chapter 109
110 CSJC : Chapter 110
111 CSJC : Chapter 111
112 CSJC : Chapter 112
113 CSJC : Chapter 113
114 S2 : Di Tinggal
115 S2 : Kacamata
116 Pengumuman
117 S2 : Guru Gaje
118 S2 : Mama Jangan Nakal
119 S2 : Alasan Bunda
120 S2 : Munafik
121 S2 : Pengakuan
122 S2 : Putus Asa
123 S2 : Mengabaikan
124 S2 : Bukan Iron Man
125 S2 : Pulang
126 S2 : Adik
127 S2 : Baik-Baik Saja
128 S2 : Üzgünüm ve teşekkür ederim
129 S2 : Pengacau
130 S2 : Syala
131 S2 : Kecewa
132 S2 : Hadir
133 S2 : Gia Pulang
134 S2 : Mancing
135 S2 : Oke!
136 S2 : Perpisahan
137 S2 : Mrs & Mr Rusuh
138 S2 : Ikhlas
139 S2 : Pergi
140 S2 : Maaf Maaf Maaf!
141 Cepat Berlalu
142 S2 : Laki-laki Asing
143 S2 : Kesialan
144 S2 : Iblis Tampan
145 S2 : Tawa dan Tangis
146 S2 : Buatkan Saya Cucu!
147 S2 : Mencari Gilang
148 S2 : Mencari Gilang 2
149 S2 : Pesimis-nya Syala
150 S2 : Taruhan
151 S2 : Terpaksa Menyuapi
152 S2 : Menantu
153 S2 : Luka
154 S2 : Ambruk
155 S2 : Duka Kehilangan
156 S2 : Pemakaman
157 S2 : Tanda Merah
158 S2 : Selingkuhan
159 S2 : Em
160 S2 : Sidang
161 S2 : Mengawasi Gia
162 S2 : Lamaran
163 S2 : Tidak Setuju
164 S2 : Akhir Kisah Gia
165 S2 : Kisah 4 Tahun
166 S2 : Pernikahan?
167 S2 : Kenyataan Pahit
168 S2 : Akhir
169 Ekstra 1
170 Ekstra 2
171 Ekstra 3
172 Ekstra 4
173 Jeng Jeng Jeng
174 PENGUMUMAN
175 PROMOSI
176 MUARA TAKDIR
177 Novel Hamil Tanpa Suami
178 promo : Jadi Istri Iparku
179 Terjebak Permainan Gairah Pamanku (Novel baru)
Episodes

Updated 179 Episodes

1
CSJC : Chapter 1
2
CSJC : Chapter 2
3
CSJC : Chapter 3
4
CSJC : Chapter 4
5
CSJC : Chapter 5
6
CSJC : Chapter 6
7
CSJC : Chapter 7
8
CSJC : Chapter 8
9
CSJC : Chapter 9
10
CSJC : Chapter 10
11
CSJC : Chapter 11
12
CSJC : Chapter 12
13
CSJC : Chapter 13
14
CSJC : Chapter 14
15
CSJC : Chapter 15
16
CSJC : Chapter 16
17
CSJC : Chapter 17
18
CSJC : Chapter 18
19
CSJC : Chapter 19
20
CSJC : Chapter 20
21
CSJC : Chapter 21
22
CSJC : Chapter 22
23
CSJC : Chapter 23
24
CSJC : Chapter 24
25
CSJC : Chapter 25
26
SCJC : Chapter 26
27
CSJC : Chapter 27
28
CSJC : Chapter 28
29
CSCJ : Chapter 29
30
CSJC : Chapter 30
31
CSJC : Chapter 31
32
CSJC : Chapter 32
33
CSJC : Chapter 33
34
CSJC : Chapter 34
35
CSJC : Chapter 35
36
CSJC : Chapter 36
37
CSJC : Chapter 37
38
CSJC : Chapter 38
39
CSJC : Chapter 39
40
CSJC : Chapter 40
41
CSJC : Chapter 41
42
CSJC : Chapter 42
43
CSJC : Chapter 43
44
CSJC : Chapter 44
45
CSJC : Chapter 45
46
CSJC : Chapter 46
47
CSJC : Chapter 47
48
CSJC : Chapter 48
49
CSJC : Chapter 49
50
CSJC : Chapter 50
51
CSJC : Chapter 51
52
CSJC : Chapter 52
53
CSJC : Chapter 53
54
CSJC : Chapter 54
55
CSJC : Chapter 55
56
CSJC : Chapter 56
57
