Merasa sudah tidak punya tenaga untuk lari, dan ketika dia melihat ada pohon dengan banyak cabang di depannya, dia memutuskan untuk memanjat pohon berharap anjing yang mengejarnya tidak bisa menggigit dirinya. Sungguh dia seperti seekor monyet yang memanjat pohon dengan cepat.
Guk ... guk ... guk ... anjing itu menggonggong sambil berputar-putar di sekitar pohon yang dia panjat. Dia hanya bisa pasrah sambil menunggu anjing itu pergi. Kalau gue pura-pura jadi hantu, anjing itu takut nggak ya? Ah! Aku harus mencobanya, siapa tahu nanti anjing itu pergi karena takut sama gue hehe. Gadis itu membatin sambil melihat anjing yang berada di bawahnya sambil mulutnya menyeringai penuh maksud.
"Meong ... meong ...." Gadis itu malah mengeong saat dia menyamar sebagai hantu. Emang ada ya hantu mengeong? Setahu author sih nggak ada.
Guk ... guk ... anjing itu malah menggonggong semakin kencang saat mendengar suara kucing yang mengeong. Sudah jelas kalau kucing sama anjing itu musuhan dengan bodohnya gadis itu malah melakukan hal yang salah. Astaga ... apa isi otak gadis itu, apa otaknya adalah otak udang?
"Hantu itu seharusnya ketawa kan? Oke deh gue ketawa, ih ... ih ... ih ...." Gadis itu menirukan suara hantu wanita yang biasa nangkring di atas pohon.
Ajaib, hanya satu kali menirukan suara itu, anjing yang tadi setia menunggunya di bawah langsung lari terbirit-birit, dia mengira kalau anjing itu takut dengannya padahal bukan karena itu. Anjing itu pergi karena melihat majikannya.
Karena si anjing kecil yang nakal sudah pergi, gadis itu memutuskan untuk segera turun dari pohon. Namun, saat dia mau turun, dia merasa ada sesuatu yang bergerak di tangannya. Dengan memicingkan matanya, dia melihat apa yang bergerak di tangannya dan saat dia melihat itu, reflek dia berteriak dan mengibaskan tangannya.
"Aaa ... kodok, eh kok kodok sih, ular ... eh ulat ..." Bruk ... jatuhlah dia dari pohon yang tidak terlalu tinggi itu. Namun, rasa sakit tetap dia rasakan. "Opo pancen wes nasibku, kudu pisahan karo sliramu." (Apa memang sudah nasibku, harus berpisah dengan dirimu.) Gadis itu malah bernyanyi dengan riangnya.
Tidak ada hubungannya antara perpisahanmu dengan dia. Dia jatuh karena memang sial dan mungkin dia memang gadis yang kurang beruntung.
***
Bayu pergi ke mall membelikan celana untuk Gibran, tidak butuh waktu lama dia sudah membawa satu celana panjang di tangannya. Setelah selesai melakukan pembayaran dia segera kembali ke kantor.
Dia keluar dari mall dan berjalan menuju parkiran tempat di mana mobilnya berada. Setelah membayar dia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil Bayu hanya bisa tersenyum-senyum sendiri saat mengingat bagaimana sialnya Gibran hari ini.
"Dulu Pak Satya sama Bu Ranti pas nyetak dia sambil salto kali, ya? Hahaha ...." Bayu tertawa terbahak-bahak di dalam mobil membayangkan bagaimana saat Gibran di cetak dulu. Sungguh memalukan memang pikirannya.
Tiga puluh menit kemudian, sampailah Bayu di perusahaan. Dia segera turun dari mobil dan berlari cepat karena takut jika Gibran menunggu terlalu lama. Bayu masuk ke dalam lift khusus yang biasa digunakan olehnya dan juga Gibran.
Setelah sampai di lantai paling atas, Bayu mengetuk pintu ruangan Gibran dengan sopan tapi tidak ada sahutan dari dalam ruangan tersebut. Bayu perlahan memutar ganggang pintu dan tahu kalau ternyata pintu itu tidak di kunci. Bayu memutuskan untuk masuk saja.
Dengan perlahan Bayu membuka pintu semakin lebar, dan ketika pintu sudah terbuka lebar sesuatu hal yang buruk terjadi padanya.
Byur ... tubuh Bayu basah kuyup karena siraman air dari atas kepalanya yang setelah dia periksa berasal dari sebuah ember yang digantung di atas pintu dan diikat dengan tali yang diikat di pintu juga. Sehingga saat seseorang membuka pintu itu lebar maka ember yang di atas akan terbalik dan tumpahlah isinya seperti sekarang.
Kejadian ini memang sudah direncakan oleh Gibran dengan alasan rasa kesalnya pada Bayu karena tidak membantunya berdiri ketika dia jatuh dari kursi tadi. Sekitar satu setengah jam yang lalu, tepat setelah kepergian Bayu, Gibran berencana membalas Bayu. Sampai terpikirlah dia menyiram Bayu dengan air.
Gibran keluar dari ruangannya dan berjalan tertatih karena masih merasakan sakit di pinggangnya. Dia berjalan menemui seorang OB yang bernama Pak Umar.
"Pak Umar, tolong carikan tali dan juga ember sekarang juga. Bawa air sekalian!" perintah Gibran saat OB yang dia panggil menghampirinya.
