Rumah Sakit ...
Alia berjalan dengan memberikan senyuman ramahnya. Dia menatap ruang kerjanya yang nampak mewah. Dia mulai menikmati ruangan ini. Rumah sakit ini memiliki Fasilitas yang bagus. Semoga pelayanan rumah sakit juga bagus.
" Ruangan ini sangat bagus!?" gumamnya sambil meletakkan tas dan jasnya di sandaran kursi.
Dari kamera CCTV ruangan nampak seseorang memperhatikan gerak gerik Alia. Dia nampak sangatlah tersenyum sinis. Tatapannya seakan - akan ingin menghakimi Alia.
" Al! Kita akan bermain - main mulai hari ini. Aku harap kamu tidak kuwalahan menghadapi diriku yang kesal padamu. Kau membuatku ingin membalas dendam akan penolakanmu Alia. Kau mengatakan tidak ingin menikah hukan waktu itu?! Tapi lihatlah ... Saat ini kau malah menikahi pengusaha itu. Seleramu ternyata sangat baik," cibir dokter Adrian pada CCTV di hadapannya.
Sedangkan di ruang kerja Alia. Dia menikmati pekerjaan baru lebih tepatnya tempat kerja barunya.
" Terima kasih ya Allah ... Semoga tempat ini membawa berkah bagi kehidupanku," ucapnya seorang diri. Namun seseorang sedang memperhatikan jejak kisahnya di masa lalu. Di dalam senyuman dokter Adrian ada senyum yang sedang ingin merusak kehidupan Alia.
Tok. Tok. Tok.
" Dokter Alia!!! Hai .... " sapa dokter Adrian dengan hamble. Alia nampak tersenyum dengan kedatangan direktur rumah sakit ini.
" Hai ... Dokter! Terima kasih untuk pekerjaan ini. Anda banyak membantu," jawab Alia dengan riang. Dokter Adrian nampak tersenyum dengan sinis namun tak terlihat oleh kasat mata.
" Tentu ... Semoga betah di sini! Dan selalu bahagia dokter Alia. Baiklah ... Saya permisi! Pasienmu sudah mulai berdatangan," ujarnya membuat Alia tersenyum.
Seusai kepergian Adrian. Dokter Alia dia nampak sibuk dengan pasien - pasiennya. Jam pagi hingga siang penuh. Dia menikmati semua itu.
" Anda luar biasa dokter Alia. Sabar hingga jam siang dengam semua pasien. Mereka nampak puas akan kerja Anda! Sukses dokter ... " ucap Perawat yang mendampinginya. Alia hanya tersenyum kecil. Alia juga sedang menyandarkan punggungnya di kursi.
Saat Alia tengah memejamkan mata ponselnya berbunyi. Akhirnya dengan cepat dia mengambil . Ternyata Suaminya menelpon.
" Assalamualaikum pak suami sayang!!!" serunya terdengar riang. Sedangkan El hanya menggelengkan kepalanya.
" Waalaikumsalam Neng ... Mas jemput jam berapa?! Ini sudah menjelang sore," ujarnya dengan tegas tak ada embel - embel guyonan sama sekali.
" Jam 3 ya pak suami seusai sholat Ashar!" jawabnya dengan manja. El jadi tak habis pikir apakah di rumah sakit dia salah minum obat sikap makin ke sini makin ke sana.
" Baiklah mas tutup Assalamualaikum," jawabnya dengan dingin.
Suami dinginnya itu sangat menggoda bagi Alia. Tapi dia juga tak boleh los menggodanya harus tarik ulur. Masa perempuan kok gampangan ih ... Alia gak malu ya!!!
Jaga sikap Al! Jaim dikit kek. Segilanya dirimu ... Kau adalah cucu Kyai jangan lupa itu. Jangan malu -maluin!
Mata tajak Adeian sungguh ingin memangsa Alia. Dia sudah sangat kesal saat Alia memutuskan menikah dengan pemuda itu. Adrian sudah jauh - jauh hari memintanya. Tapi lihatlah dia sungguh menguji imronnya dan imannya tentu saja. Membuat Adrian muak dengan penolakan Alia. El mungkin perfect hampir tak ada noda tapi Adrian tak kalag hebat dari El.
Kau bukan rekan kerjaku Alia tapi musuhku sejak hari itu! Kau sendiri yang membuatku membencimu. Mungkin kau tak ingat padaku. Karena penampilanku jauh berbeda. Aku sudah proposional, tampan, kulit terawat dan terlihat sangat keren sehingga kau tak menyangka bahwa aku adalah si gendut itu. Demi menarik perhatianmu aku bahkan sampai melakukan operasi Al. Kau sungguh kejam padaku Al!
Pada jam 15.00 Alia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Namun Alia masih harus menunggu karena suaminya dalam perjalanan. Sapaan Adrian pun menghiasi sore harinya.
" Bersamaku dokter!?" tawaran itu datang pada alia yang tersenyum kikuk.
" Ah ... Tidak dokter. Alia! Akan di jemput oleh suami. Terima kasih banyak atas tawarannya!!" jawab Alia sambil membungkukkan badannya.
" Baiklah .... Sampai besok!" pamitnya kemudian pergi dari sana dengan kecepatan sedang. Alia merasa tidak enak tapi apalah daya tak sembarangan jalan - jalan dengan para lelaki.
Tin. Tin. Tin.
Klakson El berbunyi Alia nampak senyum dan memasuki mobilnya. El kemudia memasangkan sabuk pengaman. Sedang Alia bersalaman pada suaminya.
" Kita pulang ya! Mas besok pagi harus segera berangkat," ucapnya. Alia hanya mengacungkan jempolnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Lilik Juhariah
waduh gk usah extrime ya thor
2024-01-25
0
Eva Karmita
lanjut thoooorr
2024-01-25
0
Mika Saja
ternyta Adrian musuh dlm bakwan🤭selimut deng ya.......
2024-01-24
2