CSJC : Chapter 57
58
CSJC : Chapter 58
59
CSJC : Chapter 59
60
CSJC : Chapter 60
61
CSJC : Chapter 61
62
CSJC : Chapter 62
63
CSJC : Chapter 63 Mengandung 18+
64
CSJC : Chapter 64
65
CSJC : Chapter 65 18 & 21+
66
CSJC : Chapter 66
67
CSJC : Chapter 67
68
CSJC : Chapter 68
69
CSJC : Chapter 69
70
CSJC : Chapter 70
71
CSJC : Chapter 71
72
CSJC : Chapter 72
73
CSJC : Chapter 73
74
CSJC : Chapter 74
75
CSJC : Chapter 75
76
CSJC : Chapter 76
77
CSJC : Chapter 77
78
CSJC : Chapter 78
79
CSJC : Chapter 79
80
CSJC : Chapter 80
81
CSJC : Chapter 81
82
CSJC : Chapter 82
83
SCJC : Chapter 83
84
CSJC : Chapter 84
85
CSJC : Chapter 85
86
CSJC : Chapter 86
87
CSJC : Chapter 87
88
CSJC : Chapter 88
89
CSJC : Chapter 89
90
CSJC : Chapter 90
91
CSJC : Chapter 91
92
CSJC : Chapter 92
93
CSJC : Chapter 93
94
CSJC : Chapter 94
95
CSJC : Chapter 95
96
CSJC : Chapter 96
97
CSJC : Chapter 97
98
CSJC : Chapter 98
99
CSJC : Chapter 99
100
CSJC : Chapter 100
101
CSJC : Chapter 101
102
CSJC : Chapter 102
103
CSJC : Chapter 103
104
CSJC : Chapter 104
105
CSJC : Chapter 105
106
CSJC : Chapter 106
107
CSJC : Chapter 107
108
CSJC : Chapter 108
109
CSJC : Chapter 109
110
CSJC : Chapter 110
111
CSJC : Chapter 111
112
CSJC : Chapter 112
113
CSJC : Chapter 113
114
S2 : Di Tinggal
115
S2 : Kacamata
116
Pengumuman
117
S2 : Guru Gaje
118
S2 : Mama Jangan Nakal
119
S2 : Alasan Bunda
120
S2 : Munafik
121
S2 : Pengakuan
122
S2 : Putus Asa
123
S2 : Mengabaikan
124
S2 : Bukan Iron Man
125
S2 : Pulang
126
S2 : Adik
127
S2 : Baik-Baik Saja
128
S2 : Üzgünüm ve teşekkür ederim
129
S2 : Pengacau
130
S2 : Syala
131
S2 : Kecewa
132
S2 : Hadir
133
S2 : Gia Pulang
134
S2 : Mancing
135
S2 : Oke!
136
S2 : Perpisahan
137
S2 : Mrs & Mr Rusuh
138
S2 : Ikhlas
139
S2 : Pergi
140
S2 : Maaf Maaf Maaf!
141
Cepat Berlalu
142
S2 : Laki-laki Asing
143
S2 : Kesialan
144
S2 : Iblis Tampan
145
S2 : Tawa dan Tangis
146
S2 : Buatkan Saya Cucu!
147
S2 : Mencari Gilang
148
S2 : Mencari Gilang 2
149
S2 : Pesimis-nya Syala
150
S2 : Taruhan
151
S2 : Terpaksa Menyuapi
152
S2 : Menantu
153
S2 : Luka
154
S2 : Ambruk
155
S2 : Duka Kehilangan
156
S2 : Pemakaman
157
S2 : Tanda Merah
158
S2 : Selingkuhan
159
S2 : Em
160
S2 : Sidang
161
S2 : Mengawasi Gia
162
S2 : Lamaran
163
S2 : Tidak Setuju
164
S2 : Akhir Kisah Gia
165
S2 : Kisah 4 Tahun
166
S2 : Pernikahan?
167
S2 : Kenyataan Pahit
168
S2 : Akhir
169
Ekstra 1
170
Ekstra 2
171
Ekstra 3
172
Ekstra 4
173
Jeng Jeng Jeng
174
PENGUMUMAN
175
PROMOSI
176
MUARA TAKDIR
177
Novel Hamil Tanpa Suami
178
promo : Jadi Istri Iparku
179
Terjebak Permainan Gairah Pamanku (Novel baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!