teror zombie

teror zombie

Si kembar

Di sebuah pulau nan indah di bagian selatan Indonesia, terlihat banyak tenda dan panggung musik, dan juga bekas api unggun di pinggir pantai. Sepertinya tadi malam ada pesta pantai, tapi tidak terlihat satu orang pun.

Kemudian ditengah laut ada sebuah perahu nelayan yang mengambang terombang-ambing di bawa ombak. Terlihat sepasang muda mudi di dalam perahu itu, tapi kedua orang itu diam seperti patung dan wajahnya pun pucat bagai mayat.

Perahu itu terus mengambang kearah pulau di seberangnya yang terlihat banyak penduduknya.

Tiba-tiba muda mudi itu mengembang kempiskan hidungnya, kepalanya kesana-kemari seperti mencari sesuatu (seperti kucing mencium aroma ikan goreng) bergerak dengan gelisah, beringas seperti orang kelaparan.

...💀💀💀💀💀...

Di sebuah rumah, terlihat seorang gadis berdandan di depan cermin kamarnya, dengan memakai seragam sekolah putih biru, kemudian masuk seorang gadis dengan paras yang sama. Mereka memang kembar tapi terlihat jelas perbedaannya, Dina seorang gadis feminim sedangkan Dini gadis yang tomboy.

'' Din, pinjam buku yang kemaren dong'' seru Dini seraya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, dirinya sudah rapi dari tadi.

'' Hari ini dibalikin ke perpus,ntar Kamu pinjam aja lagi'' sahut Dina sambil melentikkan bulu matanya.

'' Sambil jalan juga kelar bacanya, buruan dong ah lama amat'' sambar Dini tidak sabaran.

'' Heyyys iya bentar, sabaaaar '' ujar Dina sembari menyemprotkan parfum ke tubuhnya sendiri, Dini pun bersin-bersin.

'' Dah yuk !! " ajak Dina sembari menyemprotkan parfum ke tubuh Dini yang langsung bersin-bersin hebat.

'' Hatchiiiuu....ya tuhan hidungkuuuuu '' teriak Dini sambil melap ingus yang mulai keluar.

Dina cekikikan sambil berlari ke dapur, menghampiri ibu untuk pamit berangkat ke sekolah, diiringi Dini yang hidungnya mulai memerah, sambil mengambil roti selai buatan ibu tercinta. Dini memang alergi bau parfum beralkohol.

Jarak sekolah mereka dengan rumah tidak jauh, jadi mereka berdua ke sekolah berjalan kaki. Saat melewati rumah om Sofiyan tetangga mereka, ada perkelahian hebat di dalam rumah itu, tapi mereka berdua tidak sadar karena Dini sedang asik dengan bukunya (diselingi dengan bersin, karna parfum Dina yang menyengat ) dan Dina asik bercermin dengan cermin bedak yg tidak pernah lupa dibawanya. Jendela rumah tetangganya itu pun terciprat darah, sepertinya ada pembunuhan.

Rumah sikembar Dina Dini dipenuhi dengan taman bunga, bunga mawar bermacam warna, bunga anggrek berbagai jenis, kenanga juga ada. Sangat asri, wangi bunga tercium dihalamannya, hobi ibu yang senang berkebun.

Saat ibu merapikan tanaman mawar yang mulai tumbuh tunas baru, mata ibu menangkap sekilas gerakan di dalam rumah om Sofiyan, lama ibu menatap, tapi tidak ada yang terjadi. Saat ibu berbalik masuk ke dalam rumah, terlihat tangan dengan penuh darah menempel di jendela kaca. Kemudian muncul wajah seorang pria paruh baya, dengan susah payah berdiri, mulutnya penuh darah. Ingin berteriak minta tolong, tapi tiba-tiba saja muncul seorang pemuda menerkamnya dari belakang, merobek lehernya, mengunyah dagingnya. Pemuda itu sepertinya yang ada di perahu yang terombang ambing di awal kisah, dengan wajahnya yang pucat seperti mayat.

...💀💀💀💀💀...

Di sekolah sikembar mengadakan tes ujian mendadak, walaupun tidak mengulang pelajaran di rumah, mereka berdua tenang-tenang saja mengerjakan soal karena mereka termasuk anak yang cerdas, tapi tidak dengan sahabat sitomboy Dini

" pessst,,,,,Din!! " bisik Yoga dengan lirih, karena dia duduk di belakang Dini.

" Ehe heemmm" Dina yang duduk di sebelah Dini berdehem dengan sengaja.

Yoga kaget salah tingkah, manyumpah-nyumpah kepada Dina.

Dina cekikikan sambil menutup mulutnya dengan tangan, bapa Ismail pengawas saat itu cuma melirik sekilas kemudian melanjutkan pekerjaan beliau. Memilah-milah kertas, Kemudian Conteng sana Conteng sini.

Kemudian Dini menyerahkan penghapus berbentuk bis tayo kepada Yoga yang disambutnya dengan gembira.

