#3

Flashback off...

Arini

"Arin ... Suamimu sibuk ? Kapan dia bisa mengunjungi mama ? Mama sangat ingin ketemu !"

Suara mama , berhasil menghancurkan semua lamunan ku tentang nya . Tiga bulan yang lalu , akhir dari pertemuan kami ,dan aku sama sekali tak berharap untuk bisa bertatapan dengan nya lagi .

Biarkan rasa sakit ini terkubur dan selamanya menjadi kenangan ,atau permintaan mama tak akan membuat rasa sakit ini sembuh .Aku menggenggam jemari mama,sambil berpikir alasan apa yang akan aku kemukakan padanya .

"Pertengkaran dalam rumah tangga itu hal biasa. Tetapi ,yang hebat adalah mereka yang berhasil menurunkan ego nya ." Aku menggenggam jemari wanita tua yang sok tahu itu dengan semakin erat. Air mata ku paksa untuk tetap diam dalam tempat nya . Bagaimana pun mama sudah memakan garam asam lebih banyak dariku ,sudah barang tentu ...Beliau tau apa yang terjadi pada putrinya tiga bulan ini.

" Belum bisa ma . Perusahaan mas Bian empat bulan ini dalam masalah . Arin tau dia capek .Jadi, Arin tak mau menggangu nya !" Balasku dengan napas yang mulai terasa sesak .Aku tak bermaksud berbohong lebih lama lagi pada mama,tetapi ... Kondisi mama yang tak stabil membuat ku ketakutan setengah mati .Aku takut terjadi apa-apa jika sampai mama mengetahui kebenaran nya nanti.

"Tak harus berhari-hari . Satu hari cukup buat mama. Mama cuman mau ketemu . Suamimu tak sampai bangkrut kan ,sehingga tak punya ongkos untuk terbang kesini !"Mama tampak menghela napas sejenak ."Kata mama juga apa ,kau tak perlu memindahkan mama ke sini .Jadinya ,kalian berjauhan kan!" Lanjutnya dengan napas yang tersengal.

"Ma ,Arin lakukan ini demi kebaikan mama-" Tukasku ,berusaha mengalihkan arah pembicaraan .

"Arin - !" Mama menatapku dengan tatapan memohon .

"Biar mama yang bicara sama suamimu .Suamimu sangat baik ,dia pasti ngerti sama mama !" Kata nya dengan nada permohonan begitu besar ,tak terpengaruh dengan topik yang tadi berusaha ku alihkan.

Aku membuang muka ,berusaha menghalau air mata yang terlanjur jatuh . Untuk permohonan yang begitu sederhana ,mengapa amat sulit untuk bisa aku perbuat . Aku begitu hafal no nya ,sangat hafal ,tetapi hidup ini belum sama sekali siap untuk melihat kembali wajah yang telah meluluh lantahkan hingga duniaku terasa mati.

"Arin !" Aku mengusap pipi ini dengan ujung jemariku .

"Ya, ma !"

Akhirnya aku menyerah ,,memilih menuruti permintaan mama.Meraih handphone dalam tas dengan terpaksa ,kemudian ku ketik no yang pernah berusaha aku hilangkan dalam memori tetapi gagal karena sampai detik ini aku masih berhasil mengingat nya .

Poto pernikahan dengan mempelai pria yang sangat aku hafal persis nya ,telah tersenyum bahagia bersama seorang wanita terpajang dalam profil nya . Aku benci, mengapa dadaku terasa sangat sakit . Dia bukan suamiku lagi, bukan siapa-siapa dalam hidupku lagi .Aku tak tau diri bukan ,mengapa aku ingin marah ketika melihatnya !

Dia sudah menikah lagi,tak usah heran .Dia sedang mencari kebahagiaan nya dengan wanita yang ia cintai seperti yang sudah ia katakan . Kalau begitu , keputusan ku benar dengan menyembunyikan bayi yang sudah terlanjur tumbuh dalam rahimku ,karena apapun alasannya dia tak akan bahagia jika hidup bersamaku.

Aku menekan panggilan suara sambil ku pandangi foto pernikahan yang menyayat hati .Sementara itu aku mendengarkan setiap dering yang mengundang rasa sakit. Aku ingin menangis ,aku ingin meneriakan rasa sakit yang saat ini mendekam dalam dada.

Kenapa Tuhan ,kenapa kau anugrah kan kepadaku rasa cinta yang sangat dalam ,jika pada akhirnya kau membuat hatiku di serang rasa sakit yang amat hebat . Mengapa ?

Mengapa kau hadirkan dia ,mengapa kau tak membuat ku agar membencinya ,mengapa ?

Aku benci pada diriku ,mengapa aku selalu merindukannya dan tak bisa melupakannya ? Lalu ....

Wanita itu ,Tuhan.... Tak cukupkah dengan luka yang ia beri ? Mengapa kemudian kau hadirkan orang lain yang bahkan dia tak tau akan rasa sakit ku. Mengapa ?

"Sayang ,seseorang menelpon mu !" Suara seorang wanita dalam benda pipih itu membuat telingaku di dera rasa ngilu . Wanita itu pasti berada di kamar yang pernah menjadi kenangan terindah dalam hidupku.

Ponsel ini sengaja aku jauhkan dari jangkauan mama ,takut jika sampai beliau mendengar nya.

"Siapa ?" Suara yang setengah mati ku rindukan itu menyahut di ujung telpon.

"No tak di kenal!"

"Aku sudah mengatakan untuk tidak ada yang mengganggu bulan madu kita ,kecuali hal penting !" Pria itu mengoceh dari kejauhan.

Bulan madu katanya .Tentu saja ,dia sudah menikah dan bahagia memiliki istri pilihannya .Sekarang ,dia berbicara seolah semua orang pengganggu ,padahal dulu dia selalu mati-matian mencari alasan agar keberangkatan kami untuk honeymoon batal.Bodoh ,mengapa pula dulu aku selalu percaya dengan semua alasannya.

"Aku sudah mengangkat nya!"

"Berikan padaku !"

"Ya, Halo ! siapa ?" Seru nya kemudian terdengar malas-malasan .

"Halo !" Jawabku berkonsentrasi ,mencoba agar suaraku terdengar tenang. Sementara ,jantungku berdegup kencang . Bergemuruh di terjang perasaan yang sangat dahsyat.

Hening ,beberapa detik jam yang terlewat bagai satu tahun lamanya .

"Mama ingin bicara dengan mu!"

Dia diam , seperti tak tau bagaimana harus merespon kata-kata ku.

Terpopuler

Comments

idang

idang

lanjut terus @utohr

2024-02-17

1

Yuli Purwati

Yuli Purwati

lanjut

2024-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!