🌹 KOMEN, LIKE 🌹
Setelah mereka puas berpelukan seperti teletubbies, mereka melepaskan tubuh mereka yang saling menaut, bukan melepaskan kepala dan jeroan seperti hantu pelasik atau kuyang ya.
"Mel, beresin kamar, Lo! Gue nggak suka kamar wanita kaya gini." Airin memerintah Jasmine dan diiyakan oleh sahabatnya.
"Oke, pasti gue beresin kok," jawab Jasmine sambil tersenyum penuh rasa malu.
"Bentar deh! Gue penasaran kenapa kamar Lo jadi berantakan dan banyak bercak darah di lantai, tangan Lo juga diperban. Sebenernya apa yang terjadi?" tanya Airin dengan rasa penasaran yang membuat dia bertanya pada Jasmine.
"Oke, gue ceritakan semuanya. Tapi, kita duduk dulu, nggak enak berdiri tahu." Jasmine menarik tangan Airin dan mengajaknya duduk di ranjang.
"Sudah duduk, sekarang Lo ceritain semuanya!" pinta Airin tidak sabaran.
"Tadi ada asistennya Nyi Roro Kidul, datang ke kamar gue, gue bunuh itu ular pakai mantra jompa-jampi, tapi gue harus perang dulu sama dia, tangan gue nggak sengaja kena pecahan cermin pas gue mukul si asisten yang berupa ular itu." Ini hanya sebagian kecil dari penjelasan Jasmine. Kalau diceritakan detail takutnya bakal jadi lima puluh chapter hehe. Dan Jasmine tidak menceritakan kebenarannya kalau dia mengamuk tadi.
"Ada mbah dukun, sedang ngobatin pasiennya, konon katanya sakitnya karena diguna-guna." Airin menyanyi saat mendengar ucapan Jasmine yang tadi mengucapakan mantra jompa-jampi. Untung saja bukan mantra jompang-jamping.
"Sambil komat-kamit mulut Mbah Dukun baca mantra. Dengan segelas air putih lalu pasien disembur. Setan gendeng, setan bandel, setan gombal, setan-setan semua yang namanya setan. Jangan ganggu yeuh! Jangan suka mengganggu! Pergilah kau setan, jangan ganggu! Mbrreuh! Jurig jarian siah ku aing dibaledog. Diteke ku aing siah, mbrreuh!" Jasmine melanjutkan nyanyinya sambil mulutnya ikut komat-kamit.
Airin menatap Jasmine lalu bergidik ngeri. Dia sedikit ragu dengan cerita Jasmine. Ular yang dimaskud tidak mungkin si kolor ijo kan? Eh maksudnya, Nyi Blorong.
"Kenapa Lo lihatin gue begitu? Serem tahu, kaya Susana," ucap Jasmine merasa terganggu dengan tatapan Airin.
"Lo nggak lagi bohong kan, Mel?" tanya Airin dengan tatapan horornya.
"Ya nggak lah, yang bolong itu punggung mbaknya, Lo." Jawaban Jasmine entah kenapa selalu menjurus ke hal-hal yang horor.
"Lo mau gue sumbat mulut Lo itu pakai bunga kantil?" ucap Jasmine lagi tidak serius.
"Ya kali makan kantil, Lo kira gue apaan?" jawab Airin mengerucutkan bibirnya.
"Nggak lah, ngapain juga gue bohong sama, Lo. Jangan monyong-monyong kaya gitu kenapa, kaya ikan lohan aja, Lo!" Jasmine menatap mata Airin agar Airin tidak curiga lagi.
"Ok, deh. Gue percaya sama, Lo. Tapi gue bukan ikan lohan, ya." Airin tersenyum dan beranjak turun dari ranjang untuk masuk ke kamar mandi.
Untung Lo percaya sama gue, nggak mungkin kan gue bilang kalau gue sempat hampir bunuh diri tadi. Untung juga sih otak gue masih waras sedikit, jadi tangan gue cuma luka luar aja nggak sampai putus urat malunya, eh urat nadinya. Jasmine melihat ke arah pintu kamar mandi yang dibuka dengan tatapan sendu.
Dia hanya merasa bersalah, kalau dia benar-benar meninggal, pasti yang bakal terluka pertama kali adalah Airin sahabatnya. Dan dia tidak mau itu terjadi, dia juga nggak mau nanti di gantung di neraka gara-gara bunuh diri.
"Bodoh banget gue tadi, gara-gara malu ketemu lagi sama itu cowok kurang garam, gue jadi hampir bunuh diri." Jasmine berbicara sendiri.
Saat Jasmine hampir memejamkan matanya karena kepalanya terasa berat, Jasmine mendengar teriakan Airin dari dalam kamar mandi.
"Mel, berani ya Lo bohongin gue! Lo nggak menghargai gue sebagai sahabat, Lo. Lo jadi orang kenapa bodoh banget, Mel!?" bentak Airin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan membawa sesuatu di tangan kanannya.
"Lo kenapa sih, Rin? Gue pusing jangan teriak-teriak!" pinta Jasmine dengan tatapan sendu.
"Kutu kupret, Lo." Airin menarik tangan Jasmine sampai sahabatnya itu duduk dari posisi yang semula rebahan.
"Sakit, dodol!" teriak Jasmine saat Airin menarik tangannya.
"Oh sakit? Punya rasa sakit juga, Lo!" Airin berkata sambil tersenyum sinis.
"Lo lagi menstruasi, ya?" tanya Jasmine tersenyum teduh dan cantik.
"Menstruasi, pala Lo peyang!" Airin masih terlihat marah dengan Jasmine.
"Terus kenapa? Lagi semedi?" tanya Jasmine mencoba mengalihkan pembicaraan, karena Jasmine sudah melihat barang apa yang dibawa Airin.
"Semedi? Lo mau gue gorok lehernya, gue jadikan bola kepala Lo?" teriak Airin kesetanan.
"Kok Lo serem banget sih, Rin. Lo kerasukan hantu kuda lumping deh, tunggu di sini!" Jasmine berlari keluar kamar dan menuju dapur, dia mengambil air putih dari galon dan mencampurkan sesuatu di dalamnya.
"Mel, sini Lo! Jangan kabur, dasar tupai!" Airin berteriak mengejar Jasmine yang berlari keluar kamar.
Jasmine hendak kembali ke kamar untuk menghampiri Airin tapi dia sudah melihat Airin berada di tangga.
Jasmine berlari dan memasukkan air minum tadi ke dalam mulutnya lalu dengan cepat dia semburkan ke wajah Airin yang langsung kaget karena ulahnya. Belum sempat Airin protes, samburan kedua sudah membasahi wajahnya dan mulutnya yang hampir protes buru-buru Jasmine jejal dengan cabai yang tadi dia bawa.
"Pergi nggak, Lo! Nenek lampir, keluar dari tubuh sahabat gue!" Jasmine menggoyangkan tubuh Airin yang terdiam mematung karena perlakuan sahabatnya yang menurutnya gesrek itu.
Astaga, kenapa gue punya sahabat orang sakit jiwa kaya dia sih. Cantik-cantik pikirannya antik. batin Airin pasrah saat sahabatnya itu membuat dia merasakan gempa bumi yang dibuat Jasmine.
Jasmine lama kelamaan mulai lelah mengguncang tubuh sahabatnya yang dia kira kerasukan hantu kuda lumping yang ditunggangi nenek lampir. Sampai tidak sadar, darah kembali merembes dari luka di pergelangan tangannya yang masih basah itu.
Airin yang merasakan guncangan pada tubuhnya mulai melemah, segera menatap Jasmine, pandangan matanya sekarang tertuju pada lengan Jasmine yang mengeluarkan saus cabai rawit, dan berbau amis karena itu darah segar.
"Aduh, Mel! Luka Lo berdarah lagi, gue obati!" Airin terlihat sangat panik dan cemas, dia sudah menganggap Jasmine selain sebagai sahabatnya juga sebagai kakaknya karena jarak usia mereka yang berbeda.
"Lo nggak akan menghisap darah gue, kan? Secara darah gue ini mengalir darah biru, darah para bangsawan," kata Jasmine yang membuat Airin tersenyum padanya.
"Lo kira gue vampir? Jangan suka nonton drama luar negeri terus makannya, jadi ketularan halu, Lo sih!" ketus Airin.
"Lo bukan vampir, tapi lampir!" Jasmine tertawa saat melihat wajah kusut sahabatnya itu belum disetrika.
Kalian merasa ada yang aneh nggak sih di bab ini? Di bab kemarin juga? Ngeh nggak kalau ada yang beda?
Jangan lupa, dukung karya aku dengan tekan like ya, aku tahu banyak yang lebih suka diam. Aku cuma minta cap jempol kalian aja kok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Aqiyu
di jasnya ada apaan sih
2021-09-07
0
Ida Lailamajenun
aneh la Thor ketawa Mulu dari awal part🤣🤣🤣🤣
2021-08-20
1
Rinny
pusing pala dedek bacanya thor!!!
2021-08-12
1