ZOMBI ALERGI

Dina membuka pesan masuk, pesan dari Dini saudari kembarnya.

" Aku sama Eno di rumah nya, kami ga pa-pa. Ada banyak Zombie, tapi mereka menjauh dengan cahaya terang. Kamu sama ibu gimana, jangan nelpon, mereka bisa mendengar" bunyi pesan dari Dini.

" Kami juga ga pa-pa, banyak tetangga kita yang jadi Zombie. Ayah juga ga bisa dihubungi, tunggu waktu siang pas matahari terik baru pulang, ibu khawatir" balas Dina.

" Akan kami coba, Eno kemungkinan ikut besok. Keluarganya ga pulang-pulang, juga ga bisa dihubungi " pesan Dini masuk lagi.

" Jangan lupa nanti kasih memo buat keluarganya, di tempelin di mana gitu biar keluarganya tau kalau-kalau nanti ada yang datang" balas Dina.

" Siiiiaap" balas Dini lagi.

" Bagaimana,,? " tanya ibu.

" Besok Dini sama Eno coba kesini Bu, mudah-mudahan malam ini berjalan dengan cepat" jawab Dina.

Si Bule mengintip ke jendela, tidak terlihat Zombie di sekitar rumah. Berkat informasi dari Dini, mereka menyalakan lampu rumah dan halaman. Mudah-mudahan listrik tidak padam.

" Mendingan kalian tidur, kita bergantian jaga, biar Aku yang jaga duluan " Usul Bule.

" ibu tidur aja dulu Bu, Dina belum ngantuk"

" ibu juga, ibu terlalu khawatir"

Si Bule mengambil beberapa bantal dan selimut di kamar, lalu di letakkan di ruang depan.

" Kita tiduran di sini aja, kumpul, lebih aman" kata Bule.

Kemudian ibu langsung merebahkan tubuhnya, di iringi oleh Dina sambil memeluk ibunya. Tidak berapa lama ibu pun tertidur, Dina bangun kemudian menghampiri Bule yang duduk di sofa, yang sudah di tariknya ke depan jendela, dengan gorden terbuka, memantau jalanan.

Dina duduk disamping Bule.

" Gimana,,?" tanyanya kepada Bule.

" Aman"

" Ngomong-ngomong kita belum kenalan" kata Dina.

" Ya panggil aja aku Bule" jawabnya, membuat Dina tertawa.

" sorry, tadi siang Aku ga tau situasinya makanya marah-marah "

" iya aku paham, Erick,,namaku Erick " Bule tersenyum.

"Dina"

" Iya sudah tau " kata Erick.

" Dari..?" tanya Dina.

" Ibu dan teman Kamu kan manggil Dina" Dina pun kembali tertawa, Erick juga ikutan tertawa.

Di ujung jalan terlihat ada lampu mobil, berjalan pelan. Zombie di sekitar menyingkir terkena lampu sorot mobil itu. Di kiri dan di kanan body Mobil itu telah di pasang dengan banyak lampu sorot, juga di belakangnya terang benderang. Berhenti di depan rumah Dina, Sopir dan penumpangnya turun, ada lima orang.

Dina membuka pintu, lalu dia dan Erick keluar.

" Ayah " teriak Dina berlari menyongsong ayahnya yang langsung memeluk anaknya.

" Ibu mana" tanya Ayah.

" Tidur di dalam"

" Dini,,?"

" Di rumah Eno, tadi sepulang sekolah ada tugas kelompok" jelas Dina.

" Nanti Ayah jemput, sekarang kita masuk dulu" kata ayah dan mengajak teman-temannya juga masuk.

Di dalam, ayah menghampiri ibu yang sedang tertidur, membelai rambut dan mencium lembut pipi ibu. Beliau terbangun, kaget melihat ayah kemudian duduk dan menangis dalam pelukan ayah.

" Dini yah " bisik ibu sesenggukan.

" Nanti Ayah jemput, ibu tenang saja" kata ayah sambil mengusap air mata ibu, ibu mengangguk.

" Lukman, kamu ikut aku " kata ayah menunjuk seorang pria tegap sembari berdiri.

" Kita jemput Dini" ayah berjalan keluar.

" Tunggu dulu" ujar Erick.

" Kamu ngapain, dan siapa Kamu " ujar Lukman.

" Sebelumnya Saya minta maaf Pak, apa Bapak ingin mencelakakan keluarga bapak" tanya Erick.

" Maksud Kamu,,?"

" Saya lihat teman bapak ada yang digigit" tunjuk Erick kepada pemuda yang bersandar di dinding.

" Tidak apa-apa selagi dia masih hidup atau tidak sedang birahi" Ayah tersenyum miring saat menyebut kata birahi.

Kemudian ayah menyerahkan penyemprot obat nyamuk kepada Erick.

"Semprotkan ini kemukanya kalau memang dia berubah, juga parfum"Tunjuk ayah kepada Dina.

" Mereka alergi " lanjutnya.

Ayah dan Lukman keluar rumah untuk menjemput Dini, yang pintunya langsung di kunci oleh Erick.

" Tenang saja, kalau aku mulai peka dengan cahaya. coklat akan sangat membantu" kata pemuda yang tangannya kena gigitan .

" Bapak Budi membantu kami di jalan, Aku di gigit oleh pacarku sendiri" lanjutnya tersenyum terpaksa.

" Rombongan kami masih banyak di pasar, tapi mereka bersikeras tetap tinggal " kata wanita di sampingnya.

" Siapa kalian" tanya Dina.

" kami teman kuliah, akan berlibur ke pantai. Bis kami mogok, kemudian mahluk itu masuk. Hampir separo teman kami habis di santap, beberapa berubah" jawab si pria luka.

" Kenalkan aku Sari" kata si wanita.

" Bobi " pria luka.

" Udi " kata pria yang satu nya.

" Apa maksud Ayah tadi, berubah apabila birahi?" tanya Dina.

" Mungkin kalau kamu digigit saat birahi, misalnya waktu bercumbu dengan pacar mu " jawab Sari.

Kemudian Dina teringat video yang dilihatnya di Facebook, dia melirik Erick dan pria itu melirik balik.

" Aku akan menemani ibu" ujarnya, Erick mengangguk.

" Silahkan istirahat" ujar Dina mempersilahkan tamu ayah, kemudian mereka duduk di lantai tampak lelah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!