" Din, angkat noh telpon nyanyi mulu dari tadi " seru Eno yang lagi konsen menggambar.
"Biarin, palingan Dina yang nelpon nyuruh pulang " sahut Dini yang juga asik menggambar desain komik.
" Siapa tau penting Din " celetuk Rina yang kena bagian alur cerita.
Dini, Eno, Rina, dan Yoga sedang mengerjakan tugas kelompok membuat komik yang akan di ikutkan lomba di Mangatoon. Rina di bagian alur cerita karena dia yang pandai membuat mading di sekolah, sedangkan yang lainnya berbagi tugas menggambar, ada yang menggambar tokoh-tokohnya ada yang menggambar pemandangan dan tempat kejadian.
" iya iya deh,,," ucap Dini mengambil ponselnya, blep kemudian ponselnya mati.
" Yah habis baterai " serunya.
" Numpang ngecas dong No" sambungnya manggawel Eno sang empu rumah. Tangan Eno menunjuk kearah televisi diruang depan.
Dini mencari-cari charger ponsel, ternyata yang dicari dari tadi nempel di colokan jadi siap colok saja ke ponsel. Pas mau balik ke tempat nya tadi, secara tidak sengaja dia melihat keributan di luar rumah. Buru-buru Dini mengintip ke jendela depan, Ada seorang laki-laki yang mencoba membuka pagar rumah Eno, tapi tidak bisa kemudian mencoba memanjatnya, hampir berhasil melompati pagar, tapi tiba-tiba seorang perempuan menariknya sampai terjatuh kemudian menindihnya dan menciuminya secara brutal.
" eeuuuchh " seru Dini jijik.
" gayysss, coba liat sini deh, ada orang mesum ga tau malu" teriak Dini memanggil teman-temannya.
Eno dan Yoga buru-buru menghampiri dan ikut mengintip dijendela, sementara Rina tidak tertarik.
" waduh busyeeett " celetuk Eno, sementara Yoga sibuk merekam menggunakan ponselnya.
" cowoknya meronta gitu, ceweknya jelek kali ya " komentar Yoga .
" kalo Elo di posisi si cowok, gimana Ga" tanya Eno asal.
" Ya di ajak ke hotel laaahh" jawab Yoga sekenanya.
Laki-laki itu berhenti meronta, wanita itu tetap sibuk mencium-cium leher dan mukanya. Tiba-tiba sinar matahari perlahan menyinari tempat wanita itu berada, mendadak dia mengangkat kepalanya, wajahnya penuh dengan darah, dan di mulutnya juga penuh dengan sesuatu yang berdarah, wajahnya mengarah kearah Dini dan kawan-kawan .
" hiiiiyy" seru mereka berbarengan.
Wanita itu melarikan diri ke seberang jalan dan masuk kedalam parit.
'' Apa tadi barusan '' tanya Eno
'' Apa kalian liat yang ada dimulutnya? '' tanya Yoga.
''kayak nya leher tu cowo yang di ngangam, bukannya di cium'' lanjutnya sambil meringis jijik.
'' mustahil'' bisik Eno
Dengan mengendap-endap Yoga membuka pintu perlahan
'' ngapain '' tanya Dini
'' bentaaarr....Mau liat situasi'' ujar Yoga.
'' jangan keluar pagar '' bisik Eno.
'' okeh'' sahut Yoga.
Dengan santai Yoga berjalan di halaman menuju pagar, mengintip si laki-laki karena jaraknya yang begitu dekat dengan pagar.
Setelah dekat dan melihat si laki-laki, dia langsung mundur dan mual pengen muntah, dan sekilas dia melihat si wanita yang bersembunyi di gorong-gorong parit seberang menatapnya tajam. Dengan tergesa-gesa dia balik ke dalam rumah dan langsung mengunci pintu.
'' Kenapa '' tanya Eno
" mati,,," kata Yoga singkat
" maksudnya??" tanya Dini
" orang itu mati, mukanya udah ngga ada " ucap Yoga
" maksudnya??" tanya Eno
" hidungnya hilang,,bola matanya keluar,,bibirnya robek,,dan lehernya bolong" kata Yoga syok.
" kemudian tubuhnya hangus, berasap,," sambungnya.
" kena azab,," ujar Eno dan Dini takjub.
"di makan kayaknya" bisik Yoga
" kalian membahas apa sih " ujar Rina, tiba-tiba dia sudah ada di belakang mereka ikut mengintip keluar. Serentak mereka menoleh kaget.
" sudah sore, Aku mau pulang, besok kita lanjutin lagi" ujar Rina, kemudian membuka pintu dan keluar dengan santainya.
Yang lain memandangnya dengan diam, berharap Rina kaget. Tapi tidak ada reaksi apapun dari Rina, berjalan begitu saja membuka pagar rumah Eno. Yoga yang melihat itu langsung berlari keluar mencari mayat yang dia lihat tadi dan ternyata sudah tidak ada .
