Di dalam ruang keluarga semua orang sudah berkumpul. Tak berselang lama acara khitbah itu di mulai setelah Alia masuk ke dalam ruangan. El bahkan tak menunjukkan tatapannya. Dia hanya menundukkan pandangan saja.
" Assalamualaikum Wr. Wb. kedatangan kami kemari untuk mengkhitbah ananda Alia Shakeela Zanitha untuk putra kami Adam El Kautsar. Monggo kiranya di terima dengan baik dan kami membawa calon pihak laki -laki untuk di pertimbangkan apabila si El kurang tampan atau kurang gagah atau kurang mumpuni imannya? Jelek ya Al mas El?" sontak saja semua keluarga tertawa mendengarnya. Umma nampak tersenyum dengan guyonan Zein. El hanya tersenyum kecil. Sedangkan Alia hatinya berkecamuk. Dia melirik Umma yang menatap sendu ke arahnya. Berharap cucunya itu menerima dengan lapang El sebagai suaminya.
" Waalaikumsalam keluarga besan! Wah, jika sudah ada sebutan besan berarti di terima ini ya!! Sebentar saya tanya calon mempelai perempuannya ini. Alia jawablah pinangan dari keluarga El!?" pinta sang Papa padanya. Alia menatap papa-nya. Dia pun memegangnya dengan pelan.
" Bismillahirrohmanirrohim .... Saya hanya perempuan biasa yang terkadang tutur kata ini sangatlah kasar. Terkadang masih egois dalam menanggapi beberapa hal. Seandainya saya suatu hari tidak seperti yang di harapkan apakah Mas El masih menerima saya dalam kekurangan???" pertanyaan itu di ajukan pada El. Zein tersenyum dan memberikan microphone- nya pada El. Pemuda itu menerimanya dengan tatapan datar namun bersahaja.
" Bismillah ... Saya jawab pertanyaannya. Kita menikah untuk melengkapi sebuah hubungan bukan untuk mencari seseorang yang sempurna. Jadi, mana kala suatu hari istri saya tidak sesuai yang saya harapkan maka kita sebagai pasangan harus saling instropeksi diri dan membicarakan kembali permasalaahannya untuk sebuah penyelesaian. Mungkin mudah dalam berkata namun sulit dalam realita tapi bukan tidak mungkin. Percayalah jika saya mengkhitbah maka saya siap menjadi imam dengan konsekuensinya," jawab El dengan sangat matang sekali. Sedangkan Alia yang melihat dan mendengarnya itu sangat ingin melempar El dengan Mic yang dia pegang.
Mulutnya itu manis sekali!!! Oh ya aku paham dia memang seorang ustadz pantas dan wajar jika omongannya sangat luwes sekali. Ck. Bodoh amat.
" Bagaimana Teteh Alia? Maukah menikah dengan orang awam ini?" tanya El dengan menatap Alia sambil sedikit mengulas senyum.
Teteh katanya?
Alia lama menjawab sampai paman menyenggol pundah Alia. Dia pun tersenyum bingung. Namun pada detik berikutnya.
" Ya ... Alia mau menikah dengannya," jawabnya dengan membuat orang semua tolah toleh. Kok menikah dengannya? Bukannya yang bertanya El langsung.
" Al ... kamu mau menikah dengan siapa kenapa jawabannya menikah dengannya," bisik Mama. Seketika Alia membola.
" Eh ... Iya Alia mau menikah dengan Mas El," jawabnya membuat mereka semua menghela nafas lega.
El pun hanya sedikit mengulas senyum. Dia mendapati Alia nampak enggan tapi dia biarkan itu. Saat ini kesehatan Umma adalah terpenting baginya. Meskipun umma adalah nenek sambung baginya tapi Umma tetaplah yang terbaik dalam kehidupannya.
Semua keluarga sedang menikmati hidangan. Sedangkan El mendapatkan telpon sehingga harus segera mengangkatnya.
" Ada apa salman?" tanyanya nampak serius.
" Pak ... Perusahaan sedang butuh anda! Anda sudah sering berada di luar perusahaan karena banyak agenda ceramah," ujar tangan kanannya itu. Adam adalah panggilannya di kantor. Pemuda itu nampak menghela nafas. Iya dia hampir sebulan ini jadwal ceramahnya agak padat di kalangan masyarakat.
" Aku akan ke kantor besok! Saat ini tanganilah aku sedang ada acara keluarga," jawabnya dengan mode datar.
"Baik pak!" serunya dengan sigap.
Seusai berbicara dengan Salman El nampak menutupnya. Dia yang akan kembali ke ruangan mendapati Alia pergi ke sebelah rumah entah apa yang dia lakukan di sana.
Saat El Melihat ke sana dia mendapati hal yang membuatnya ingin tertawa untuk pertama kalinya.
" Apa mulutku ini tidak bisa di kendalikan! Bukankah aku dia sudah menolakku dan aku pun menolak perjodohan ini. Lalu, apa yang aku katakan tadi!!!! Kenapa aku malah menerimanya??? Apa mulutku ini bodoh untuk memahami sesuatu. Ah, sial ... Saat ini bahkan tidak ada waktu bagiku untuk mengatakan tidak. Mereka sudah menentukan tanggalnya. Aaaaa,"
" Sudah puas??? Mengomelnya, masuklah mereka menunggu kita untuk mengatakan sesuatu!" serunya dengan datar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Dia Amalia
bakal munju bucin akarrrr ne🤣😂🤣
2024-03-31
0
Rita Riau
sekarang bisa bilang musuh tapi ntar bucin akut
2024-03-23
0
Lilik Juhariah
syartnya El bikin nyesek,
2024-01-09
1