#7

Arini

***

"Ma, mas Bian datang !" Aku berbisik ditelinga mama .Mama sudah terlalu lama tidur ,dan aku berniat membangunkannya.Lagi pula, beliau masih perlu meminum satu kali lagi obat untuk hari ini.Tak tega sebenarnya ,tetapi kasihan juga beliau sudah sedari tadi menanyakan kedatangan mas Bian yang telah berjanji.

"Ma,mas Bian datang!" Sekali lagi aku bersuara .

Ujung jemari mama di gerakan ,tetapi beliau masih terpejam tenang .Tak ada tanda mama akan bangun dari tidur nya.

Aku diam menatap wajahnya yang terpejam damai "Ma- mama denger Arin kan?" Ucapku harap-harap takut.

Rasa takut kehilangan tiba-tiba menyergap ,memporak-porandakan seisi hati .Aku di serang rasa panik sangat dahsyat begitu tak sama sekali ada pergerakan saat ku goyangkan tubuh mama .

"Ma ,bangun,ma !! Mas Bian datang ke sini untuk menjenguk mama!" Jeritku sudah bercampur dengan suara tangis. "Bangun ma,bukan kah mama ingin bertemu dengan nya?"Sarat ,suaraku sudah bercampur dengan berbagai emosi.

Di ujung sana ,mas Bian berlari .Buru-buru menekan tombol emergency yang sebelumnya tak aku ingat sama sekali.

Air mata sudah tumpah ruah tanpa bisa aku cegah ketika berbagai kemungkinan datang silih berganti.Membebani otakku yang kecil ,sehingga aku merasakan kepalaku nyaris pecah sebentar lagi .

Aku tak begitu hafal kapan tepatnya beberapa perawat dan seorang dokter sudah berada di ruangan ini.

Aku mundur ,menatap dokter Erwin yang terbiasa menangani mama mendekat dengan ekspresi panik .Menempelkan beberapa alat pada tubuh mama dengan sangat cekatan. "Sambungkan ke monitor,detak jantung pasien menurun."

" Sus,pasangkan oksigen,napas nya melemah .Cepat!"

"Bu ,pak, mohon keluar sebentar .Kami perlu berkonsentrasi!"

"Tidak dokter ,mama baik-baik saja."Aku menyela ,berusaha menyangkal semua perkataan dokter sebelumnya "Tadi mama masih berbicara sebentar dengan ku kemudian meminta izin untuk tidur. Dia mengatakan hanya ingin istirahat saja, sebentar !" Teriakku tak terkendali ,begitu dokter tiba-tiba berubah menjadi tuli . Mama hanya tidur saja ,sebentar.

Tetapi ,mereka semua abai, tak peduli dan malah sibuk dengan tubuh mama .Aku membeku ,menutup telinga akan permintaan dokter yang memohon kepadaku untuk meninggalkan ruangan ini beberapa kali.

Sampai ...Mas Bian ikut serta menyeretku keluar .

Mata ini tak lepas dari tubuh mama yang terbaring kaku .Tidak ,semuanya pasti baik-baik saja. Tak akan terjadi sesuatu pada mama .Besok seperti biasa, kami akan kembali mengobrol kemudian saling melempar candaan.Pasti begitu.Ia,pasti seperti itu.

"Tenangkan dirimu ,Arin!" Mas Bian berbicara ,sedikit mengembalikan kesadaran ku. Tangan nya yang besar terasa hangat menggenggam jemariku .Dia menuntunku pelan ,membawa tubuh ini keluar mengikuti instruksi mereka.

Menit berlalu bagai bertahun-tahun lamanya ,sampai dokter keluar dengan wajah sendu .Aku tau hal buruk itu telah terjadi.

"Bu Arin ,kami sudah berusaha mempertahankan Bu Fatma semaksimal mungkin,tetapi nyatanya Tuhanlah yang memegang kehendak. Maafkan kami,mamamu sudah menyerah dan memilih untuk pulang pada penciptanya!"

Dunia ku rasakan runtuh ,pijakanku di atas bumi ini ambruk.Kakiku gemetar,merasakan hantaman gelombang nyeri yang amat dahsyat.Ini lebih sakit dari apapun yang aku rasakan ,apa katanya tadi ...Mama menyerah dan memilih pergi ?

Ma , demi putrimu ...Tak bisakah bertahan sedikit lagi .

Tuhan...Dimana engkau saat ini ? Apa sungguh kau Setega ini padaku ? Aku masih perlu mama ,tak bisakah kau ambil wanita hebat itu nanti saja ,setelah kau ambil aku setidaknya paling tidak setelah aku bisa membahagiakannya !!

"Tabah Arin ,yang kuat . Hal menyakitkan ini hanya sebentar ,semuanya akan terlewati !" Mas Bian menatapku iba , tetapi tubuh nya masih berdiri kaku .Tak bisa kah dia memelukku sebentar saja .Oh ,jangan berharap .Aku lupa bahwa dia tak mencintaiku dan tak akan peduli ,aku lupa bahwa dia telah memiliki seorang istri dan baru saja pulang berbulan madu .

Aku memaksakan diri untuk melangkah ,kemudian mengambil tempat duduk demi menenangkan tubuh ku yang gemetar .Aku mencoba menenangkan diri ,sebelum melihat tubuh mama yang menolak bangun lagi .

Sudah tak ada air mata yang keluar ,aku bagai orang tolol . Kebingungan dengan apa yang akan aku lakukan setelah ini .Memeluk diri ,namun saat ku rasakan pergerakan janin dalam perut tangisan ku pecah lagi .Aku menyadari ada satu lagi alasan untuk aku mempertahankan hidup.

Seorang bayi ,yang nanti akan menjalani hidupnya sangat berat .Bayi yang berasal dari pria yang tak pernah mencintai ibunya ,bayi yang ayahnya sendiri tak tau bahwa ia telah hadir di dunia ini .

Terpopuler

Comments

Mrs Ketawang

Mrs Ketawang

Yakin kalo mamanya Arin mndengarkan obrolan Arin & Bian😭😭😭😭😭😭

2024-03-17

2

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

mungkin ibunya arin td swmpat mendengar perbincangan arin ama bian lalu drop. bian q sumpahin hidup mu tdk akan bahagia karena tlh menghancurkan hati 3 wanita sekaligus

2024-03-04

0

Endang Supriati

Endang Supriati

sedih banget ya, zholim banget si bian. cuma diambil perawannya.

2024-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!