" hilang" teriaknya.
" mungkin tadi lagi ada syuting film" lanjutnya lega.
" kok Gue ga tau " sambar Eno.
" kalau lo di beritau, ya kacau lah" sambar Yoga kembali masuk ke rumah.
" Gue juga mau balik, pengen mandi, udah gerah" ujar Yoga sembari membereskan alat tulis dan tasnya.
" Aku juga ah" ujar Dini.
" eh No, numpang pipis dong ya" lanjutnya menuju dapur
" Aku duluan Din" Teriak Yoga sembari ngacir ke belakang.
" Tungguin " balas Dini mengikutinya.
" Bareng !!!" ( WHAT !! ) pulang bareng maksudnya.
Selesai di kamar mandi, Dini langsung berberes perlengkapannya ke dalam tas, kemudian langsung menyusul Yoga di depan.
" Pulang dulu No, ortu lo kapan balik " tanya Yoga.
" nanti malam" jawab Eno.
" Dah Eno,,," ujar Dini melambaikan tangannya.
Sampai di pintu depan, Dini menghentikan langkahnya, diam terpaku.
" Kenapa Din?" tanya Eno menghampiri.
Eno ikutan kaget terpaku, mematung, bingung, heran. Perlahan Dini balik badan, menarik Eno pelan masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu. Terduduk lemas dibalik pintu, Eno mengintip di jendela.
Hari sudah mulai gelap, cahaya matahari sudah tidak terik lagi. Samar-samar terlihat dua orang bersujud di depan orang yang telentang.
" Apa Yoga ikutan syuting, atau ini prank " ucap Eno, melihat tubuh Yoga yang terbaring sambil di gerayangi dua orang sekaligus.
Dini memegang tangan Eno gemetar, Eno memandangnya, wajah Dini pucat pasi.
" The Walking Dead " bisik Dini.
" Yoga jadi santapan walker" Lanjutnya.
" Oh jadi itu judulnya " ujar Eno kembali mengintip jendela.
Dini baru ingat ponselnya masih di cas,kemudian buru-buru mengambilnya dan menekan tombol power. Nada pembuka ponsel android menyambutnya.
Salah seorang Zombie yang di depan bangkit dan mencari asal suara, Eno buru-buru menghampiri Dini, menunjuk ke jendela. Terlihat Zombie itu menatap dari luar jendela dan menabrak-nabrakkan tubuhnya ingin masuk ke dalam. mereka berdua ketakutan, sembunyi di balik sofa. Ponsel Dini berbunyi, panggilan masuk dari Dina.
Terdengar suara barang pecah di dapur, mereka kaget, Dini buru-buru mematikan panggilan dari Dina kemudian di nonaktifkannya suara ponselnya.
" pintu belakang lupa di tutup " bisik Eno.
Samar-samar terlihat ada yang berjalan tertatih-tatih di ruang tengah, tempat mereka duduk tadi siang. Dini menutup mulutnya, Eno mendekap erat sahabatnya, sama-sama ketakutan.
Terlihat ada cahaya samar masuk dari jendela samping tempat mereka bersembunyi, ternyata lampu dari rumah tetangga. Di sekitar tetangga yang lampunya menyala tidak terlihat zombie satu pun, berbeda dengan yang lampunya padam kayak lampu rumah di seberang, juga di kelilingi Zombie, sama seperti rumah Eno saat ini. Tiba-tiba ada zombie mengagetkan mereka, lewat di jendela tempat mereka menengok keluar, sontak mereka berteriak kaget.
Zombie yang berada di dalam rumah menggeram lapar, berlari ke arah Eno dan Dini. Kagum, Eno dan Dini tak mampu berpikir untuk lari. Tiba-tiba ponsel di tangan Dini bergetar, cahaya di ponsel membuat zombie buta akan sekitar cahaya. Sontak Dini menyorotkan senter di ponselnya ke muka Zombie, makhluk itu kaget dan berlari kearah dapur.
" kayak Lisa" bisik Eno
" siapa,,?" tanya Dini
" anaknya Amang di belakang rumah"
Kemudian mereka mengendap-endap menuju sakelar lampu. ' klik ' lampu luar dan ruang depan menyala. Zombie yang ada diluar dan di teras menjauh, kemudian lampu tengah menyala. Tinggal lampu didapur, mereka berpandangan satu sama lain. Tidak ada yang berani ke dapur.
Dini mengarahkan ponselnya ke dapur,terlihat Zombie Lisa bersembunyi di balik gorden, kemudian beralih ketempat gelap karena sensitif dengan cahaya ponsel.
" pakai ponsel Kamu juga No, giring dia keluar" bisik Dini.
Lampu dapur pun berhasil di nyalakan, kemudian pintu belakang sudah berhasil di tutup dan di kunci setelah Zombie lisa berhasil keluar. Mereka pun bisa bernafas lega.
Dini menatap ponselnya, dan mulai mengetik pesan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments