Mereka sudah tiba di kantor camat Padang Batung, keadaannya pun sama seperti di Ambarai, sunyi dan lengang. Tidak terlihat seorang pun di kantor itu, sepanjang jalan mereka juga tidak berpapasan dengan orang. Dengan ragu Jason mengikuti pemuda itu, yang dengan percaya diri memasuki halaman kantor. Kontrakan Jason masih berjarak satu kilo dari kantor itu, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pemuda itu.
"Apa kantornya tutup, ya" Gerutu pemuda itu, kemudian berjalan ke belakang bangunan itu. Jason tidak melihat pemuda itu yang menghilang, dia terlalu sibuk memperhatikan sesuatu yang bergerak di sudut yang gelap. Sebelum di kagetkan oleh teriakan si pemuda, dengan kelabakan dia mencari asal suara, menuju ke belakang kantor.
"Apa yang bapak lakukan, lepaskan Saya, tolooong....TOLOOOONGG!" Pemuda itu terus berteriak, karena di tindih seorang bapak yang tambun, yang berusaha menggigit pemuda itu, tapi wajah bapak itu di tahan dengan sepotong papan olehnya. Mendadak kepala bapak itu di hantam oleh Jason dengan sebuah kursi kayu, hingga kursi itu hancur. Pemuda itu tertegun, melihat Jason yang dengan tega memukul orang.
"Ap..ap..apa yang Kamu lakukan" Gagapnya, Jason tertegun sejenak, ragu apakah yang di pukulnya manusia atau bukan.
"Kamu akan berterimakasih kepadaku, setelah tau apa yang Ku lakukan" Ujarnya kemudian, setelah melihat bapak yang tadi dipukulnya, bergerak dan memperlihatkan wajahnya yang busuk.
"Ayo pegi dari sini" Lanjutnya, dan lari mendahului pemuda itu. Lalu kembali lagi, untuk menarik pemuda itu, karena dia tidak bergeming, memandangi bapak itu, yang mencoba menghampirinya lagi.
"Apa itu" Tanyanya, setelah mereka sampai di motornya. Jason mencoba mengambil alih kemudi dan memacu motor ke tempat kontrakannya, berharap menemukan Amat, temannya. Cuaca mendadak mendung, membuat hari jadi gelap. Apalagi mereka melewati pepohonan rindang di samping kiri dan kanan jalan, karena jalan yang mereka lalui, adalah kebun singon warga. Sebelum mereka mencapai tujuannya, tiba-tiba dari samping pohon besar, muncul dua mahkluk yang menghadang jalan mereka, Jason menghentikan laju motornya, mahkluk itu melajukan jalannya melihat keberadaan mereka, terseok-seok.
"Apa itu" Tanya pemuda itu.
"Nanti Ku jelaskan, sekarang pegang erat-erat" Jason memacu motornya, akan menerobos mahkluk itu.
Karena jalan yang tidak begitu lebar, membuat Jason kesulitan lalu menabrak salah satunya, membuat mereka jatuh dari motor dan salah satu mahkluk itu ikut terseret oleh motor mereka, sedangkan Jason terperosok kedalam got. Mahkluk yang satunya lagi, menghampiri si pemuda yang merintih kesakitan, karena dia melompat sebelum terjadinya tabrakan, membuat kakinya terkilir. Belum sadar dengan mahkluk yang menghampirinya, sebelum mahkluk itu mencapainya, ada suara tembakan dan pelurunya menembus mahkluk itu, membuatnya menghentikan aksinya. Kemudian cuaca mulai cerah, membuat mahkluk itu menyingkir pelan ke kegelapan pohon.
Pemuda itu bangun dari jatuhnya, lalu menghampiri Jason yang berusaha keluar dari got, dan membantunya naik ke jalan raya. Beberapa wanita tua menghampiri mereka, salah satunya memegang senapan, rupanya beliau yang tadi menembakkan benda itu.
"Ngapain kalian, berkeliaran di luar di hari mendung begini" Ujar salah satu dari mereka.
"Kami sedang mencari teman kami" Ujar Jason.
"Sebaiknya kalian mengurungkan niat itu, orang-orang harus mampu menyelamatkan dirinya sendiri" Jawab wanita itu lagi.
"Sebaiknya kalian ikut kami, sebelum awan menutupi matahari lagi" Ujar yang lain.
Mereka berjalan mengikuti para lansia itu, menuju sebuah rumah toko bertingkat dua. Rumah yang bagian depannya berupa Rolling door yang tebal, begitu pintu itu di buka, ternyata masih banyak orang di dalamnya. Sebagian besar wanita paruh baya, ibu-ibu dan juga anak kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments