#13

Bian Rahangga

****

(flashback of)

"Meja 107 ya .Pesanan nya teh tawar hangat,kerang tuktuk jagung manis !" Samar, suara seorang wanita telah mengembalikan kesadaran ku kembali . Aku mengerjap,membiarkan pelayan wanita itu menghidangkan makanan yang aku pesan di atas meja .

"Kak Bian ya ,boleh minta foto bareng gak ?" Jerit tertahan dari pelayan itu sambil melompat pelan dengan nada penuh harap. Aku tersenyum lantas mengangguk ,memberi jarak pada kursi panjang yang telah ku duduki.

"Tentu saja !"

Wanita itu tampak mengeluarkan handphone nya ,kemudian mulai membidik . Aku tersenyum sambil mengacungkan satu ibu jariku .Sementara,gadis itu mulai berpose tersenyum . Satu ,dau,tiga ,Selesai...

"Terimakasih ya kak ... Hidangannya ,selamat menikmati !" Aku mengangguk sebelum gadis itu pergi dengan binar bahagia ketika meninggalkan ku . Tak ada kesan apapun ,selain rambutnya yang bergelombang .Karenanya ,aku kembali teringat akan wanita itu.

Hari mulai petang ,ombak semakin pasang. Aku mengeluarkan handphone kemudian kembali mengecek postingan yang tadi sempat aku unggah. Sudah di banjiri ratusan komentar yang tak menarik aku baca ,ah andai ... Dia tau bahwa aku telah merindukan nya .

Sayang ,semua akun mediaku dia blokir dan saat aku sengaja membuat akun fake ,tak ada hal baru apapun yang di unggah olehnya.Yakin ku,Arin jarang mengunjungi akun pribadi nya itu.Jadinya , aku tak tau sedikitpun kabar tentang nya. Baru-baru kemarin juga aku mengunjungi rumah yang aku beri untuk nya di Bogor ,tetapi rumah itu sudah dia kontrakan.

Ketika aku tanya pemiliknya ,mereka tak tahu dan mengatakan hanya akan mentransfer uang nya begitu jatuh tempo pembayaran . Lagi pula ,mereka baru menempati rumah itu sekitar enam bulan.

Pernah juga aku iseng menggunakan pengaruh ku untuk melacak keberadaan nya .Tetapi ,salah satu dari mereka tak ada yang menemukan nya hanya karena kartu yang Arin gunakan sudah tidak aktif .Padahal ,baru beberapa bulan yang lalu Arini mengganti no ponsel nya .

Penyelidikan Itu hanya berlangsung satu bulan , Setelah nya aku menyerah. Biarlah ...Mereka punya tugas lebih penting untuk menyelidiki sebuah kejahatan ketimbang hanya mencari sosok yang mungkin tak akan mau menemui ku lagi .Lagi pula,nanti juga akan ketemu jika seandainya takdir kembali membuat kami bertemu .

Aku bodoh bukan ? Mencari setelah ku sia-sia. Sedetik saja aku ingin melihat wajah nya,tak apa walau sekedar sebuah foto . Tetapi ,baru ku sesali tak ada satu potret pun di handphone ini. Nereen, sialan .Mengapa pula dulu aku harus menghapus semua kenangan lama ku hanya demi pelacur* itu .

(flashback on)

"Mas, sudah siang ! Bangun ,yuk!" Aku merinding ,teringat bisikan nya setiap pagi menyapa hidupku selama delapan bulan hidup bersamanya .

Aku mengerjap ,sebelum kemudian aku mencium nya sejenak .Dia tersenyum malu-malu sambil memelukku "Udah siang ,ayo bangun !"Ucapnya,namun tangan itu diam melingkar di pinggang ku .

"Males ah bangunnya ,Arin peluk sih !"Kataku pura-pura tertidur lagi . Selanjutnya ,Arin akan menarik tangan ku dengan susah payah .

Tanganku malas-malasan ,di letakan di kedua bahunya yang kecil , seolah-olah ia akan menggendong tubuh ku .

Begitulah dia ,memperlakukan ku nyaris seperti anak kecil .Tetapi ,aku tak pernah mempermasalahkan nya .Aku tau betul aku tak bisa mencintainya ,tetapi aku juga sebisa mungkin untuk menjaga perasaan nya.

Hari-hari dia penuh dengan senyuman ,di samping pria yang bersandiwara mencintainya. Wanita itu memberikan ku handuk kemudian ketika aku telah selesai dengan mandiku ,semua pakaian kerjaku telah di siapkan dengan rapi dan wangi di atas tempat tidur .

Tak boleh ada yang menyentuh pakaian ku selain dia ,sekalipun semua pembantu. Semua kebutuhan ku dia yang mempersiapkan nya .Ketika aku melarang dan mengatakan dia akan kelelahan dengan semua ini ,tetapi dia berkeras .Katanya ,ini bentuk bakti dan cinta Arin pada mas .

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***