Bersayap atau Tidak

Di jalan pulang ...

" Neng ... Mas mau mampir ke supermarket depan! Ada yang mau kamu beli tidak?!" tanya El pada sang istri. Alia nampak tak menjawab tadi sebelum Hannah pulang sudah meminum anti nyeri. Haid hari pertama ini membuatnya tak nyaman selalu saja mengusik kenyamanan dirinya.

" Pembalut saja mas!" serunya dengan suara lirih menahan nyeri. El menatap sambil mengernyitkan alisnya.

" Tidak turun ???" Tanya El pada Alia yang terlihat memegang perutnya. El pun ikut memegang perutnya membuat Alia meringis.

" Sakit mas! Jangan di pegang," ujarnya dengan tawa sumbang. El mengangguk dan keluar tanpa mengatakan apapun.

El nampak masuk ke dalam selama 20 menit. Dan tadi sebelum dia keluar El sempat menurunkan tempat duduk Alia agar bisa rebahan.

Di dalam El nampak kerepotan memilih pembalut. Dia nampak bingung karena selama ini dia tak tahu urusan perempuan. Saat pramuniaga menunjukkan bahwa itulah yang di namakan pembalut dia makin bingung apa yang Alia sukai dia benar - benar tak paham.

" Ada yang bisa saya bantu mas?!" tanya salah seorang pramuniaga pada dirinya.

" Mbak ... Pembalut yang bagus yang mana?" tanya El celingukan. Dia khawatir orang - orang mendengarnya.

" Yang bersayap atau tidak mas!?" pertanyaan itu membuat beberapa orang menoleh ke arahnya. El terpaksa menggelengkan kepala. Beberapa orang di sana mengatakan hal yang membuatnya tersipu malu.

" Keren ya! Saking sayangnya ke istri pembalut aja dia rela membelikan. Kalian bagaimana pak suami ??!!! Sudah pernah seperti dia," ujar istri beberapa orang. El sudah mati gaya rasanya. Namun tanpa bertanya lagi dia membawa beberapa yang bersayap dan tidak. Pusing dia jika harus berfikir dulu. Keburu semua orang berbondong - bondong menghampiri dia Viral nanti.

Bisa bahaya jika dia Viral di medsos perkara pembalut bersayap atau tidak.

Ya Allah ... Jika resikonya seperti tadi ogah aku Neng belikan malunya itu setengah sanggup bersiri setengah enggak.

Sesampainya di mobil, El melemparkan beberapa barang di jok belakang. Alia masih nyenyak salam tidurnya sambil memegang perut. Sungguh hal yang jarang dia lihat wajahnya yang keliahatan pucat. lebih baik diam - diam jika harus datang.

" Al ... ! Minumlah setidaknya ada sesuatu yang membuat perutmu lebih baik," jawabnya dengan perasaan bingung mengikuti alurnya. Alia pun bangun dan kali ini El membantunya.

" Terima kasih Mas," sama² tapi Alia tak sukai di bohongin!" cebik Alia mengikuti kata hatinya. Kemana orang ini kenapa datang - datang membawa banyak belanjaan!!!?

" Mas sebanyak ini untuk siapa!! " serunya dengan setengah kaget. MelihAt itu perasaannya jadi sangat sungkan. Bukankah itu adalah hal aneh tapi salut sih suaminya itu berani dan tidak malu.

" Untukmu dan tetanggamu! Entah, apa itu aku tidak paHam penggunaannya!Apakah aku salah membelinya?" tanya El dengan tenang dan sedikit dingin. Sebenarnya dia malu sekali. Seketika Alia melongo tak habis pikir kenapa julukan tetangga itu keluar dan membalasnya.

Kenapa harus membawa makhluk yang bernama tetangga. Jika ini banyak ya di biarkan saja jika kebanyakan kan bisa save untuk bulan berikutnya. Kenapa harus tetangga?! Suami aneh.

" Ah ... Tidak mas! Tidak ada yang salah. Akan Alia pakai terima kasih maaf sudah di repotkan!" seru Alia. Dan El mengangguk dengan sikap dinginnya itu . Alia terpaksa hanya mengulas senyumannya semanis mungkin dan di kemas serapi mungkin.

Mereka jadi patung di dalam mobil. Semuanya sunyi senyap demi kebahagiaan bersama. Alia juga yak membahas apapun dia memainkan pembalut di atas jok mobil depan. El bahkan tak menegur aLia bahwa itu adalah mengerikan baginya. Tapi gadis itu terlalu kecil untuk memahami kedewasaan El dalam bentuk apapun.

Makasih ya mas! Barokallah ... Semoga rezekinya di lancarkan dan di kasih umur panjang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***