#15

Bian Rahangga

(flashback on)

***

Seperti itu perlakuan ku pada Arin .Sedikitpun ,tak ku tampakan wajah tak suka ,atau benci . Sehingga ,dia tak pernah sungkan untuk mengekspresikan diri seperti perhatian ,manja ,marah ,pun cemburu . Tingkat kecerewetan nya yang naik tiap hari ,tetap aku tanggapi ,sehingga ia seakan buta dan terlena dengan sandiwara ini.

Di sisinya ,aku menjadi lelaki baik yang bertanggung jawab ,penyayang ,dan humoris .Hingga , kepergian ibu waktu itu merubah semua sikap kepadanya.

Ketidak sukaanku tak lagi bisa terkendali dan ditutupi ,kemarahan ku semakin menjadi,tetapi dia begitu polos , berfikir bahwa sikap ku padanya hanya karena dampak atas kepergian ibu saja . Jadi ,ia tak mengerti dan tetap sabar memaklumi.

Dia wanita penyabar ,pengertian ,dan kemarahan ku selalu ia sikapi dengan tenang .

Puncak nya malam itu ,untuk yang pertama kalinya aku melihat dia menangis dan berteriak tak terkendali atas rasa sakitnya .Untuk pertama kalinya aku melihat kehancuran di atas kehancuran ,saat ku layangkan sebuah talak yang sebenarnya telah aku rencanakan .Maafkan aku Arin , sandiwara ini pasti begitu menyakiti mu .

"Kau jahat mas ,kau baji*ngan,tega melakukan ini padaku !"Teriaknya sudah tak terkendali .Air matanya sudah tumpah ruah .Sementara, tubuhnya bergetar seakan menahan rasa sakit .

Detik itu ,semua berubah sebagaimana sikapku padanya . Matanya yang senantiasa bersinar itu menjadi dingin dengan ekspresi tak tersentuh ,matanya kelam mengisyaratkan akan lukanya yang dalam .

Keceriaan nya memudar seolah tak berbekas sama sekali .Mulutnya yang cerewet bungkam ,permohonan maaf ku tak sama sekali ia dengar .Aku mengerti ,aku telah menyakiti nya begitu besar.

Ku kabarkan bahwa aku yang akan mengantarkan nya pulang ke rumah yang baru .Tadinya ,mang Diman yang aku suruh untuk mengantarkan nya ,tetapi pria setengah baya itu berkabar tak bisa karena ada halangan .

"Biar Bi Tati sama Santi yang nanti akan mengurus barang-barang mu . Mari pergi ,sudah larut!" Kataku kemudian pergi , meninggalkan kamar yang sempat kami berdua tinggali .

Aku duduk menunggu di ruang tamu ,sampai Arin muncul bersama dua koper yang ia seret. Tak ada air mata dalam pandangan nya . Kaki nya di langkah kan, menggiring jiwanya yang kosong.

"Katanya kesayangan ibu,tapi tak tau diri ! Masa ibu baru pergi ,sudah mau jalan-jalan ke luar negri" Celotehan Vivian yang sinis tak sama sekali Arin hiraukan . Aku hanya menghela napas ,menatapnya sejenak yang kini menatap mataku datar .

Tak ada pamitan ,tak ada perpisahan dramatis karena mungkin Arin tau , yang mencintainya di rumah ini telah pergi .

Aku mengambil satu koper di tangan nya kemudian menggiring langkah nya yang berat. Arin masih mengenakan baju yang sama saat pertama kali ia datang ke rumah ini .Dua koper yang sama ,dengan perasaan hampa yang sama .

"Barang-barang mu besok akan di antar kan mang Diman ke rumah !" Aku berbicara setelah mendudukkan diri di jok kemudi. Baru menyadari ,Arin mengambil tempat duduk paling belakang .

"Tak usah ,sudah tak ada barangku lagi di rumah mu.Kasihkan saja semua barang pemberianmu itu pada mereka ,aku tak butuh !"Tukasnya dingin .

(Flashback of)

Jantung ku terhenyak .Merasakan nyeri yang tiba-tiba menusuk halus .Mataku berkaca-kaca ,mengingat ucapannya masih membekas luka .

Ku keluarkan kalung mas putih dengan inisial nama kami yang akhir-akhir ini ku bawa,kalung yang paling sering di pakainya karena kalung itu aku beli dengan design khusus atas permintaan kami.

Dia benar ,dengan mengatakan tak butuh semua barang pemberianku waktu itu . Semuanya di tinggalkan ,termasuk beberapa set perhiasan yang pernah aku belikan .

Padahal ,waktu itu dia begitu bahagia menerimanya. Dengan tanpa dosa, sengaja memamerkan pemberianku pada kak Sera dan Vivian yang tak menyukainya . Aku sering kali tertawa ,menanggapi dia yang berkisah tentang reaksi kak Sera dan Vivian begitu melihat barang nya yang baru.

Sampai ,bang Adit menegurku untuk tidak terlalu sering membelikan Arin barang-barang ,mengingat Vivian sering merengek juga nantinya minta di belikan .

Aku tersenyum ,mengingat tingkah abstrud mantan istriku itu .

Tersadar ,teh tawar sudah setengah gelas ku habiskan .Sementara ,kerang tuktuk yang ku pesan masih utuh tak tersentuh. Sudah dingin ,padahal makanan ini enak di makan selagi masih panas .

Aku hanya mengupas beberapa biji saja ,kemudian ku tinggalkan . Ku buang napas perlahan ,memperhatikan matahari yang kini sudah tenggelam .

"Tuhan ,aku kesini untuk melupakan wanita itu. Namun ,mengapa kau malah membuat ku kembali mengingatnya !!"

***

Jangan lupa ya ,like komen dan vote .

Terimakasih dan selamat menunggu bab selanjutnya .

Terpopuler

Comments

Tasya

Tasya

tak usah mau balikan Arini sm Mantan mu..krn Mantan Letaknya di Tong Sampah oky...

2024-04-23

2

Titin Andien

Titin Andien

buanglah mantan pada tempat nya,😄😄😄 tak perlu di pungut kembali😄

2024-04-24

0

Nenti Malau

Nenti Malau

besarkanlah anakmu sendiri tuhan pasti menopangmu arin

2024-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!