" Yesss!! tengkyu sob" Setelah itu dengan lancar Yoga menjawab dan menghitamkan lembar jawaban ujiannya. Sambil menjulurkan lidahnya saking semangatnya.

Bel istirahat berbunyi, masing-masing murid menyerahkan lembar jawabannya kepada guru pengawas termasuk Dina dan Dini, kemudian mereka berdua menuju ke kantin. Yoga menyusul di belakang.

" Nanti pas ujian sungguhan, jangan harap Aku berbaik hati lagi ngasih contekan" omel Dini kepada Yoga.

" Jadi kebiasaan" sambungnya.

" Berrrees,,,Gue traktir pempek Amang Udin deh" ajak Yoga.

" Aku juga ya " sambar Dina.

" Cih ogah" Sembur Yoga sembari berlari duluan ke kantin, karena Dina sudah mengangkat tangannya pengen menjitak kepala Yoga.

...💀💀💀💀💀...

Di rumah, ibu membersihkan lantai teras. Tidak sengaja melihat bekas tapak tangan berdarah di kaca jendela rumah om Sofiyan. Kemudian Ibu menghampiri pagar bonsai om Sofiyan, yang setinggi dada orang dewasa. Membatasi halaman rumah ibu dengan rumah tetangganya itu, merasa curiga. Kemudian dilihatnya om Sofiyan yang duduk santai di ruang tamu, merasa tidak ada yang aneh ibu kembali ke rumah membersihkan teras.

Pulang sekolah Dini tidak langsung pulang ke rumah, tapi kerumah Eno. Sedangkan Dina pulang ke rumah nebeng motornya Diky.

" Din, kok sepi lingkungan rumah Lo. Ga kayak biasanya" Diky memecah kesunyian.

" Iya heraaaan" sahut Dina.

Sesampai di rumah Dina juga sepi, terus di seberang rumahnya, halaman rumah om Mail berantakan kayak habis kena badai. Dina dan Diky masuk ke halaman rumah yang berpagar kayu sebatas pinggang. Sambil memandang berkeliling, tak ada seorang pun, lengang.

Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara dentang keras, seperti bunyi besi yang terjatuh di belakang rumah. Mereka mengendap-endap mencari asal suara, entah kenapa suasana nya terasa horor.

Tiba-tiba muncul dengan mendadak seorang pemuda tampan, tinggi, pirang. Mereka sama-sama kaget, pemuda itu sampai terpeleset jatuh karena mendadak menghentikan larinya. Mereka bertiga terdiam mematung, tertegun, pemuda pirang itu sampai melongo masih dengan posisi jatuhnya.

" Ngapain Kamu dibelakang rumah Ku, mau maling ya?" Bentak Dina, dan Diky mendekat sambil menyilangkan tangannya di atas dada. Dibandingkan dengan si pemuda pirang, Diky jauh lebih pendek, dan berkulit sawo matang. Pemuda pirang lebih ke bule sedang Diky Indo banget, walau sama-sama tampan.

" Hah?? " tanya si bule melongo sambil ngos-ngosan kaya habis lari berkilo meter jauhnya.

" Ngapain di belakang " tanya Dina lagi menunjuk kearah belakang rumahnya.

Bule itu bangun dari jatuhnya, raut wajahnya ketakutan, pakaiannya kotor kayak habis gulung-gulung di tanah.

"Spek inglis Din" bisik Diky.

" Apakah ini rumah Kamu?" tanya si bule, ternyata fasih berbahasa mereka.

"Mendingan kita masuk terus sembunyi, kunci pintu dan jendela" sambungnya.

" Ayo tunggu apalagi " Seru si bule seraya menuju pintu samping dan membukanya, tapi pintunya terkunci.

" Apa-apaan sih ni orang " bentak Dina berlari menyusul.

" Gak sopan" sambungnya.

" Hari gini ga berlaku lagi kesopanan" sahut bule asal.

Kemudian dari arah belakang rumah terdengar suara gedebuk barang, Diky yang masih berada ditempat tadi kaget dan langsung berlari menyusul Dina.

" Ngapain Dik ?" tanya Dina.

" Kaget Gue " sahut Diky.

" Dasar penakut " bentak Dina sambil berjalan ke arah suara, tiba-tiba si bule menarik tangannya, menggelengkan kepalanya. Dina heran dan memelototkan matanya.

Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam, serentak mereka bertiga melihat kearah pintu.

Terpopuler

Comments

bunny kookie 🐰💜

bunny kookie 🐰💜

wah aku suka sekali dengan ceritanya jarang ada orang yang bikin novel zombie seperti ini biasanya orang lebih suka dengan novel romantis , novel romantis itu sangat membosankan menurutku terus semangat ya Thor 💪😁

2020-06-04

1

Aryn🐥

Aryn🐥

kk dh boom like loo ni..sekalian lh mmpr ke karyaku"2LOVE jgn lp di like/vote/rate5
ya kk
smgt terus..brjg ...
dada
kkk ee..ditggu loo kmntnya😆😆😆

2020-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!