"Mau buat apa, Tuan?" tanya Pak Umar karena di merasa penasaran.
"Buat berlayar, Pak. Embernya mau saya jadiin kapal karena kalau saya beli kapal yang asli harganya sangat mahal, bukannya saya tidak mampu beli, tapi untuk apa kita beli barang-barang yang mahal kalau kita mati juga nggak akan dibawa," jawab Gibran bercanda namun juga serius.
"Benar banget ya, Tuan. Sekarang banyak sekali orang yang berlomba-lomba memamerkan kekayaan mereka, tapi mereka tidak pernah berpikir kalau semua itu sebenarnya hanya percuma." Pak Umar mengomentari perkataan Gibran dengan serius.
"Iya, Pak. Eh kok malah jadi ngaji sih, Pak. Cepetan ambilkan apa yang saya minta tadi ya, Pak! Nanti dibawa ke ruangan saya." Gibran menyudahi pembicaraan mereka setelah dia sadar kalau dia malah membahas tentang hal yang keluar jalurnya. ( Kalau keluar jalur masukin lagi lah Gibran! ) kata author imut tapi kata reader's amit.
"Baik, Tuan. Tunggu sebentar lagi saya akan segera membawa semua yang Tuan katakan tadi ke ruangan." Pak Umar segera mencari semua yang dikatakan Gibran. Dan setelah dia dapat, dia segera membawa masuk ke dalam ruangan Gibran.
"Permisi, Tuan. Ini barang yang Anda pesan."
"Taruh di situ aja, Pak!" Gibran menunjuk tempat kosong yang berada di dekat pintu.
"Baik, Tuan. Saya permisi!" Pak Umar pamit dan segera keluar dari ruangan Gibran.
Setelah Pak Umar pergi, Gibran segera memasang perangkapnya, dan setelah dia selesai, dia menunggu Bayu masuk ke dalam ruangan. Tidak lama, terdengar suara pintu yang diketuk dan suara Bayu yang meminta izin masuk. Gibran sengaja diam agar Bayu masuk sendiri dan benar saja Bayu masuk dan Bayu terkena perangkap yang Gibran buat untuknya.
"Bwahahaha ... Pak Sekretaris belum mandi, ya? Kok malah mandi di sini?" Gibran tertawa penuh dengan kemenangan. Dia berjalan mendekati Bayu tanpa peduli dengan lantai ruangannya yang basah.
"Kurang ajar Lo, Bran!" Walupun dia kesal, Bayu tetap memberikan celana yang tadi dia beli kepada Gibran. Dan beruntung celana itu tidak basah.
"Hehe, maaf!" Gibran meminta maaf dengan tulus. Saat Gibran mau menerima celana dari Bayu, kakinya terpeleset lantai yang licin.
Gubrak ... jatuhlah dia dengan posisi tengkurap sehingga dadanya menghantam keras lantai ruangan.
"Bwahahaha ... azab bos gila yang ngerjain bawahannya." Bayu berkata sambil tertawa tapi tetap membantu Gibran bangun.
"Buruan sana pakai celananya!" perintah Bayu yang langsung dilaksanakan Gibran setelah berhasil bangun.
"Oke!" jawab Gibran sebelum masuk ke dalam kamar mandi. Saat Gibran masih di kamar mandi, Bayu duduk di sofa dan tidak peduli jika sofanya basah. Saat Bayu melihat Gibran keluar dari kamar mandi, tiba-tiba rasa jailnya kambuh.
"Tuan sini, deh! Kok sepertinya celana yang dipakai sama Anda bolong?" tanya Bayu dengan wajah yang serius.
"Bolong di mananya?" Gibran bertanya sambil mengecek celana yang dia pakai.
"Itu bolong besar masa Tuan nggak tahu?" ucap Bayu sambil menunjuk celana Gibran.
"Orang nggak ada kok, kamu mau main-main sama, saya?" Gibran dengan kepala bersungut-sungut mendekati Bayu dan handak memitingnya.
"Tuan saya nggak bohong. Kalau celana yang dipakai nggak bolong, mana bisa dipakai?" Bayu melompat dari sofa dan menjauh dari Gibran yang menatap tajam seperti tatapan singa jantan yang lapar.
"Oh iya, benar juga, ya?" Gibran meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Monyet jantan lagi nyari kutu, hahaha. Bayu mengejek bosnya dalam batin.
Bersambung ...
Nggak setiap bab harus lucu ya sayang. Jadi. tolong maklum kalau misal ada satu dua bab nanti yang sifatnya serius.
Oke, VOTE yang banyak ya kalau suka. Sampai jumpa lagi dengan author paling somplak semangatoon.
Yang tanya kok namanya jadi Gibran bukan Ricky lagi? Jawabannya adalah karena takutnya fun fiction. Yang author pasti tahu apa itu fun fiction. Jadi, jangan tanya lagi kenapa namanya ganti, oke!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Endri Widayanti
kira2 ada g ya didunia nyata bos yg kyk gt, asyik kali ya lo py bos kyk gibran...
2021-12-02
2
Ida Lailamajenun
diem dulu coment nya Ampe bbrp part hbs ngakak Mulu bacanya 🤣🤣🤣🤣
2021-08-20
2
Selfaaa
ngakak kali Thor
2021-08-06
1