#5

Arini

***

tadi,aku membutuhkan waktu satu jam untuk memilih pakaian.Hingga pilihan ku jatuh pada terusan berwarna coklat tua,yang di padu dengan cardigan berwarna senada .sedikit longgar dan bisa di andalkan untuk menutupi perutku yang sudah mulai membuncit. Sementara ,rambutku yang bergelombang ku biarkan tergerai .

Empat bulan ini , terlalu banyak perubahan dalam hidupku .Tubuh yang mengecil ,dengan perut yang mulai membuncit. Trimester pertama kemarin ,memang kebetulan luar biasa parah . Aku mabok parah ,hingga nyaris tak ada makanan yang bisa tertelan .

Tapi ,di samping itu aku bersyukur .Janin yang tak pernah di rencanakan sebelumnya hadir , dua hari setelah mas Bian menyuruh ku untuk pergi dari hidupnya di katakan sehat oleh dokter.

Sekali lagi aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku .Sudah malam ,tetapi keberadaan laki-laki yang berjanji datang hari ini masih belum terlihat tanda-tanda akan keberadaan nya.

Aku melirik mama yang tertidur pulas .Sejak dari tadi beliau menanyakan kedatangan nya tetapi tak pernah ku jawab. Alasannya aku tak tau ,dan tak ingin beliau kecewa jika sampai mas Bian tak datang.

Aku bangkit untuk ke kamar mandi . Membetulkan riasanku yang sudah beberapa kali luntur,namun begitu kembali aku di buat membeku .Wajah tampan yang masih aku ingat jelas itu sedang menatap mataku dengan tatapan yang sulit ku baca.

Brakkk....

Jantungku bergemuruh hebat ,di landa rasa yang sangat aku benci .Aku tau aku begitu mencintainya ,tetapi aku menyesal mengapa semua alat riasku harus jatuh berhamburan di atas lantai sehingga terkesan membuat kegaduhan.

Santai Arin ,santai ...

Ku punguti dengan tangan yang gemetar.Dari ujung mata ,aku bisa merasakan dia memperhatikan kekacauanku saat ini ,dan aku sangat menyesal dengan semua yang telah terjadi. Dia pasti berpikir aku masih mengharapkan nya .Ah ,tak apa.Memang begitu kenyataan nya.

Sejak tiga hari yang lalu ,aku sudah berusaha melatih diri untuk tetap tenang .Aku berusaha terlihat baik-baik saja saat nanti berhadapan dengan nya .Aku berusaha keras untuk tampil lebih cantik hingga seharian ini aku nyaris membutuhkan waktu satu jam sekali untuk membetulkan riasan di wajahku.

Tetapi ,aku harus mendapati bahwa perjuangan ku tiga hari ini sia-sia belaka,dan aku begitu membencinya !

"Kau tak harus repot-repot datang sampai harus mengganggu bulan madu bersama istrimu yang baru !" Sindirku setelah semua alat rias berhasil ku kantongi . Di lantai lima ini,dia menatap jendela ,memperhatikan kendaraan yang tampak kecil berlalu lalang kesana kemari di bawah sana .

"Itu sama sekali bukan urusanmu, Arin !" Jawabnya dingin ,sekilas menatap mataku sinis.

"Kami bisa melakukan nya lain waktu !" Tambahnya menikam ulu hati .

Aku diam ,merasakan denyut sakit dalam relung jiwa. Kupeluk diri ,berusaha menenangkan hati yang memberontak.

"Kalau begitu ,selamat atas pernikahan mu!"

"Oh ,kau sudah tahu ya!" Timpalnya dingin ,seperti berusaha mencari celah untuk keluar dari obrolan ini.

"Tentu saja ... Surat kabar satu Minggu ini dipenuhi pernikahan mu ,trending no satu di berbagai sosial media ,dan aku tak berani menyalakan televisi di ruangan ini hanya karena takut mama melihat pernikahan mu!" Kataku sambil menatapnya sekilas ,berakting agar terlihat tenang, tentu saja.Sebisa mungkin ,aku berusaha memberi kesan bahwa aku juga bisa hidup baik tanpa kehadirannya .

"Kau tak mengatakan nya pada mama ,bahwa kita telah bercerai ?" Aku membuang muka ,memperhatikan mama sejenak yang telah tertidur pulas.Ruangan ini cukup luas,harusnya mama memang tak mendengar obrolan kami.

"Seperti yang kau tau ,mama tak pernah tau apa yang telah terjadi di antara kita!" Aku mengelilinginya sofa,kemudian mendudukan diri di ujung sebagai mana posisi dia saat ini.

"mama berhak tau ,agar aku tak begitu merasa bersalah!"

"Aku tak siap menyaksikan mama mati mendadak!" Sindirku telak .Mengingat kan nya kembali mengapa dulu pernikahan sampai terjadi . Dia bisa berbicara seperti itu kepadaku ,lalu mengapa dia dulu harus bersandiwara sedemikian lama sehingga aku yang kemudian menjadi korbannya .

Dia tampak menatapku sekilas ,kemudian membuang napas nya secara perlahan.

"Aku menyesal mengatakan ini ! .Bagaimana kabarmu ?" Mas Bian memperhatikan ku ,dan aku sangat takut jika sampai dia melihat perutku yang membesar.

Terpopuler

Comments

idang

idang

jangan lemah

2024-02-17

1

Soraya

Soraya

hanya krn cinta jgn menjadi wanita lemah dan bodoh Arin

2024-02-06

4

YuWie

YuWie

karakter yg me maleskan dj awal untuk seorang protagonis

2024-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!