Mereka menikmati malam dengan sangat berbeda. El yang sejatinya memiliki rumah makan malah harus makan di pinggir jalan secara lesehan karena istrinya itu malas naik mobil lagi. Namun El bahagia ternyata Alia yang nampak seperti gadis sosialita itu malah sebalinya. Dia sederhana dengan paras anak zaman now.
" Mas ... Alia sudah selesai!" seruannya membuyarkan lamunan El.
" Sebentar Mas habiskan dulu nasi gorengnya mubadzir jika di buang," jawab El dengan melahap nasi goreng yang sisa 3 suapan lagi.
" Ustadz tumben kelihatan! Biasanya jarang kelihatan??!" seruan abang nasi goreng pada El. El tersenyum dan menjawabnya sambil membayar bon-nya.
" Lagi sayang istri mang! Insyaallah akan sering di komplek ini mang," jawabnya membuat si mamang manggut - manggut. El menyodorkan uang lembaran 100 ribu. " Ini mang!" seru El pada si mamang.
" Kembaliannya ustadz!" seru si mang nasi goreng pada El dan sang istri yang sudah berjalan.
" Untuk mamang saja! Permisi mang ... Assalamualaikum!" seru El. Si mamang nampak berkaca - kaca. Baginya uang 50 ribu juga penting. Pak ustadz selalu melebihkan uang bayar nasi goreng jika dia beli. Mamang merasa bahagia jika bertemu dengannya.
" Waalaikumsalam ustadz! Semoga lekas di beri momongan," doanya untuk El. El dan Alia mengaminkan doanya.
" Aamiin ... " jawab mereka kemudian melangkah menjauh dari sana.
Alia berjalan beriringan dengan El menuju rumahnya. Jalan di sana termasuk sedikit ramai meskipun area perumahan. Jam segini ramai itu bukan hal aneh.
" Mas kok bohongin mamang dengan bilang Aamiin sih!" seru Alia membuat El menatap Alia dengan tatapan tak paham.
" Bohongnya sebelah mana! Kita kan hanya mengaminkan doanya saja neng. Jadi, wajarlah ... Dia doakan kita baik ya harus di aamiinin bukankah begitu?" tanyanya balik. Alia menggut - manggut sejenak. Benar juga sih yang di sampaikan oleh suaminya.
Saat hendak melanjutkan jalan Alia yang meletakkan posisi telapak kaki salah jadi terkilir karena tak hati -hati.
" Aaauuuwwwhhh!" seruan Alia sontak membuat El menatapnya dan mempertanyakan kenapa berteriak.
" Ada apa Neng?? Kamu baik - baik saja," panik el karena sang istri dalam posisi memegang tangan El.
" Salah melangkah mas. Sakit pergelangan kakinya," Keluh Alia pada sang suami.
El tanpa banyak kita karena rumah tinggal separuh perjalanan lagi sia langsung membopong Alia dalam gendongannya. Tanpa basa basi tapi tetap meminta maaf dan meminta Izin.
" Maafkan aku ... Aku harus menggendong neng!" ijinnya. Alia hanya mengangguk. Kakinya berasa ngilu saja.
Mereka berjalan sedikit melamban karena El harus menggendong Alia. Saat dia melewati beberapa rumah nampak ada pak sanusi dan keluarga sedang berada di depan rumah sedang bersantai.
" Wah, ustadz romantis sekali!" celetuk bu sanusi. El tersenyum mendengarkan penuturan bu sanusi. Sontak saja si kecil Dumay dan Dea menoleh.
" Eh, ada Om ustadz mampir Om! Mbak Zea-nya ada di dalam tuh. Pasti dia senang lihat om Ustadz!!!" serunya membuat bu sanusi dan pak sanusi saling bersitatap karena anak - anaknya membahas si sulung.
" Terima kasih ... Saya permisi pak sanusi keluarga! Kaki Istrinya terkilir jadi harus segera pulang," Pamit el. Dia khawatir Alia salah paham dan mempertanyakan Zea padanya nanti.
Saat El dan alia pergi si kembar Dumay dan Dea kembali nyeletuk yang membuat Mama Sanusi melotot pada kedua putrinya itu.
" Wah, kakak Zea kita patah tulang tuh! Eh, patah hati. Kasihan banget nasib mbak Zea di tinggal nikah," celetuk kedua anak kecil itu.
" Dumay ... Dea !!!!! Kalian ini ya .... " teriak snag mama.
Mereka berdua berhamburan masuk rumah jika sang mama sudah mulai mengamuk. Papa sanusi nampak menggelengkan kepala jika para wanita rumah ini sudah seperti tom and jerry.
Sesampainya di rumah ...
" Loh ... Tuan! Nona kenapa???" tanya bibi dengan panik.
" Gapapa mbok. Saya langsung ke kamar ya! Jangan lupa semua pintu di tutup," ujar el yang di angguki oleh ART-nya itu.
El masih menggendongnya bahkan sampai masuk ke dalam kamar. El mendudukan Alia di ranjang. Dia juga membantu Alia bersandar. Dia membuka kaos kaki Alia.
" Sekali lagi aku harus melakukan ini! Tahanlah sedikit neng," ujar El sambil membuka kaos kaki snag istri.
Kulitnya yang nampak kenyak dan putih membuat hati el berdegup kencang. Entah suka atau getaran malu El tak mau mengurusi hal itu. Dia harus segera membantu alia meredakan rasa nyeri di kakinya.
" Mas ... Di biarin aja! Sakit kalau di tarik. Dulu Alia sudah pernah. Kapok mas! Jangan ya ... " Pinta Alia membuat el mwnggelengkan kepala.
" Neng apakah kamu pernah mencintaiku???" tanyanya spontanitas tanpa melihat lawan. Alia nampak berkedip - kedip. Sedangkan tangan El sudah beraksi ketika dia memfokuskan Alia padanya.
" Kapan???" tanya alia menatap suaminya.
" Dulu mungkin atau sekarang mungkin neng!???" Tanyanya sekaligus jawaban ngasalnya. El langsung menarik kaki Alia dengan lekas dan Alia kembali berteriak karena sakit.
" Aaaaahhhh! Sakit mas!" teriaknya. Saat itu juga El tersenyun dan mendapati Bunda menelponnya dengan marah - marah.
" El!!!! Kamu menelpon bunda suruh mendengarkan adegan erotis kalian!!! Keterlaluan pengantin baru ini. Sabar alia memang sakit tapi cuma sebentar!!!" seru bunda membuat El malu. Apa yang bundanya maksud dengan mengatakan Hal ini???
" Tidak bun Maaf! El matikan ... Assalamualaikum," serunya panik. Alia menatap tajam suaminya untuk menemukan jawaban atas kegugupannya dan kemarahan bunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Dia Amalia
gumblung ema El😂🤣😂
2024-03-31
1
Dian Isnawati
lanjut
2024-01-20
0
Lilik Juhariah
lanjut mbak , crazy up sekali kali
2024-01-20
0